ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA DAN AIR PADA BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA
Abstract
Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, perkebunan kelapa terluas di Kalimantan Barat terletak di Kubu Raya tepatnya di kecamatan Sungai Kakap. Luas perkebunan kelapa kecamatan tersebut pada tahun 2020 hingga 19.057 hektare. Masyarakat sekitar biasanya mengambil buah kelapa untuk dijual utuh atau diambil dagingnya dan diolah menjadi kopra. Sedangkan tempurung kelapanya tidak digunakan lagi dan menumpuk menjadi limbah. Padahal limbah tempurung kelapa dapat diolah kembali menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Satu diantaranya adalah mengolah tempurung kelapa menjadi briket. Akan tetapi tidak semua industri tersebut menghasilkan briket dengan kualitas yang seragam dan sesuai standar yang ada. Diperlukan desain eksperimen untuk mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan standar SNI 01-6235-2000. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian untuk menganalisa pengaruh penambahan tepung tapioka dan air pada briket dari tempurung kelapa. Metode yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu percobaan faktorial. Hasil dari percobaan tersebut adalah ada pengaruh interaksi antara banyaknya tepung tapioka dan air terhadap kadar abu. Selain itu, ada perbedaan respon kadar abu diantara banyaknya tepung tapioka dan air yang dicobakan. Banyaknya tepung tapioka memiliki pengaruh terhadap kadar abu lebih besar dibandingkan banyaknya air.
Kata kunci: briket, faktorial, tempurung kelapa
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.