ANALISIS PROSES, NERACA MASSA, DAN ENERGI PADA PRA-RANCANGAN PABRIK GLISEROL MONOSTEARAT DARI ASAM STEARAT DAN GLISEROL DENGAN KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN

Abstract

Gliserol monostearat (GMS) merupakan salah satu jenis emulsifier yang diaplikasikan pada berbagai industri. GMS berfungsi sebagai penambah volume, pengemulsi, dan pelumas, serta memiliki beragam aplikasi dalam industri makanan, kosmetik, perawatan kulit, dan pembuatan plastik. Indonesia, sebagai negara dengan konsumsi GMS yang signifikan, memiliki potensi besar untuk memproduksi GMS secara mandiri. Berdasarkan data BPS 2014-2023 nilai impor RUPS secara fluktuatif meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2023 sendiri Indonesia mengimpor sebanyak 13.210,639 ton. Mengingat konsumsi GMS di Indonesia meningkat, analisis pra-rancangan pabrik GMS berkapasitas 10.000 ton/tahun dilakukan, dengan bahan baku gliserol 99,7% dan asam stearate 92%. Pabrik ini direncanakan akan beroperasi secara kontinu selama 330 hari/tahun di kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2030. Proses produksi yang dipilih adalah reaksi esterifikasi menggunakan reaktor berpengaduk aliran kontinu yang diikuti oleh tahap pencegahan menggunakan neutralizer, decanter, dan flash distilasi . Produk akhir GMS yang telah dimurnikan kemudian disolidifikasi menggunakan spray cool chamber , menghasilkan bubuk berukuran 0,3 mm. Hasil perhitungan neraca massa menunjukkan konsumsi gliserol (358,6579 kg/jam), asam stearat (1.018,3252 kg/jam) dan asam palmitat (81,5430 kg/jam) menghasilkan produk GMS sebanyak 1262,6263 kg/jam dengan rendemen 92 %. Analisis ini juga memperhitungkan kebutuhan energi dan massa untuk produksi GMS yang efisien dan ramah lingkungan.