Kajian Tipologi Pedesaan Dalam Mengatasi Disparitas Wilayah Perbatasan Kecamatan Paloh

Nana Novita Pratiwi

Abstract


Kecamatan Paloh merupakan wilayah perbatasan yang cukup strategis dan potensial dalam pengembangan pusat-pusat layanan dan kegiatan ekonomi lokal. Namun demikian, Paloh memiliki angka disparitas tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Kabupaten Sambas. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji tipologi pedesaan untuk mengatasi disparitas wilayah di perbatasan. Adapun sasaran penelitian ini yaitu mengidentifikasi kondisi disparitas, mengidentifikasi tipologi desa, dan mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan wilayah di Kecamatan Paloh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mixed method. Berdasarakan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa disparitas Kecamatan Paloh masih tergolong kecil namun mengalami pertumbuhan indeks yang semakin tinggi dalam lima tahun terakhir. Menurut tipologinya, Kecamatan Paloh termasuk desa pesisir dataran rendah di Perdesaan dengan tingkat perkembangan desa Swakarsa yaitu desa-desa yang sedang mengalami perkembangan sedang dalam segala bidang terkait dengan aspek sosial dan ekonomi. Kecamatan Paloh memiliki sumber daya alam terutama di sektor kelautan yang sangat besar. Faktor-faktor yang dianggap kurang mendukung perkembangan wilayah di Kecamatan Paloh antara lain ketersediaan infrastruktur. Khususnya pada akses jalan dan sarana prasarana pengembangan ekonomi, sehingga berpengaruh pada rendahnya peluang usaha dan rendahnya mobilitas orang dan barang baik dari luar ke dalam maupun dari dalam keluar.

Keywords


desa, disparitas, wilayah, Paloh

Full Text:

PDF

References


PP No. 72 Tahun 2005 Tentang Pemerintahan Desa

UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

PP No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Affandi, Anwar. (2005). Ketimpangan Pembangunan Wilayah Perdesaan. Tinjauan Kritis. P4Wpress. Bogor.

Anwar, A. (2001). Pembangunan Wilayah Perdesaan dengan Desentralisasi Spatial Melalui Pembangunan

Agropolitan yang Mereplikasi Kota-Kota Menengah dan Kecil. Makalah disampaikan pada Pembahasan

Proyek Perintisan Pengembangan Wilayah Perdesaan, 15 November 2001. Jakarta

Budianta, Aziz. (2010). Pengembangan Wilayah Perbatasan Sebagai Upaya Pemerataan Pembangunan

Wilayah Wilayah Di Indonesia. Jurnal SMARTek. Vol 8, No 1, Hal 72-82.

Glasson, John. (1977). Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan Paul Sitohang. LPEM-FEUI. Jakarta.

Hadiwijoyo, S. (2011). Perbatasan Negara Dalam Dimensi Hukum Internasional. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hayami, Y dan V.W. Ruttan. (1971). Agriculture Development: An International Perspective. The John Hopleins

Press. Baltimore and London.

Husnadi. (2006). Menuju Model Pengembangan Kawasan Perbatasan Daratan Antar Negara. Tesis tidak

diterbitkan. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegro. Semarang.

Kanthi, Sri. (1998). Identifikasi Permasalahan Kesenjangan Wilayah. Kasus: Tiga Desa Sebagai Masukan

Pengembangan Wilayah Kabupaten Tulungagung Bagian Barat Selatan. Jurnal Plannit. Edisi Pertama.

Institute Teknologi Nasional. Malang.

Kartasasmita, G. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat. Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Penerbit

Pustaka Cidesindo.

Kuncoro, M. (2004). Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Wilayah dalam buku Otonomi Dan

Pembangunan Daerah. Erlangga. Jakarta.

Kuznets, S. (1955). Economic Growth and Income Inequality. American Economic Review. 45, hal 1-28.

Muhadjir, N. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bayu Indra Grafika. Yogyakarta.

Murty, S. (2000). Regional Disparities: Need and Measure for Balanced Development In Shukla, (Ed). Regional

Planning dan Sustainable Development. Kanishka Publishers, Distributor. New Delhi-110 002

Muta’ali, L. (2013). Pengembangan Wilayah Perdesaan (Perspektif Keruangan). Badan Penerbit Fakultas

Geografi (BPFG) UGM. Yogyakarta.

Muta’ali, L. (2014). Pengembangan Kawasan Perbatasan. Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) UGM.

Yogyakarta.

Pratiwi, Nana Novita. (2015). Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Masyarakat Wilayah Kabupaten Malang.

Prosiding Semiar Nasional, PIPT. ISBN 9978-602-8355-41-4.

Sjafrizal. (2012). Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. RajaGrafindo Persada. Jakarta

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Sumpeno, W. (2011). Perencanaan Desa Terpadu. Edisi Kedua. Read. Aceh

Syahza, Almasdi dan Suarman. (2013). Strategi Pengembangan Daerah Tertinggal Dalam Upaya Percepatan

Pembangunan Ekonomi Perdesaan. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol 14. No 1. Hal 126-139.

Tarigan A. (2003). Rural-Urban Economic Linkage. Jurnal Forum Inovasi Capacity Building and Good

Governance. Jakarta.

Thontowi, J. (2009). Masyarakat Marjinal Perbatasan di Kalimantan Barat. Upload 15 September 2009.

Todaro, Michael P. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Ketujuh. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Umbu, Johny. (2003). Strategi Pengembangan Wilayah Terbelakang, Satu Alternatif Penganggulangan

Masalah Kesenjangan. Jurnal Plannit. Tahun 2001. Edisi Pertama. Institute Teknologi Nasional. Malang.

UNDP. (1995). Human Development Report. Oxford University Press. New York.

Williamson, J,G. (1965). Regional Inequality and The Process of National Development, a Description of

Pattern, Economic Development and Cultiral Change. Vol.XXXVII. No 27.

Yayuk dan Mangku. (2003). Sosiologi Perdesaan. Lappera Pustaka Utama. Yogyakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.26418/uniplan.v1i1.43049

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 UNIPLAN: Journal of Urban and Regional Planning



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura Pontianak, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124, Kalimantan Barat, Indonesia.
Email: [email protected]