PERUBAHAN UNSUR HARA NITROGEN (N) DAN PHOSPHOR (P) TANAH GAMBUT DI LAHAN GAMBUT YANG DIPENGARUHI LAMA PENGOLAHAN LAHAN

Abdulmujib Alhaddad

Abstract


Sejak 1987 petani memanfaatkan pukan ayam untuk meningkatkan ketersediaan  hara, sebelumnya mereka menggunakan limbah ternak babi. Keberadaan pukan ayam  diperlukan terutama agar sebagian kebutuhan hara makro dan mikro dapat dipenuhi.  Walaupun telah diketahui adanya perubahan sifat tanah gambut akibat penggunaan lahan untuk pertanian, tetapi jenis sifat-sifat tanah yang berubah dan besar perubahannya masih belum diketahui secara pasti. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perubahan kandungan unsur Nitogen (N) dan Phosphor (P) tanah gambut yang dibudidayakan pada  praktek pengelolaan lahan gambut sejalan waktu pengelolaan. Penelitian ini dilakukan di lokasi lahan gambut Siantan, kota Pontianak pada bulan oktober hingga desember. Lahan gambut di Siantan diidentifikasi lama pengelolaannya, kemudian di kategorikan dalam empat(4) kelompok waktu pengolahan, yaitu tidak pernah diolah (TO), telah diolah kurang dari(<) 10 tahun (OLX), telah diolah selama 10-20 tahun (OLY), dan diolah selama 20-30tahun (OLZ). Pada setiap lahan pengelolaan dilakukan pengambilan contoh tanah dari delapan(8) titik  pengamatan yang berbeda untuk kemudian dilakukan pengukuran ketersediaan haranya. Pada setiap titik pengamatan diambil contoh tanah komposit dari lapisan 0-2 0cm, 20-40 cm dan 40-80 cm. Pada setiap titik pengamatan, diikuti dengan wawancara dengan petani pengelola lahan. Pengukuran ketersediaan Nitorgen dan Phosphor tanah gambut dilakukan dengan mengambil contoh tanah untuk keperluan analisis dilaboratorium. Analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Tanah Universitas Gadjah Mada. Hasil penelitian menunjukan Perbedaan karakteristik hara lahan gambut di Siantan akibat lama waktu pengolahan dan yang tidak diolah, hanya terjadi di lapisan olah 0-20cm dan lapisan 20-40cm. Perbedaan nyata antara lahan gambut yang tidak diolah dengan yang diolah terlihat pada karakteristik Nitrogen, Posphor. Perbedaan nyata pada Nitorgen dan Phosphor tanah di lahan gambut ini disebabkan pengolahan lahan yang intensif dengan masukan yang tinggi dari abu bakaran, busukan ikan dan kulit udang, kapur dan  pupuk urea. Secara umum lamanya waktu pengolahan tidak secara nyata memberikan perbedaan pada karakteristik lahan gambut Siantan. Pada lapisan 40-80cm pengaruh pengolahan dan lamanya waktu pengolahan tidak terlihat nyata pada Nitorgen dan Phosphor. Hal ini menunjukan pengaruh pengolahan lapisan atas sangat terbatas pengaruhnya pada lapisan yang lebih dalam. Tidak berbeda nyatanya pengaruh lamanya waktu pengolahan lahan gambut di Siantan, menunjukan adanya kestabilan keadaan hara pada lahan tersebut meskipun mendapat input hara yang intensif dalam waktu lama.


Keywords


Gambut ; Lahan Gambut Siantan ; Karakteristik Kimia ; Hara

Full Text:

PDF

References


Andriesse, J.P. 1988. Nature and management of tropical peat soils. Soil resources Management and Conservation service FAO Land and Water Development Division. FAO Soils Bulletine. 59. Rome.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pontianak. 1994. Rencana Strategis Pengembangan Kota Pontianak. Pemerintah Kota pontianak. Pontianak.

Djaenuddin, D. 1987. “Evaluasi Lokasi Bermasalah di Daerah Transmigrasi KalimantanTengah” , JurnalLitbang PertanianVI (3) : 73 79.

Driessen, P.M., dan Permadhy Sudewo. . 1990. Sebuah tinjauan tentang tanaman- tanaman dan kinerja tanaman di lahan gambut dataran rendah kawasan Asia Tenggara. Lembaga Penelitian Tanah. Bogor.

Halim, A. 1987. Pengaruh Pencampuran Tanah Mineral dan Basa dengan Tanah Gambut Pedalaman Kalimantan Tengah dalam Budidaya Tanaman Kedelai. Disertasi Fakultas Pascasarjana, IPB. Bogor.

Maas, A. 1997a. Pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Alami. Vol. 2 No. 1. ISSN: 0853-8514

Maas, A. 2002. Lahan Rawa sebagai Lahan Pertanian Kini dan Masa Depan dalam Prosiding Seminar Nasional Pertanian Lahan Kering dan Lahan Rawa. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. Banjarbaru.

Murayama, A. dan Zahari. 2005. Perubahan Karakteristik Lahan Gambut Setelah Lebih

Tahun Pembukaan Lahan di Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. VIII: 76-81.

Noor, M. 2001. Pertanian lahan Gambut Potensi dan Kendala. Penerbit Kanisius.

Notohadiprawiro, T. 1996. Constraints to achieving the agricultural potential of tropical peatlands - an Indonesian perspective. In:

E. Maltby. CP. Immirzi, & RJ. Safford (eds.), Tropical lowland Peatlands of Southeast Asia. IUCN. Gland, Switzerland. h 139—154.

Rajaguguk,B. dan B. Setiadi.1989. Strategi pemanfaatan gambut di Indonesia kasus pertanian. Seminar gambut untuk perluasan pertanian. Fak. Pertanian UISU. Medan.

Sabiham, S. 1988. Studies on peat in the coastal plains of Sumatera dan Borneo. Part I: Physiography and geomorphology of the coastal plains. Tonan Ajia Kenkyu (Southeast Asian Studies). 26 (3): 307-

Sagiman,S. 2005. Pertanian di lahan gambut berbasis pasar dan lingkungan, sebuah pengalaman pertanian gambut dari Kalbar. Workshop gambut HGI. Palangkaraya 20- 21 Sept 2005.

Stevenson, F.J. 1984. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions. John Wiley and Sons Inc. New York.Widjaya Adhi, IPG. 1988.. Physical and chemical characteristic of peat soils of Indonesia. IARD. Journal 10(3).

Stewart, J.W.B., and H. Tiessen. 1991. Dynamic of soil organic phosphorus. Biogeochemistry 4: 41-60.

Syers, J.K. 1980. Soil Science and Sustainable Land Management in The Tropics. Wallingford.

Tan KH. 1998. Principles of Soil Chemistry. 3rd ed. Marcel Decker, Inc. New York-Basel- Hongkong.

Widjaja-Adhi, K. Nugroho, D.A. Suriadikarta, dan

A.S. Karama, 1992. Sumber daya lahan rawa: potensi, keterbatasan dan pemanfaatan. Dalam Pengembangan Terpadu Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak. Risalah Pertemuan Nasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Departemen Pertanian.

Yonebayashi. 1992. Effect of phenolic acid on the growth and occurance of sterility in crop plants. Pp;358-369. In;K. Kyuma, P. Vijarnsorn, and A. Zakaria (eds). Coastal Lowland Ecosystem in Southern Thailand and Malaysia. Showado-Printing CO., Skyaku. Kyoto.




DOI: http://dx.doi.org/10.26418/pedontropika.v1i1.15067

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Jurnal Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan 
(Journal of Soil Science and Land Resources)
Print ISSN: 2443-101X ; Online ISSN: 2579-9800
Email: [email protected]
Published by: Department of Soil Science, Faculty of Agriculture, Tanjungpura University
Jl. Jendral Ahmad Yani Pontianak. Telp. (0561) 740191 Fax (0561) 740191
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.