Sistem Informasi Geografis Lahan Pertanian Rawan Kebakaran di Kota Singkawang

Fitri Fitri Imansyah

Abstract


Kebakaran hutan dan lahan yang hampir setiap tahun terjadi pada musim kemarau di Kota Singkawang, terutama disebabkan oleh faktor manusia.  Kebakaran ini merupakan ancaman terhadap kelestarian hutan dan lahan, ekonomi, sosial, lingkungan dan  bahkan politik.   Dampak bencana ini tidak bisa dibendung oleh satu batas wilayah. Oleh karena masalah “tamu tahunan” ini harus dicegah dan ditanggulangi secara serius melalui berbagai aktivitas. Dalam rangka membantu untuk merencanakan pengeleloaan dibidang lahan pertanian khususnya lahan rawan kebakaran, dipandang perlu memanfaatkan sistem informasi geografis (SIG). Untuk membangun SIG diperlukan data utama yaitu data spasial (peta) dan data atribut (statistik). Kedua jenis data harus tersedia secara bersama-sama untuk memberikan informasi yang akurat. Masalah yang muncul bagaimana mentransformasikan kondisi real (real world) ke domain SIG, bagaimana manajemen datanya, dan bagaimana membangun aplikasi SIG yang bermanfaat sebagai salah satu unsur penunjang dalam pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah terinventarisasi dan terdokumentasikannya data dan informasi pemetaan lahan pertanian rawan kebakaran baik secara numerik maupun spasial, sehingga dapat mendukung penetapan strategi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang berdaya guna dan berhasil guna. Serta tersajikannya data dan informasi lahan pertanian rawan kebakaran dalam format yang accessible dan sesuai dengan standar baku perpetaan di Indonesia, sehingga memberi kemudahan dalam sinkronisasi program antar sektor.


Keywords


Rawan Kebakaran, sistem informasi geografis, data spasial, data atribut, manajemen data

Full Text:

PDF

References


Abdul Kadir, (2010), Mudah Mempelajari Database My SQL, Andi Offset, Yogyakarta.

Adinugroho WC, Suryadiputra INN, SaharjoBH, SiboroL. (2005) Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut. Proyek Climate Change, Forestsand Peat lands in Indonesia. Bogor: Wetlands International–Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada (WHC).

Andria AY. (2009). Keterkaitan Faktor Biofisik dan Penguasaan Lahan Hutan dengan Kerawanan Kebakaran Hutan dalam Perspektif Penataan Ruang (Studi Kasus pada Wilayah Hutan Tanaman Industri di Jambi) [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Anonim, (1998). Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia, Dampak, Faktor dan Evaluasi. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup – UNDP. Jakarta.

Anonim, (1998). Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia, Rencana Tindak Penanggulangan Bencana. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup – UNDP. Jakarta.

Anonim, (2003). Rencana Strategis Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kalimantan Timur Tahun 2004 – 2008. UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur. Samarinda.

Anonim, (2003). Pengelolaan Kebakaran Hutan dan Lahan Terpadu di Kalimantan Timur. Makalah pada Pelatihan Kebakaran Hutan dan Lahan di Jayapura, Propinsi Papua). Tidak dipublikasikan.

]Ajriansyah Putra, Ambar Tri Ratnaningsih, Muhammad Ikhwan, (2018), Pemetaan Daerah Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kecamatan Bukit Batu, Kab. Bengkalis), Wahana Foresta, Jurnal Kehutanan, Vol 13, Nomor 1 Januari 2018.

Arianti,Iin. (2006). Pemodelan Tingkat dan Zona Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan Menggunakan SIG di SubDas Kapuas Tengah Provinsi Kalimantan Barat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Chokkalingam, U. (2004). Fire Causes in East Kalimantan. Centre for International Forestry Research (Bahan Presentasi pada Konferensi Pengelolaan Kebakaran Hutan dan Lahan di Samarinda Mei 2004.

Dydik Setyawan, Yuli Priyana, Agus Anggoro Sigit, (2014), Pemodelan Spasial Arah Penyebaran Kebakaran Hutan Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Provinsi JawaTimur, Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

FWI/GFW, (2001) Potret Keadaan Hutan Indonesia. Bogor. Indonesia : Forest Watch Indonesia. Washington D.C. : Global Forest Watch.

Gandasasmita K. (2010) Pengembangan Geo indikator untuk Pengelolaan Resiko Kebakaran Hutan dan Lahan. Workshop: Pengembangan Indikator Geoindikator Untuk Pengelolaan Resiko Bencana, Lingkungan dan Penataan Ruang di Indonesia, Bogor 01 Des 2010.

Haase, N. (2002). The Economic Losses to East Kalimantan From The 1997/1998 Forest and Land Fires. IFFM Document. No. 29. Samarinda.

Hoffman A. A., dkk. (1999). Fire Damage in East Kalimantan in 1997/1998 Related to The Land Use Vegetation Classes : Satellite Radar Inventory Result and Proposals for Future Actions. IFFM and SFMP Docoment No. 20. Samarinda.

Kadri, W. dkk. (1982). Manual Kehutanan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.

MaingiJK. (2005). Mapping FireScars in a Mixed-Oak Forest in Eastern Kentucky, USA,Using Landsat ETM+Data. Geocarto International 20(3):51-63.

Narang AT. (2007). Kerangka Acuan: Pencegahan, Pengendalian Dan Penindakan Terhadap Pelaku Pembakaran hutan, Lahan Dan Pekarangan Di Provinsi Kalimantan Tengah. Palangka Raya: Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

Perundang-undangan Indonesia (peraturan pemerintah 4/2001) melarang semua pembakaran hutan dan lahan.

Puspitasari, Rina. (2011). Pemetaan Potensi Kebakaran Hutan pada Kawasan Hutan di Kabupaten Banyuwangi. Yogyakarta : Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa-Madura.

Purnama ES, JayaINS. (2007) Pemodelan Spasial Kerawanan Kebakaran Hutanan Lahan Menggunakan Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh di Propinsi Riau. Journal of Tropical Forest Management 8 (1): 85-97.

Prahasta, Eddy, (2002), Konsep-konsep Dasar Informasi Geografis, Informatika, Bandung

Ruecker, G, 2002. Consultingand Software Developmentto Producea Dinamic Fire Danger Mapfor East Kalimantan. IFFM Documnet Report (Temporary).

Samsuri (2008) Model Spasial Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan (Studi Kasus di Wilayah Propinsi Kalimantan Tengah). [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sekretariat Negara (2001) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan. Jakarta: Setneg.

Sekretariat Negara (2010) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran Dan/Atau Kerusakan Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan/Atau Lahan. Jakarta: Setneg.

Solichin (2007). Ringkasan Laporan Pencapaian Hasil Kegiatan Sistem Informasi Kebakaran. Palembang: South Sumatra Forest Fire Management Project.

Setijono, Dj. (2001). Kebijakan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia : PP No. 4/2001. CV. Dwi Sri Jaya. Bogor.

Suyanto, S. dan Applegate, A. (2001). Akar Penyebab dan Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera. CV. Dewi Sri Jaya, Bogor.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 No. 49, Tambahan Lembaran Negara No. 3419;

Undang-undang Republik IndonesiaNomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;




DOI: https://doi.org/10.26418/justin.v9i2.44496

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 JUSTIN (Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi)

ara komputer
View My Stats

Creative Commons License
All article in Justin is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License