Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Di Teluk Cina, Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat

Nicodemus Billy Pranata

Abstract


Teluk Cina merupakan salah satu wilayah di Pulau Lemukutan yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan dan beberapa lainnya menjadi pelaku pariwisata. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang memiliki produktivitas tinggi karena terdapat berbagai kehidupan biota didalamnya. Meningkatnya jumlah aktivitas pariwisata dan kegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan, berpengaruh pada kondisi ekosistem terumbu karang. Hal menjadi alasan penelitian ini dilakukan. Penelitian kondisi ekosistem terumbu karang ini dilaksanakan pada bulan April – November 2017 di Teluk Cina, Pulau Lemukutan. Metode penelitian ini adalah Purposive Sampling Method dengan teknik pengambilan data menggunakan metode Reef Check. Hasil penelitian menunjukkan persentase kondisi ekosistem terumbu karang di Teluk Cina, Pulau Lemukutan berada pada nilai 35,6% masuk pada kategori sedang.

Kata Kunci : Terumbu Karang, Reef Check, Teluk Cina


Keywords


Terumbu Karang, Reef Check, Teluk Cina, Lemukutan

Full Text:

PDF

References


Coremap, 2016. Pemutihan Karang (Bleaching Coral) Tahun 2016. CIRTC COREMAP–LIPI. [Online], from: http://coremap.or.id/berita/1172. [Diakses 2 April 2017]

Dianaastuuty. 2016. Studi Kompetisi Turf Alga dan Karang Genus Acropora Di Pulau Menjangan, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. UNDIP, Semarang.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat. 2005. Master Plan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bengkayang. Pontianak: DKP Kalbar.

Edrus N. I., Y. Siswantoro, dan I. Suprihanto. 2004. Sumber Daya Terumbu Karang Pulau Penata Besar, Lemukutan, dan Pulau Kabung Perairan Kalimantan Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Vol.10 (6): 61-74.

Frimanozi S. 2014. Komposisi dan Struktur Komunitas Ikan Kepe-Kepe (Famili Chaetodontidae) di Perairan Pantai Taman Nirwana, Kota Padang. Universitas Andalas, Padang.

Habibi. 2007. 10 Tahun Reef Check Indonesia. Yayasan Reef Check Indonesia. Bali Utara.

Haerul. 2013. Analisis dan Keragaman Terumbu Karang Di Pulau Sarappolompo, Kabupaten Pangkep. Makassar: Universitas Hasanuddin, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Makassar (Skripsi).

Harfiandri. 2003. Terumbu Karang Kita. Padang: Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir, Universitas Bung Hatta.

Hidayat, N. 2005. Kajian Hidro-Oceanografi Untuk Deteksi Proses-Proses Fisik Di Pantai. Palu: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako.

Hudson. G. 2006. Reef Check Introduction Manual : A Guide to Reef Check Coral Reef Monitoring. Reef Check Foundation, Pasific Palisades. California, USA.

Iskandar. 2009. Hubungan Antara Bulu Babi, Makroalgae Dan Karang Di Perairan Daerah Pulau Pucung. UMRAH. Tanjung Pinang.

Johan O. 2003. Metode Survei Terumbu Karang Indonesia. Dalam Makalah Training Course: Karakteristik Biologi Karang. Yayasan TERANGI.

Manuputty A. 2009. Metode PIT Untuk Masyarakat. COREMAP – LIPI, Jakarta

Nababan T. 2010. Persen Tutupan Terumbu Karang Hidup Di bagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nangroe Aceh Darussalam. Medan: Universitas Sumatra Utara, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (Skripsi).

Nur dan Karneli. 2015. Kandungan Logam Berat (Pb) Pada Kima Sisik (Tridacna Squmosa) di Sekitar Pelabuhan Feri Bira. UIN Allaudin, Makassar.

Setiapermana D. 1997. Peranan Disturbansi Pada Keanekaragaman Jenis Terumbu Karang Pada Perairan Dangkal. Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta.

Suharyanto. 2008. Distribusi dan Persentase Tutupan Sponge Pada Kondisi Terumbu Karang dan Kedalaman Berbeda Di Perairan Pulau Barranglompo, Sulawesi Selatan. UNS. Surakarta

Sudiono, G. 2008. Analisis Pengelolaan Terumbu Karang Pada Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Randayan dan Sekitarnya Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Semarang: UNDIP (Tesis).

Suparno. 2005. Kajian Bioaktif Spons Laut (Filum: Demospongiae) Suatu Peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia Dalam Bidang Farmasi. IPB, Bogor.




DOI: http://dx.doi.org/10.26418/lkuntan.v1i2.24211

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright © 2021 Jurnal Laut Khatulistiwa, except certain content provided by third parties. This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Free counters!