POLA SIRKULASI LAPANGAN PUPUTAN BADUNG SEBAGAI RUANG PUBLIK KOTA DENPASAR
Abstract
Sebagai salah satu ruang terbuka publik di pusat Kota Denpasar, Lapangan Puputan Badung merupakan lapangan yang paling banyak diminati oleh pengunjung karena mewadahi berbagai kegiatan warga kota untuk berekreasi, berolahraga, bahkan berdagang. Sebagai urban heritage Kota Denpasar, kawasan lapangan ini juga menjadi ajang aktivitas budaya. Berbagai aktivitas tersebut sangat potensial memunculkan konflik ruang, terutama pada ruang-ruang yang mewadahi beberapa fungsi karena setiap fungsi memiliki karakter kegiatan yang berbeda. Aktivitas utama dan pola sirkulasi yang dihasilkan oleh pengunjung perlu distudi untuk menghindari konflik ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas utama dan pola sirkulasi pengunjung Lapangan Puputan Badung yang didapatkan dari tiga tipologi pelaku dan makna aktivitas mereka selama mengunjungi lapangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui pengamatan pada lima indikator: pelaku, aktivitas, sirkulasi, waktu, dan bentuk dimensi dasar dari setiap segmen. Teori Gehl, Lang, dan Krier menjadi rujukan untuk menggambarkan pola sirkulasi ke dalam behavioral mapping (pemetaan perilaku). Pemetaan ini dapat memetakan perilaku pengunjung, mengidentifikasikan jenis dan frekuensi perilaku, serta menunjukkan kaitan antara perilaku dengan ruangnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lapangan Puputan Badung dapat diakses setiap saat oleh siapa saja. Aktivitas utama yang berlangsung pada lapangan tersebut adalah aktivitas berolahraga (jogging) yang dilakukan oleh pengunjung (pelaku sekunder), sedangkan pedagang (pelaku primer) hanya beraktivitas pada tempat dan waktu tertentu. Aktivitas pada pinggir lapangan cenderung mengikuti pola linier, sedangkan pola acak dihasilkan pada aktivitas pelaku di tengah lapangan. Segmen yang paling beragam aktivitasnya menjadi indikator yang baik bagi kelangsungan lapangan ini sebagai ruang publik kota. Penciptaan ruang publik kota yang bermanfaat bagi warganya memerlukan penyediaan sejumlah fasilitas yang memang dibutuhkan, seperti fasilitas untuk berekreasi dan berolahraga, sekaligus juga, menyediakan fasilitas untuk berjualan sesuai tempat dan waktu.
CIRCULATION PATTERNS ON URBAN PUBLIC SPACE OF THE LAPANGAN PUPUTAN BADUNG IN DENPASAR
Among public spaces in the inner city of Denpasar, Lapangan Puputan Badung is the most popular public space because it accommodates residents' various recreational activities, sports, and even street vendors. As the urban heritage of Denpasar, this field is also a place for cultural activities. These multiple activities can create spatial conflicts, particularly in spaces that accommodate several functions because each function has a different activity character. The main activities of the people and their circulation patterns need to be studied to avoid space conflicts. The study aims to identify the main activities and circulation patterns of the Lapangan Puputan Badung obtained from three typologies of civitas and the meaning of their activities during visiting. A qualitative method with a case study approach through observations on five indicators: civitas, activities, circulation, time of activities, and the basic dimensions of each segment. Some theories from Gehl, Lang, and Krier evolve a reference to describe circulation patterns in behavioral mapping. The mapping describes the people's behavior, identifies the type and frequency, and shows the relationship between behavior and space. The study reveals that the main activities in the field are sports activities (jogging) carried out by people (secondary actors), and the street vendors (primary actors) only move at certain places and times. Activities on edges tend to follow a linear pattern, generating random patterns in the middle of the field. The segment with the most diverse activities is a good indicator of the sustainability of this field as a city public space. Public spaces benefit people when the areas provide various facilities, such as recreation and exercise, and street vendors in a particular place and time
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anggriani, N. (2010). Ruang Publik dalam Perancangan Kota. Yayasan Humaniora. Surabaya.
Bungin, B. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.
Carr, S., Francis, M., Rivlin, L. G., and Stone, A. M. (1992). Public Space. Cambridge University Press.
Creswell, J. W., and J David Creswell, J. D. (2017). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications.
Damayanty, N., Izziah, and Anggraini, R. (2018). “Kajian Kesesuaian Penataan Ruang Terbuka Publik Di Kawasan Pasar Aceh Kota Banda Aceh dengan Komponen dan Indikator Perancangan Taman Kota Serta RTRW Kota Banda Aceh 2009-2029.” Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, 1 (1), 53–62.
Darmawan, E. (2005(. Analisa Ruang Publik Arsitektur Kota. Universitas Diponegoro Press.
Gehl, J. (2010). Cities for People. Washington DC. Island Press.
Gehl, J. (2011). Life Between Buildings: Using Public Space. Island Press.
Hantono, D. (2017). “Pola Aktivitas Ruang Terbuka Publik Pada Kawasan Taman Fatahillah Jakarta.” Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, 11(6), 265–77. https://doi.org/10.24002/jars.v11i6.1360.
Hasim, I. S., Syarif, B. R., Raydar, D., and F A Abiel. (2015). “Rancangan Elemen, Sistem Sirkulasi, Dan Tata Hijau Lanskap Pada Lahan Kontur Di Hotel Padma Bandung.” Reka Karsa, 3(1), 1–12.
Illiyin, D. F., dan Idajati, H. (2015). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat dalam Penggunaan Ruang Terbuka Publik sebagai Fungsi Sosial di GOR Delta Sidoarjo Berdasarkan Prefernsi Masyarakat.” Jurnal Teknik, 4(2), C114–18. http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/11274/2446.
Jamalludin, Rizqi. (2018). “Identifikasi Alun-Alun Kudus sebagai Fasilitas Ruang Terbuka Publik ditinjau terhadap Pendekatan Dimensi Fungsi dan Dimensi Sosial.” Jurnal Planologi, 15(1), 34–48. https://doi.org/10.30659/jpsa.v15i1.2761.
Kohdrata, N., Suartika, G. A. M., Krisnandika, A. A. K., Yusiana, L. S., & Dharmadiatmika, I. M. A. (2019). “The Spectrum of City Park Service Scope: Case Study of Lapangan Puputan Badung and Lapangan Puputan Margarana Denpasar-Bali.” in IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science (Vol. 396). Institute of Physics Publishing.
Krier, R. (1991). Architectural Composition. Academy Editions.
Lang, J. T. (2005a). Urban Design: A Typology of Procedures and Products, Illustrated with over 50 Case Studies. Oxford, UK: Architectural Press.
Lang, J. T. (2005b). Urban Design: A Typology of Procedures and Products (First Edition). Oxford: Elsevier/Architectural Press, Vol. 9031.
Lang, J. T. (1987). The Built Environment Social Behavior: Architecture Determinism Reexamined Viair. The WIT Press.
Santoso, J. T., Mustikawati, T., Suryasari, N., dan Titisari, E. Y. (2016). Pola Aktivitas Wisata Belanja dI Kampung Wisata Keramik Dinoyo, Malang. Tesa Arsitektur, 14(1). https://doi.org/ 10.24167/tes.v14i1.560
Yin, R. K. (2014). Case Study Research: Design and Methods, Fifth Edition. SAGE Publications.
DOI: https://doi.org/10.26418/lantang.v9i2.51920
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Editorial Office/Publisher Address:
Department of Architecture, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura Pontianak, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124, Kalimantan Barat, Indonesia.
E-mail address: langkaubetang@untan.ac.id