Laju Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii Berdasarkan Perbedaan Kedalaman dengan Metode Keramba Jaring Apung di Perairan Pulau Lemukutan

Fiqih Wahyudi Maulana, Sukal Minsas, Ikha Safitri

Abstract


Pulau Lemukutan yang terletak di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat berpotensi menjadi sentra budidaya rumput laut. Perairan Pulau Lemukutan memiliki keanekaragaman jenis rumput laut dengan tingkat penyebaran luas. Salah satu jenis yang dibudidayakan oleh masayarakat lokal adalah Eucheuma cottonii. Masyarakat melakukan budidaya dengan menggunakan metode Keramba Jaring Apung (KJA). Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut yang dibudidayakan adalah kedalaman. Kedalaman berkaitan dengan penetrasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju pertumbuhan rumput laut E. cottonii berdasarkan perbedaan kedalaman dengan metode KJA dan mengetahui parameter fisika dan kimia perairan yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut. Rumput laut ditanam pada kedalaman 30 cm, 60 cm, dan 90 cm. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan harian tertinggi pada kedalaman 30 cm dengan pertambahan berat rumput laut sebesar 4,21 g/hari. Suhu, salinitas, pH, fosfat, kedalaman, dan kecerahan berkorelasi kuat terhadap penanaman rumput laut pada kedalaman 30 cm.


Keywords


Rumput laut, Eucheuma cottonii, keramba jaring apung, kedalaman, laju pertumbuhan

Full Text:

PDF

References


Abdullah, A.A. 2011. Teknik Budidaya Rumput Laut K. alvarezii dengan Metode Rakit Apung Di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 3(1): 21–26.

Aditya, T.W. dan Ruslan. 2003. Rekayasa teknologi produksi rumput laut (Kappaphycus alvarezii). Laporan Tahunan Balai Budidaya Laut Tahun Anggaran 2003. 95-97.

Akib A., M. Litaay, Ambeng dan M. Asnady. 2015. Kelayakan Kualitas Air Untuk Kawasan Budidaya Eucheuma cottonii Berdasarkan Aspek Fisika Kimia dan Biologi di Kabupaten Kepulauan Selayar. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 1(1): 25-36.

Anggadiredja, J.T., A. Zatnika, H. Purwoto dan S. Istini. 2006. Rumput Laut. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anggadiredja, J.T., A. Zatnika, H. Purwoto, dan S. Istini. 2010. Rumput Laut: Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial. Jakarta: Penebar Swadaya.

Aryati, R.W., L. Sya’rani, dan E. Arini. 2007. Analisis Kesesuaian Perairan Pulau Karimun Jawa dan Pulau Kemujan sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pasir Laut. 3(1): 27-45.

Atmadja, W.S. 1979. Mengenal Jenis-jenis Rumput Laut Budidaya. Jakarta: Pewarta Oceana.

Boyd, C.E., 1990. Water Quality in Pond for Aquaculture. Auburn: Alabama Aquaculture Expriment Station, Auburn University.

Cokrowati, N., A. Arjuni, dan R. Rusman. 2018. Pertumbuhan Rumput Laut K. alvarezii Hasil Kultur Jaringan. Jurnal Biologi Tropis. 18(2): 216-223.

Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2005. Profil Rumput Laut Indonesia. Jakarta: DITJENKANBUD.

Fikri M., S. Rejeki, dan L.L. Widowati. 2015. Produksi dan Kualitas Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dengan Kedalaman Berbeda di Perairan Bulu Kabupaten Jepara. Journal. of Aquaculture Management and Technology. 4(2): 67-74.

Gultom, R.C., I.G.N.P. Dirgayusa, dan N.L.P.R. Puspitha. 2016. Perbandingan Laju Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dengan Menggunakan Sistem Budidaya Ko-kultur dan Monokultur di Perairan Pantai Geger, Nusa Dua, Bali. Journal of Marine Research and Technology. 2(1): 8–16.

Harapan, S.B.S., R.A. Mawarti, dan M. Mulyono. 2019. Performansi Pertumbuhan Rumput Laut K. alvarezii Dengan Menggunakan Bibit Hasil Kultur dan Non-Kultur Jaringan di BBPBL Lampung. Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan. 2(2): 93-99.

Hayashi, L., E.J. de Paula, and F. Chow. 2007. Growth Rate and Carrageenan Anlyses in Four Strains of Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Gigartinales) Farmed in the Subtropical Waters of Sao Paulo State, Brazil. Journal of Applied Phycology. 19(5): 393-399.

Heriansah, A. dan Fadly. 2015. Penentuan kesesuaian lokasi keramba jaring apung kerapu (Epinephelus spp) melalui Sistem Informasi Geografis di Pulau Saugi Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Balik Diwa. 6(2): 26-33.

Indriani, H. dan E. Sumiarsih. 2003. Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Jakarta: Penebar Swadaya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). 2022. Menteri Trenggono Siapkan Solusi Penyakit Rumput Laut di Jailolo. [Online]. From:https://kkp.go.id/kkp/artikel/38576-menteri-trenggono-siapkan-solusi-penyakit-rumput-laut-di-jailolo. [Diakses pada 15 November 2022].

Latif, I. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Terhadap Pertumbuhan Produksi dan Kandungan Karagenan Rumput Laut Kappaphycus striatum. http://www. unhas.com. [Diakses pada 28 Juli 2022].

Majid, A., N. Cokrowati, dan N. Diniarti. 2018. Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Pada Kedalaman Yang Berbeda, di Teluk Ekas, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Thesis. Mataram: Universitas Mataram.

Mondoringin, L., R.B. Tiwa, dan I. Salindeho. 2013. Pertumbuhan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii pada Perbedaan Kedalaman dan Berat Awal di Perairan Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Journal Budidaya Perairan. 1(3): 63-68.

Mudeng, J.D., M.E.F. Kolopita, dan A. Rahman. 2015. Kondisi Lingkungan Perairan Pada Lahan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii di Desa Jayakarsa Kabupaten Minahasa Utara. Journal Budidaya Perairan. 3(1): 172-186.

Musa, N. and L.S. Wei. 2008. Bacteria attached on cultured seaweed Gracilaria changii at Mangabang Telipot, Terengganu. Academic Journal of plant sciences. 1(1): 01-04.

Nurqomar, A.. 2022. Perbandingan Laju Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dengan Metode yang Berbeda di Perairan Lemukutan Kalimantan Barat. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura.

Nursyahran dan Reskiati. 2013. Peningkatan Laju Pertumbuhan Thallus Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) yang Direndam Air Beras dengan Konsentrasi Yang Berbeda. Jurnal Balik Diwa. 4(2) :13-18.

Patty, S.I., H. Arfah, dan S.A. Malik. 2015. Zat Hara (Fosfat, Nitrat), Oksigen Terlarut Dan pH Kaitannya Dengan Kesuburan di Perairan Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 1(1) :43-50.

Poncomulyo, T., H. Maryani, dan L. Kristiani. 2006. Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Rachmawati, S. dan A.A. Abdillah. 2019. Studi Pertumbuhan Bibit Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Hasil Kultur Jaringan dengan Metode Longline Berbingkai di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung. Jurnal Perikanan Pantura. 2(1): 1-9.

Rismawati. 2012. Studi Laju Pengeringan Semi-Refined Carrageenan (src) Yang Diproduksi Dari Rumput Laut Eucheuma cottonii Dengan Metode Pemanasan Konvensional dan Pemanasan OHMIC. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Rukhni, M. 2016. Upaya Peningkatan Produksi Rumput Laut Euchema cottonii Menggunakan Bibit Kultur Jaringan pada Kedalaman Berbeda di Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Serdiarti, N. dan I.M. Widiastuti. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Rumput Laut Eucheuma cottonii Pada Kedalaman Penanaman Yang Berbeda. Media Litbang Sulteng III. 3(1) :21–26.

Setiyanto, D., I. Efendi, dan K.L. Antara. 2008. Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii var Maumare, var Sacol dan Eucheuma cottonii di perairan Musi Buleleng. Jurnal Ilmu Kelautan. 13: 171-176.

Sudradjat, A. 2009. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Yogyakarta: Penebar Swadaya.

Suharto. 2016. Hubungan Daya Tanggap Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada Nasabah Tabungan Supa PT. BPR Sumber Pangasean Bandar Jaya). Jurnal Akuisisi. 12(1): 51-63.

Sulistijo. 2002. Penelitian Budidaya Rumput laut (Alga makro/Seaweeds) di Indonesia, Pidato Pengukuhan Ahli Peneliti Utama Bidang Akuakultur. Jakarta: Puslitbang Oseanografi-LIPI.

Sulistijo, dan W.S. Atmadja. 1996. Perkembangan budidaya rumput laut di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Oseanografi-LIPI.

Sunarto. 2008. Peranan Cahaya Dalam Proses Produksi di Laut. Bandung: Universitas Padjajaran.

Surni, W.A. 2014. Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) pada Kedalaman Air Laut yang Berbeda di Dusun Kotania Desa Eti Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat. Biopendix. 1(1): 66-104.

Susilowati, T., S. Rejeki, E.N. Dewi, dan Zulfitriani. 2012. Pengaruh Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottoni) Yang Dibudidayakan dengan Metode Longline di Pantai Mlonggo Kabupaten Jepara. Jurnal Saintek Perikanan. 8(1): 7-12.

Yusuf, M.I. 2004. Produksi Pertumbuhan Kandungan Karaginan Rumput Laut K. alvarezii Yang Dibudidayakan dengan Sistem Air Media dan Thallus Benih Yang Berbeda. Disertasi. Makassar: Program Pasca Sarjana Universitas Hasanudin.

Zonneveld, N., E.A. Huisman, dan J.H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.




DOI: https://doi.org/10.26418/lkuntan.v6i2.58126

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright © 2021 Jurnal Laut Khatulistiwa, except certain content provided by third parties. This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Free counters!