Aktivitas Insektisida Campuran Ekstrak Tanjung Mimusops elengi dan Ekstrak Keben Barringtonia asiatica Terhadap Biologi Hama Crocidolomia pavonana
Abstract
Crocidolomia pavonana atau sering dikenal hama krop kubis merupakan salah satu hama penting yang menyerang tanaman Brassicaeae. Salah satu tanaman yang biasa diserang ialah tanaman kubis hama ini menyerang daun yang masih muda hingga ketitik tumbuh sehingga tanaman bisa gagal membentuk krop.
Pengendalian menggunakan insektisida sintetik adalah pengendalian yang sering digunakan petani. Namun, dalam pengujian ini mencoba untuk mengenalkan insektisida botani dalam sediaan sederhana. Keterbatasan bahan Insektisida botani sehingga pencampuran lebih dari satu ekstrak tanaman menjadikan solusi dalam pengujian ini, yang harapannya bisa diimplementasikan oleh petani. Ekstrak yang digunakan ialah mencampur ekstrak tanjung Pontianak dan ekstrak keben Mataram.
Pengujian ditujukan untuk mengevaluasi pengaruh sediaan ekstrak tanjung Pontianak dan ekstrak keben Mataram dengan cara mencampur kedua ekstrak menjadi satu larutan. Ekstrak yang digunakan ialah ekstrak yang telah tersedia di Laboratorium Pestisida Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Pencampuran ini dilakukan untuk melihat pengaruh ekstrak terhadap mortalitas, lama perkembangan serta hambatan makan (antifeedant) terhadap larva Crocidolomia pavonana. Larva yang digunakan adalah larva instar II untuk pengujian mortalitas dan lama perkembangan, sedangkan larva instar III digunakan untuk pengujian hambatan makan (antifeedant), metode yang digunakan adalah metode oles pada daun. Konsentrasi yang digunakan berdasarkan perhitungan analisis probit yang didapat dari uji pendahuluan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas insektisida campuran ekstrak tanjung dan keben terhadap larva C. pavonana pada konsentrasi 1.50%, 2.25%, 2.50%, 2.75%, dan 4.00% masing-masing mengakibatkan mortalitas larva C. pavonana sebesar 7.00%, 13.00%, 38.00%, 50.00%, dan 60.00%. Aktivitas terhadap lama perkembangan larva C. pavonana, kontrol menunjukkan angka kematian larva instar II pada hari ke-1, sedangkan pada konsentrasi tertinggi 4.00 % larva instar II bertahan sampai hari ke-4. Pengaruh campuran ekstrak pada percobaan antifeedant pada metode pilihan dan tanpa pilihan menunjukkan hasil LC30(2.50 %) adalah 2.38 % dan 2.17 %, LC50 (4.00%) adalah 2.39% dan 1.52%.
Full Text:
DOCXDOI: https://doi.org/10.26418/jspe.v11i1.49895
Refbacks
- There are currently no refbacks.