EVALUASI FAKTOR MINAT PENGGUNAAN QUICK RESPONSE CODE INDONESIAN STANDARD (QRIS) SEBAGAI METODE PEMBAYARAN DALAM BERTRANSAKSI DI KOTA PONTIANAK
Abstract
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat menghadapi banyak tantangan dalam mencapai target penggunaan QRIS di Kota Pontianak, hal ini terlihat dari pencapaian pengguna QRIS di Kota Pontianak yang hanya sebesar 77 % dari target. Oleh karena itu, diperlukannya suatu langkah strategis bagi pihak manajemen untuk meningkatkan penggunaan QRIS di Kota Pontianak. Penelitian ini didasarkan pada teori Unified Theory of Technology Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) yang dibuat dengan tujuan untuk menganalisis dan memprediksi tingkat kesiapan dan penerimaan masyarakat terhadap QRIS di Kota Pontianak sehingga memperoleh faktor-faktor yang mampu mempengaruhi masyakat dalam penerimaan dan penggunaan QRIS di Kota Pontianak.
Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada sampel responden pengguna QRIS di Pontianak sebanyak 200 melalui google form. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah ekspektasi kinerja (EK), ekspektasi usaha (EU), pengaruh sosial (PS), motivasi hedonis (MH), fasilitas yang mendukung (FM), kebiasaan (K), nilai harga (NH), persepsi risiko (PR), dan kepercayaan (K). Variabel endogen dalam penelitian ini adalah niat perilaku (NP). Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square-Sequential Equation Modelling (PLS-SEM) untuk menganalisis model penelitian yang dibuat serta menguji hipotesis penelitian. Penelitian ini juga melakukan analisis importance performance map analysis (IPMA) sebagai tahap akhir penelitian untuk merancang strategi yang tepat dalam meningkatkan penggunaan QRIS di Kota Pontianak.
Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa yang berpengaruh positif signifikan terhadap niat perilaku penggunaan QRIS di Kota Pontianak adalah variabel ekspektasi kinerja (EK) dengan nilai original sample yang diperoleh adalah 0,211 dan dengan nilai t statistik 3,168 > t-value 1,645, ekspektasi usaha (EU) dengan nilai original sample 0,183 dan nilai t-statistik yang diperoleh adalah 2,323 > t-value 1,645, motivasi hedonis (MH) dengan nilai original sample 0,157 dan nilai t-statistik yang diperoleh adalah 2,323 > t-value 1,645, dan kebiasaan (K) dengan nilai original sample 0.345 dan nilai t-statistik yang diperoleh adalah 4,544 > t-value 1,645. Variabel pengaruh sosial (PS) dengan nilai t-statistik yang diperoleh adalah 1,238 < t-value 1,645, fasilitas yang mendukung (FM) dengan nilai t-statistik yang diperoleh adalah 0,446 < t-value 1,645, persepsi risiko (PR) dengan nilai t-statistik yang diperoleh adalah 0,882 < t-value 1,645, kepercayaan (K) dengan nilai t-statistik yang diperoleh adalah 0,295. < t-value 1,645 dinyatakan tidak berpengaruh terhadap penggunaan QRIS di Kota Pontianak. Variabel nilai harga (NH) dengan nilai t statistik 2,210 > 1.645 dan nilai original sample yang diperoleh adalah -0,099 berpengaruh negatif signifikan terhadap penggunaan QRIS di Kota Pontianak.
Hasil Importance Performance Map Analysis (IPMA) dapat disimpulkan bahwa variabel eksogen yaitu ekspektasi kinerja (EK), ekspektasi usaha (EU), dan motivasi hedonis (MH) masuk ke dalam kuadran I yaitu “keep the good work”. Variabel fasilitas yang mendukung (FM), kepercayaan (T), dan persepsi risiko (PR) masuk ke dalam kuadran II yaitu “possible overkill”. Variabel yang berada di kuadran III ”low priority” adalah nilai harga (NH). Variabel yang berada di kuadran IV ”concentrate here” yaitu kebiasaan (K) dan pengaruh sosial (PS).
Kata Kunci: Importance Performance Map Analysis (IPMA), PLS-SEM, Quick Response Indonesian Standard (QRIS), UTAUT2
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.