PENGARUH PGPR (Plant Growth Promotion Rhizobacter) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI PADA TANAH GAMBUT
Abstract
PENGARUH PGPR (Plant Growth Promotion Rhizobacter) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI PADA TANAH GAMBUT ARTIKEL ILMIAH Oleh : JUMADI NIM. C51110011 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016 THE EFFECT OF PGPR (Plant Growth Promotion Rhizobacter)
ON THE GROWTH AND YIELD OF
SOYBEAN ON PEAT SOIL
Jumadi1) Dwi Zulfita and Ahmad Mulyadi 2)
1) students, 2)lecturers of Faculty ofAgriculture, University Tanjungpura.
ABSTRACT
Soybean is an important food crop as a source of vegetable protein. As food crops,
100 grams soybean contains 330 calories, 35% protein, 18% fat, 35% carbohydrate
and 8% water, the rest is composed of minerals and vitamins. This study aimed to
determine the effect ofdifferent types ofPGPR and kinds ofPGPR on the growth and
yield of soybean in peat. Research using experimental methods with completely
randomized design (CRD) consisting of7 treatment’s, each treatment consist offour
replications and three plant, as total sample 84 plant’s. The treatment in this study
was P0 = without PGPR + Legin, P1 = PGPR bamboo roots, P2 = PGPR bamboo
roots + Legin, P3 = PGPR weeds roots, P4 = PGPR weeds roots + Legin, P5 =
PGPR elephant grass roots and P6 = PGPR elephant grass + Legin. PGPR type
assignments do as much as 2 times during the time soaking soybean seeds (mixed 5ml
PGPR) and in, week after planting with a dose of10ml /liter water that watered each
treatment.Variable observations in this study were plant height, root nodules, root
volume, dry weight of plants, the amount of chlorophyll of leaves, number of pods,
weight of100 seeds and planting seed weight. The results showed that application of
PGPR have significant effect on the growth ofplant 2 and 5 weeks after planting , the
number of nodules, plant dry weight, and the weight of dry seed have significant
effect on plant, height 3 and 4 weeks no significant effect after planting, root volume,
the amount ofchlorophyll leaves, number ofpods, plant dry weight of100 seeds.
Keywords: Peat, plant growth promotion rhizobacter, soybean
PENDAHULUAN
Kedelai merupakan tanaman pangan yang penting sebagai sumber protein nabati.
Sebagai tanaman pangan, setiap 100 gr kedelai mengandung 330 kalori, 35% protein, 18%
lemak, 35% karbohidrat dan 8% air, sisanya terdiri dari mineral-mineral dan vitamin
(Suprapto, 2002).Kebutuhan akan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan kecukupan gizi. Kebutuhan kedelai
pada kurun waktu lima tahun (tahun 2010-2014), setiap tahunnya ± 2.300.000 ton biji kering,
akan tetapi kemampuan produksi dalam negeri saat ini baru mampu memenuhi sebanyak
807.568 ton (Anggoro, 2013)
Gambut merupakan suatu ekosistem lahan basah yang dicirikan oleh adanya akumulasi
bahan organik yang berlangsung dalam kurun waktu lama. Tanah gambut terbentuk
didataran rendah berawa-rawa. Sebagian kecil, ditemukan pada daerah pasang surut yang
umumnya berupa gambut topogen dangkal sampai sedang.Tingkat kesuburan gambut
ditentukan oleh kandungan bahan dasar gambut dan ketebalan lapisan gambut, tingkat
kematangan atau dekomposisi bahan organik.
Upaya dalam membudidayakan kedelai di tanah gambut memiliki bermacam-macam
kendala seperti tingkat kemasaman yang tinggi, kapasitas tukar kation yang tinggi, kejenuhan
basa rendah, kadar N,P,Kyang rendah dan bahan organik yang tersedia belum terdekomposisi
dengan sempurna.
PGPR merupakan bakteri yang hidup disekitar perakaran tanaman yang mampu
meningkatkan petumbuhan tanaman melalui produksi hormon pertumbuhan dalam
memfiksasi N untuk peningkatan penyediaan N di dalam tanah dan juga berfungsi membantu
mineralisasi sehingga proses dekomposisi tanah gambut lebih cepat berlangsung.PGPR
berfungsi memacu pertumbuhan tanaman dan fisiologi akar serta mampu mengurangi
penyakit atau kerusakan oleh serangga. Secara langsung PGPR mampu memproduksi zat
pengatur tumbuh dan meningkatkan pengambilan nutrisi oleh tumbuhan (Kloepper 1999).
PGPR berfungsi memacu pertumbuhan tanaman dan fisiologi akar serta mampumengurangi
penyakit atau kerusakan oleh serangga.
Diduga pemberian berbagai jenis PGPR akan memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil kedelai pada tanah gambut serta salah satu jenis PGPR akan
memberikan pertumbuhan dan hasil kedelai yang terbaik pada tanah gambut.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura Pontianak dimulai dari tanggal 1 Desember 2015 sampai dengan 29 Februari
2016. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : benih kedelai,tanah
gambut,polybag,PGPR,kapur,drum dan pupuk dasar. Sedangkan alat yang digunakan adalah :
paranet,kayu cerucuk, oven, cangkul, pisau, gergaji, paku, palu, buku tulis, klorofil
meter,gelas ukur, timbangan digital, ember, pisau, timbangan tanah, pulpen, kantong es,
oven, mistar, termometer, jerigen 20 liter,corong 25 diameter cm dan kamera.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 1 faktor yaitu
perlakuan berbagai jenis PGPR yang terdiri dari 7 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan
terdiri dari 3 tanaman sampel dengan jumlah tanaman seluruhnya 84 tanaman, Perlakuan
yang dimaksud adalah:p0 : Tanpa PGPR + Legin, p1 : PGPR Akar Bambu, p2 : PGPR Akar
Bambu + Legin, p3 : PGPR Akar Rumput Ilalang, p4: PGPR Akar Rumput Ilalang + Legin,
p5: PGPR Akar Rumput Gajah, p6 : PGPR Akar Rumput Gajah + Legin. Pelaksanaan
1
penelitian dimulai dari mengayak tanah gambut,mengukus tanah selama 5-6 jam selama 5
hari pengkukusan,membersihkan lahan percobaan fakultas pertanian,mencampur tanah
gambut dengan kapur,merendam benih kedelai ke dalam larutan PGPR,menyemai benih
kedelai,memindahkan tanaman kedelai yang berumur 1 minggu kedalam polybag,pemupukan
dan pemeliharaan tanaman serta pemanenan kedelai. Variabel yang diamati pada masa
vegetatif maksimum adalah : tinggi tanaman (cm),jumlah bintil akar efektif (bintil),volume
akar (cm3),jumlah klorofil daun (spead unit) dan berat kering tanaman. Sementara untuk
pengamatan yang dilakukan pada masa generatif maksimum adalah: jumlah polong isi
(polong),berat biji kering tanaman (g) dan berat 100 biji kering (g).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Keragaman menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis PGPR
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman seperti : tinggi tanaman pada minggu ke-
2, minggu ke-5, bintil akar efektif, Berat kering tanaman dan Berat Biji Kering Tanaman
sedangkan pada tinggi tanaman minggu ke-3,minggu ke-4,volume akar, jumlah klorofil daun,
Jumlah Polong Isi dan Berat 100 Biji kering pemberian berbagai jenis PGPR berpengaruh
tidak nyata pada pertumbuhan tanaman kedelai. untuk mengetahui perbedaan antara
perlakuan yang berpengaruh nyata dilakukan uji nyata jujur (BNJ) yang dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Uji Nyata Jujur Pengaruh Jenis PGPR Terhadap Tinggi Tanaman pada
Minggu Ke-2 (M2), Minggu Ke-5 (M5), Bintil Akar Efektif (B.A), Biji Kering
Tanaman (B.K.T) dan Berat Biji Kering Tanaman (B.B.K.T).
Rerata
PGPR M2 (cm) M5 (cm) B.A (biji) B.K.T (g) B.B.K.T (g)
Tanpa PGPR+legin P0 9,00 b 21 ,64 b 9,25 bc 3,56 b 1 9,88 b
PGPR akar bambu P1 1 0,23 ab 23,50 ab 7,75 c 3,68 ab 26,29 b
PGPR akar bambu+legin P2 1 0,1 6 1 b 26,92 a 7,25 c 3,97 ab 24,59 b
PGPR ilalang P3 1 0,33 a 23,46 ab 1 2,25 ab 4,70 ab 42,27 a
PGPR Ilalang+legin P4 1 0,1 9 ab 23,71 ab 1 5,00 a 5,25 a 29,99 b
PGPR rumput gajah P5 1 0,33 a 25,42 ab 9,00 c 3,83 ab 31 ,1 1 ab
PGPR Rumput gajah+legin P6 1 0,71 a 25,00 ab 8,50 c 3,98 ab 26,20 b
BNJ (5%) 1 ,3 4,62 3,62 1 ,61 1 1 ,4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda nyata
pada Uji Beda Nyata (BNJ) taraf 5%
Tabel 1. Menunjukkan tinggi tanaman kedelai minggu ke-2 dan minggu ke-5 pada
pemberian PGPR rumput ilalang berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pemberian PGPR
ditambah legin namun berbeda tidak nyata jika dibandingkan pemberian PGPR lain. Jumlah
bintil akar pada pemberian PGPR akar ilalang berbeda tidak nyata dengan pemberian PGPR
akar ilalang ditambah legin namun berbeda nyata dengan tanpa pemberian PGPR ditambah
legin dan juga berbeda nyata terhadap perlakuan pemberian jenis PGPR lain. Berat kering
tanaman pada tanpa pemberian PGPR ditambah legin berbeda nyata terhadap pemberian
PGPR lain. Berat biji kering tanaman pada pemberian PGPR akar ilalang berbeda tidak nyata
dengan pemberian PGPR rumput gajah namun berbeda tidak nyata jika dibandingkan
2
pemberian PGPR lainnya
Perlakuan PGPR dapat dilihat Pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik rerata Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Jenis PGPR Tanaman dari
Minggu ke-2 sampai Minggu ke
Pada minggu ke-3 dan ke
berbagai jenis PGPR. minggu ketiga Tanaman yang memiliki rerata tertinggi terdapat pada
pemberian PGPR akar rumput gajah dan akar rumput gajah ditambah legin dengan rerata
12.29 cm sedangkan yang terendah terdapat pada tanpa pemberian PGP
dengan rerata 11.25 cm.
Pada variabel lain, pemberian PGPR pada semua
seperti volume akar (V.A) dan jumlah klorofil daun (J.K.D). Nilai rerata volume akar dan
jumlah klorofil daun pada berbagai perlakuan P
Gambar 2. Grafik rerata Volume Ak
Gambar 2 menunjukkan nilai rerata volume akar tertinggi dihasilkan oleh kedelai pada
pemberian PGPR rumput ilalang
yang terendah terdapat pada tanpa pemberian PGPR ditambah legin dengan rerata 7.00 cm
Gambar 3 menunjukkan nilai rerata jumlah klorofil daun tertinggi dihasilkan oleh
kedelai pada pemberian PGPR r
yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR namun di tambah legin
dengan rerata 35.78 spad unit
0,00
5,00
1 0,00
1 5,00
20,00
25,00
30,00
Reratatinggitanaman(cm)
0,00
5,00
1 0,00
v P₀ P₁ P₂olumeakar(cm 3 )7,00 7,185,93Jenis PGPRnya.Pola Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kedelai pada Berbagaiakuan PGPR dapat dilihat Pada Gambar 1.erata Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Jenis PGPR Tanaman dari2 sampai Minggu ke-5 pada Semua Perlakuan.3 dan ke-4 tinggi tanaman berpengaruh tidak nyata dengan pemberianberbagai jenis PGPR. minggu ketiga Tanaman yang memiliki rerata tertinggi terdapat padapemberian PGPR akar rumput gajah dan akar rumput gajah ditambah legin dengan rerata12.29 cm sedangkan yang terendah terdapat pada tanpa pemberian PGPR ditambah leginPada variabel lain, pemberian PGPR pada semua jenis PGPR berpengaruhseperti volume akar (V.A) dan jumlah klorofil daun (J.K.D). Nilai rerata volume akar danjumlah klorofil daun pada berbagai perlakuan PGPR dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.erata Volume Akar Gambar 3. Grafik rerata Jumlah Klorofilenunjukkan nilai rerata volume akar tertinggi dihasilkan oleh kedelai padapemberian PGPR rumput ilalang ditambah legin dengan rerata tertinggi 8.88 cmyang terendah terdapat pada tanpa pemberian PGPR ditambah legin dengan rerata 7.00 cmenunjukkan nilai rerata jumlah klorofil daun tertinggi dihasilkan olehkedelai pada pemberian PGPR rumput gajah dengan rerata tertinggi 37.97yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR namun di tambah legindengan rerata 35.78 spad unit.2 3 4 5tanpa PGPR+leginPGPR bambuPGPR bambu+leginPGPR ilalangPGPR ilalang+leginPGPR rumputPGPRgajah+leginPengamatan minggu keP₃ P₄ P₅ P₆5,938,65 8,887,40 8,10Jenis PGPR02040P₀ P₁ P₂ P₃ P₄klorofildaun(spadunit)Jenis PGPR35,7 36,0 36,4 37,9 37,2Pola Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kedelai pada Berbagaierata Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Jenis PGPR Tanaman daridengan pemberianberbagai jenis PGPR. minggu ketiga Tanaman yang memiliki rerata tertinggi terdapat padapemberian PGPR akar rumput gajah dan akar rumput gajah ditambah legin dengan rerataR ditambah leginberpengaruhtidak nyataseperti volume akar (V.A) dan jumlah klorofil daun (J.K.D). Nilai rerata volume akar danGPR dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.erata Jumlah Klorofil Daunenunjukkan nilai rerata volume akar tertinggi dihasilkan oleh kedelai padaditambah legin dengan rerata tertinggi 8.88 cm3,sedangkanyang terendah terdapat pada tanpa pemberian PGPR ditambah legin dengan rerata 7.00 cm3.enunjukkan nilai rerata jumlah klorofil daun tertinggi dihasilkan olehspead unit, danyang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR namun di tambah leginPGPR+leginbambubambu+leginilalangilalang+leginrumput gajahRumputgajah+leginP₄ P₅ P₆37,2 37,9 37,53Pada variabel lainnyanyata seperti jumlah polong isi (P.Ijumlah polong isi dan berat 100 biji keringgambar 4 dan 5.Gambar 4. Grafik rerata jumlah polong isiGambar 4 menunjukkan bahwa nilai rerata jumlah polong isi dihasilkan olehpemberian PGPR rumput ilalang ditambah legin dengan rerata jumlah tertinggi 120.63polong,sedangkan yang terendah dihasilkan oleh kedelditambah legin dengan rerata 86.25 polong.Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai rerata berat 100 biji kering dihasilkan olehpemberian PGPR akar bambu dengan rerata tertinggi 14.02 g, dan yang terendah terdapatpada perlakuan pemberian PGPR rumput gajah dengan rerata 13.41 g.Hasil analisis keragaman pengaruh jenis PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggitanaman minggu ke-2,minggu ketanaman dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman minggu ke4,volume akar, 100 biji kering, jumlah klorofil daun dan polong isi.Pada tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggitanaman pada minggu kenyata kemungkinan disebabkan olehberkoloni menyelimuti akar tanaman sehingga dapat berpengaruh langsung terhadappertumbuhan tanaman.Hal ini juga dikemukakan oleh Rahni (2012) bahwa bakteri dariPseudomonas, Azotobacter, Bacillusfitohormon yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terutama hormonauksin yang berperan dalam meningkatkan atau memacu tinggi tanaman.minggu ke-3 dan ke-4 tidak berpengaruh nytanaman tertinggi terdapat pada perlakuan akar rumput gajah dan rumput gajah ditambahlegin dengan rata-rata memiliki tinggi 12.29 cm per tanamarerata data tinggi tanaman tertirata-rata memiliki tinggi 16.610,0050,00100,00150,00P₀ P₁jumlahpolongisi(biji)Jenis PGPR86,297,0nya, pemberian PGPR pada semua jenis PGPR berpengaruhrti jumlah polong isi (P.I) dan berat 100 biji kering (B.100.B.K1). Nilai reratajumlah polong isi dan berat 100 biji kering pada berbagai perlakuan PGPR dapat dilihat padarerata jumlah polong isi Gambar 5. Grafik rerata berat 100 bijienunjukkan bahwa nilai rerata jumlah polong isi dihasilkan olehpemberian PGPR rumput ilalang ditambah legin dengan rerata jumlah tertinggi 120.63polong,sedangkan yang terendah dihasilkan oleh kedelai pada tanpa pemberian PGPRditambah legin dengan rerata 86.25 polong.enunjukkan bahwa nilai rerata berat 100 biji kering dihasilkan olehpemberian PGPR akar bambu dengan rerata tertinggi 14.02 g, dan yang terendah terdapatrian PGPR rumput gajah dengan rerata 13.41 g.PEMBAHASANkeragaman pengaruh jenis PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggi2,minggu ke-5, bintil akar, berat kering tanaman dan berat biji keringtanaman dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman minggu kebiji kering, jumlah klorofil daun dan polong isi.enunjukkan bahwa pemberian PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggi-2 dan minggu ke-5setelah tanam. Tinggi tanamandisebabkan oleh bakteri dalam PGPR, karena bakteri PGPR hidup secaraberkoloni menyelimuti akar tanaman sehingga dapat berpengaruh langsung terhadapHal ini juga dikemukakan oleh Rahni (2012) bahwa bakteri dariPseudomonas, Azotobacter, Bacillus dan Seratia diidentifikasi sebagai PGPR penghasilfitohormon yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terutama hormonauksin yang berperan dalam meningkatkan atau memacu tinggi tanaman. Sedangktidak berpengaruh nyata. Dari rerata data tinggi tanaman minggu ketanaman tertinggi terdapat pada perlakuan akar rumput gajah dan rumput gajah ditambahrata memiliki tinggi 12.29 cm per tanaman. Sedangkan pada minggu kererata data tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR dengan16.61 cm per tanaman.Data volume akar menunjukan nilai rerataP₂ P₃ P₄ P₅ P₆Jenis PGPR97,0 104,6117,5 120,6104,392,2501015B P₀ P₁ P₂ P₃ P₄erat100bijikering(g)13,7 13,8 14,0 13,7Jenis PGPRberpengaruh tidakdan berat 100 biji kering (B.100.B.K1). Nilai rerataapat dilihat padarerata berat 100 biji keringenunjukkan bahwa nilai rerata jumlah polong isi dihasilkan olehpemberian PGPR rumput ilalang ditambah legin dengan rerata jumlah tertinggi 120.63ai pada tanpa pemberian PGPRenunjukkan bahwa nilai rerata berat 100 biji kering dihasilkan olehpemberian PGPR akar bambu dengan rerata tertinggi 14.02 g, dan yang terendah terdapatkeragaman pengaruh jenis PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggi5, bintil akar, berat kering tanaman dan berat biji kering-3,minggu ke enunjukkan bahwa pemberian PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggiTinggi tanaman berpengaruhkarena bakteri PGPR hidup secaraberkoloni menyelimuti akar tanaman sehingga dapat berpengaruh langsung terhadapHal ini juga dikemukakan oleh Rahni (2012) bahwa bakteri dari genusdiidentifikasi sebagai PGPR penghasilfitohormon yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terutama hormonSedangkan padaata tinggi tanaman minggu ke-3tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan akar rumput gajah dan rumput gajah ditambahn. Sedangkan pada minggu ke-4nggi terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR denganData volume akar menunjukan nilai rerataP₄ P₅ P₆13,6 13,4 13,8Jenis PGPR4tertinggi volume akar terdapat pada perlakuan PGPR rumput ilalang ditambah legin dengan8,88 cm3,sedangkan yang terendah terdapat pada pemberian akar bambu ditambah legindengan 5,93 cm3. Data jumlah bintil akar juga menunjukkan nilai rerata terbanyak terdapatpada perlakuan akar rumput gajah dengan rata-rata memiliki 15,00 bintil sedangkan nilairerata yang terendah terdapat pada perlakuan akar bambu ditambah legin dengan rata-ratamemiliki 7,25 bintil dan nilai ada pada BNJ taraf 15% adalah 3,62. Unsur hara yang tersediamenyebabkan tanah menjadi subur sehingga akar dapat berfotosintesis dengan baik.Padapengamatan jumlah klorofil daun menunjukkan nilai rerata tertinggi terdapat pada perlakuanakar rumput gajah dengan nilai 37,97 spad unit,sedangkan yang terendah terdapat padaperlakuan tanpa pemberian PGPR ditambah legin dengan nilai 35,78 spead unit.Fotosintesis dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti suhu, kelembaban dan curahhujan. Dari data rerata suhu,kelembaban dan curah hujan selama penelitian menunjukkanbahwa rerata suhu pada bulan Desember 27,25 0C, Kelembaban 76,67 % dan curah hujan370,20 mm. pada bulan Januari 27,150C Kelembaban 76,70 % dan curah hujan 455,20 mm.pada bulan Februari 27,230C, Kelembaban 77,47 % dan curah hujan 403,90 mm. MenurutAdisarwanto (2007), suhu yang ideal pada musim kemarau berkisar antara 20-300C,kelembaban udara berkisar antara 75-90 % dan kebutuhan air untuk tanaman kedelai berkisarantara 350-550 mm per tahun. Suhu,kelembaban dan curah hujan yang sesuai dengan syaratpertumbuhan tanaman kedelai akan menyebabkan fotosintesis berjalan dengan optimal.Menurut Mustamu (2009), berat atau besarnya berat daun disebabkan oleh kegiatanfotosintesis yang tetap dipertahankan tinggi oleh tanaman. Selanjutnya, distribusi fotosintatjuga banyak didistribusikan ke bagian akar, batang dan polong. Hasil tersebut sesuai dengandata dari tabel 3 yang menunjukkan bahwa berat kering tanaman memiliki rerata tertinggiterdapat pada perlakuan rumput ilalang ditambah legin dengan 5,25 g,sedangkan yangterendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR dengan 3,56 g dan nilai pada BNJtaraf 15% adalah 1,61.Data berat biji kering,berat 100 biji kering dan polong isi menunjukkan pengaruh darifotosintat yang di translokasikan ke organ generatif berpengaruh baik terhadap berat bijikering,berat 100 biji kering dan jumlah polong isi. Data berat biji kering menunjukkan bahwaperlakuan akar ilalang dengan 42,27 g,sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuantanpa pemberian PGPR ditambah legin dengan 19,88 g dan nilai ada pada BNJ taraf 15%adalah 11,40. Pada berat 100 biji kering dan polong isi nilai rerata tertinggi terdapat padaperlakuan akar bambu ditambah legin dengan 14,02 g dan perlakuan akar rumput gajahdengan 104,38 polong pertanaman, sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan akarrumput gajah dengan 13,41 g dan perlakuan tanpa pemberian PGPR dengan 86,25 polongpertanaman. Menurut Elidar (2000), tingginya hasil berat biji tanaman dipengaruhi olehkemampuan polong dalam menampung fotosintat yang dihasilkan.Meningkatnya prosesfotosintesis dapat mempengaruhi berat biji tanaman, karena semua hasil fotosintesis(fotosintat) ditransfer keseluruh bagian tanaman untuk pertumbuhan dan sebagian besardisimpan dalam biji. Selain itu perbedaan kandungan air yang tersimpan didalam biji jugamemberikan perbedaan berat biji kering kedelai.KESIMPULANPemberian PGPR dapat memberikan perbedaan pertumbuhan dan hasil tanamankedelai pada tanah gambut terhadap berbagai variabel pengamatan antara lain tinggi tanamanminggu ke-2 dan ke-5,jumlah bintil akar efektif,berat kering tanaman dan berat biji keringtanaman. Perlakuan PGPR akar ilalang ditambah legin memberikan rerata tertinggi padajumlah polong isi jumlah klorofil daun dan volume akar untuk berat 100 biji kering rerata5tertinggi terdapat pada perlakuan PGPR akar bambu ditambah legin dengan rerata 14.02 grper tanaman. Semua jenis PGPR menunjukkan perbedaan atas hasil yang tidak beragam padapenelitian ini.DAFTAR PUSTAKAAdisarwanto, T. 2007. Kedelai. Cetakan ke-3. Penebar Swadaya. Jakarta.Anggoro, U.K. 2013. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai 2013.DirektoratJenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Jakarta.Elidar. Y. 2000. Jurnal Budidaya Pertanian. Vol.7. No 1. Samarinda.Kloepper et al. 1999. Plant root-bacterial interactions in biological control ofsoilbirnedisease and potential extention to systemic and foliar disease.Australia PlantPathology.Mustamu YA. 2009. Seleksi kedelai generasi F4 terhadap intensitas cahaya rendah di dualingkungan [Tesis]. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.Pitojo, S. 2007. Benih Kedelai. Kanisius. Yogyakarta.Rahni, N.M. 2012. Efek Fitohormon PGPR Terhadap Pertumbuhan Tanaman jagung(Zea mays). J. Agribisnis dan Pengembangan Wilayah.3 (2):27-35p.SSuprapto, 2002. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.6
ON THE GROWTH AND YIELD OF
SOYBEAN ON PEAT SOIL
Jumadi1) Dwi Zulfita and Ahmad Mulyadi 2)
1) students, 2)lecturers of Faculty ofAgriculture, University Tanjungpura.
ABSTRACT
Soybean is an important food crop as a source of vegetable protein. As food crops,
100 grams soybean contains 330 calories, 35% protein, 18% fat, 35% carbohydrate
and 8% water, the rest is composed of minerals and vitamins. This study aimed to
determine the effect ofdifferent types ofPGPR and kinds ofPGPR on the growth and
yield of soybean in peat. Research using experimental methods with completely
randomized design (CRD) consisting of7 treatment’s, each treatment consist offour
replications and three plant, as total sample 84 plant’s. The treatment in this study
was P0 = without PGPR + Legin, P1 = PGPR bamboo roots, P2 = PGPR bamboo
roots + Legin, P3 = PGPR weeds roots, P4 = PGPR weeds roots + Legin, P5 =
PGPR elephant grass roots and P6 = PGPR elephant grass + Legin. PGPR type
assignments do as much as 2 times during the time soaking soybean seeds (mixed 5ml
PGPR) and in, week after planting with a dose of10ml /liter water that watered each
treatment.Variable observations in this study were plant height, root nodules, root
volume, dry weight of plants, the amount of chlorophyll of leaves, number of pods,
weight of100 seeds and planting seed weight. The results showed that application of
PGPR have significant effect on the growth ofplant 2 and 5 weeks after planting , the
number of nodules, plant dry weight, and the weight of dry seed have significant
effect on plant, height 3 and 4 weeks no significant effect after planting, root volume,
the amount ofchlorophyll leaves, number ofpods, plant dry weight of100 seeds.
Keywords: Peat, plant growth promotion rhizobacter, soybean
PENDAHULUAN
Kedelai merupakan tanaman pangan yang penting sebagai sumber protein nabati.
Sebagai tanaman pangan, setiap 100 gr kedelai mengandung 330 kalori, 35% protein, 18%
lemak, 35% karbohidrat dan 8% air, sisanya terdiri dari mineral-mineral dan vitamin
(Suprapto, 2002).Kebutuhan akan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan kecukupan gizi. Kebutuhan kedelai
pada kurun waktu lima tahun (tahun 2010-2014), setiap tahunnya ± 2.300.000 ton biji kering,
akan tetapi kemampuan produksi dalam negeri saat ini baru mampu memenuhi sebanyak
807.568 ton (Anggoro, 2013)
Gambut merupakan suatu ekosistem lahan basah yang dicirikan oleh adanya akumulasi
bahan organik yang berlangsung dalam kurun waktu lama. Tanah gambut terbentuk
didataran rendah berawa-rawa. Sebagian kecil, ditemukan pada daerah pasang surut yang
umumnya berupa gambut topogen dangkal sampai sedang.Tingkat kesuburan gambut
ditentukan oleh kandungan bahan dasar gambut dan ketebalan lapisan gambut, tingkat
kematangan atau dekomposisi bahan organik.
Upaya dalam membudidayakan kedelai di tanah gambut memiliki bermacam-macam
kendala seperti tingkat kemasaman yang tinggi, kapasitas tukar kation yang tinggi, kejenuhan
basa rendah, kadar N,P,Kyang rendah dan bahan organik yang tersedia belum terdekomposisi
dengan sempurna.
PGPR merupakan bakteri yang hidup disekitar perakaran tanaman yang mampu
meningkatkan petumbuhan tanaman melalui produksi hormon pertumbuhan dalam
memfiksasi N untuk peningkatan penyediaan N di dalam tanah dan juga berfungsi membantu
mineralisasi sehingga proses dekomposisi tanah gambut lebih cepat berlangsung.PGPR
berfungsi memacu pertumbuhan tanaman dan fisiologi akar serta mampu mengurangi
penyakit atau kerusakan oleh serangga. Secara langsung PGPR mampu memproduksi zat
pengatur tumbuh dan meningkatkan pengambilan nutrisi oleh tumbuhan (Kloepper 1999).
PGPR berfungsi memacu pertumbuhan tanaman dan fisiologi akar serta mampumengurangi
penyakit atau kerusakan oleh serangga.
Diduga pemberian berbagai jenis PGPR akan memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil kedelai pada tanah gambut serta salah satu jenis PGPR akan
memberikan pertumbuhan dan hasil kedelai yang terbaik pada tanah gambut.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura Pontianak dimulai dari tanggal 1 Desember 2015 sampai dengan 29 Februari
2016. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : benih kedelai,tanah
gambut,polybag,PGPR,kapur,drum dan pupuk dasar. Sedangkan alat yang digunakan adalah :
paranet,kayu cerucuk, oven, cangkul, pisau, gergaji, paku, palu, buku tulis, klorofil
meter,gelas ukur, timbangan digital, ember, pisau, timbangan tanah, pulpen, kantong es,
oven, mistar, termometer, jerigen 20 liter,corong 25 diameter cm dan kamera.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 1 faktor yaitu
perlakuan berbagai jenis PGPR yang terdiri dari 7 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan
terdiri dari 3 tanaman sampel dengan jumlah tanaman seluruhnya 84 tanaman, Perlakuan
yang dimaksud adalah:p0 : Tanpa PGPR + Legin, p1 : PGPR Akar Bambu, p2 : PGPR Akar
Bambu + Legin, p3 : PGPR Akar Rumput Ilalang, p4: PGPR Akar Rumput Ilalang + Legin,
p5: PGPR Akar Rumput Gajah, p6 : PGPR Akar Rumput Gajah + Legin. Pelaksanaan
1
penelitian dimulai dari mengayak tanah gambut,mengukus tanah selama 5-6 jam selama 5
hari pengkukusan,membersihkan lahan percobaan fakultas pertanian,mencampur tanah
gambut dengan kapur,merendam benih kedelai ke dalam larutan PGPR,menyemai benih
kedelai,memindahkan tanaman kedelai yang berumur 1 minggu kedalam polybag,pemupukan
dan pemeliharaan tanaman serta pemanenan kedelai. Variabel yang diamati pada masa
vegetatif maksimum adalah : tinggi tanaman (cm),jumlah bintil akar efektif (bintil),volume
akar (cm3),jumlah klorofil daun (spead unit) dan berat kering tanaman. Sementara untuk
pengamatan yang dilakukan pada masa generatif maksimum adalah: jumlah polong isi
(polong),berat biji kering tanaman (g) dan berat 100 biji kering (g).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Keragaman menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis PGPR
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman seperti : tinggi tanaman pada minggu ke-
2, minggu ke-5, bintil akar efektif, Berat kering tanaman dan Berat Biji Kering Tanaman
sedangkan pada tinggi tanaman minggu ke-3,minggu ke-4,volume akar, jumlah klorofil daun,
Jumlah Polong Isi dan Berat 100 Biji kering pemberian berbagai jenis PGPR berpengaruh
tidak nyata pada pertumbuhan tanaman kedelai. untuk mengetahui perbedaan antara
perlakuan yang berpengaruh nyata dilakukan uji nyata jujur (BNJ) yang dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Uji Nyata Jujur Pengaruh Jenis PGPR Terhadap Tinggi Tanaman pada
Minggu Ke-2 (M2), Minggu Ke-5 (M5), Bintil Akar Efektif (B.A), Biji Kering
Tanaman (B.K.T) dan Berat Biji Kering Tanaman (B.B.K.T).
Rerata
PGPR M2 (cm) M5 (cm) B.A (biji) B.K.T (g) B.B.K.T (g)
Tanpa PGPR+legin P0 9,00 b 21 ,64 b 9,25 bc 3,56 b 1 9,88 b
PGPR akar bambu P1 1 0,23 ab 23,50 ab 7,75 c 3,68 ab 26,29 b
PGPR akar bambu+legin P2 1 0,1 6 1 b 26,92 a 7,25 c 3,97 ab 24,59 b
PGPR ilalang P3 1 0,33 a 23,46 ab 1 2,25 ab 4,70 ab 42,27 a
PGPR Ilalang+legin P4 1 0,1 9 ab 23,71 ab 1 5,00 a 5,25 a 29,99 b
PGPR rumput gajah P5 1 0,33 a 25,42 ab 9,00 c 3,83 ab 31 ,1 1 ab
PGPR Rumput gajah+legin P6 1 0,71 a 25,00 ab 8,50 c 3,98 ab 26,20 b
BNJ (5%) 1 ,3 4,62 3,62 1 ,61 1 1 ,4
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda nyata
pada Uji Beda Nyata (BNJ) taraf 5%
Tabel 1. Menunjukkan tinggi tanaman kedelai minggu ke-2 dan minggu ke-5 pada
pemberian PGPR rumput ilalang berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pemberian PGPR
ditambah legin namun berbeda tidak nyata jika dibandingkan pemberian PGPR lain. Jumlah
bintil akar pada pemberian PGPR akar ilalang berbeda tidak nyata dengan pemberian PGPR
akar ilalang ditambah legin namun berbeda nyata dengan tanpa pemberian PGPR ditambah
legin dan juga berbeda nyata terhadap perlakuan pemberian jenis PGPR lain. Berat kering
tanaman pada tanpa pemberian PGPR ditambah legin berbeda nyata terhadap pemberian
PGPR lain. Berat biji kering tanaman pada pemberian PGPR akar ilalang berbeda tidak nyata
dengan pemberian PGPR rumput gajah namun berbeda tidak nyata jika dibandingkan
2
pemberian PGPR lainnya
Perlakuan PGPR dapat dilihat Pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik rerata Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Jenis PGPR Tanaman dari
Minggu ke-2 sampai Minggu ke
Pada minggu ke-3 dan ke
berbagai jenis PGPR. minggu ketiga Tanaman yang memiliki rerata tertinggi terdapat pada
pemberian PGPR akar rumput gajah dan akar rumput gajah ditambah legin dengan rerata
12.29 cm sedangkan yang terendah terdapat pada tanpa pemberian PGP
dengan rerata 11.25 cm.
Pada variabel lain, pemberian PGPR pada semua
seperti volume akar (V.A) dan jumlah klorofil daun (J.K.D). Nilai rerata volume akar dan
jumlah klorofil daun pada berbagai perlakuan P
Gambar 2. Grafik rerata Volume Ak
Gambar 2 menunjukkan nilai rerata volume akar tertinggi dihasilkan oleh kedelai pada
pemberian PGPR rumput ilalang
yang terendah terdapat pada tanpa pemberian PGPR ditambah legin dengan rerata 7.00 cm
Gambar 3 menunjukkan nilai rerata jumlah klorofil daun tertinggi dihasilkan oleh
kedelai pada pemberian PGPR r
yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR namun di tambah legin
dengan rerata 35.78 spad unit
0,00
5,00
1 0,00
1 5,00
20,00
25,00
30,00
Reratatinggitanaman(cm)
0,00
5,00
1 0,00
v P₀ P₁ P₂olumeakar(cm 3 )7,00 7,185,93Jenis PGPRnya.Pola Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kedelai pada Berbagaiakuan PGPR dapat dilihat Pada Gambar 1.erata Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Jenis PGPR Tanaman dari2 sampai Minggu ke-5 pada Semua Perlakuan.3 dan ke-4 tinggi tanaman berpengaruh tidak nyata dengan pemberianberbagai jenis PGPR. minggu ketiga Tanaman yang memiliki rerata tertinggi terdapat padapemberian PGPR akar rumput gajah dan akar rumput gajah ditambah legin dengan rerata12.29 cm sedangkan yang terendah terdapat pada tanpa pemberian PGPR ditambah leginPada variabel lain, pemberian PGPR pada semua jenis PGPR berpengaruhseperti volume akar (V.A) dan jumlah klorofil daun (J.K.D). Nilai rerata volume akar danjumlah klorofil daun pada berbagai perlakuan PGPR dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.erata Volume Akar Gambar 3. Grafik rerata Jumlah Klorofilenunjukkan nilai rerata volume akar tertinggi dihasilkan oleh kedelai padapemberian PGPR rumput ilalang ditambah legin dengan rerata tertinggi 8.88 cmyang terendah terdapat pada tanpa pemberian PGPR ditambah legin dengan rerata 7.00 cmenunjukkan nilai rerata jumlah klorofil daun tertinggi dihasilkan olehkedelai pada pemberian PGPR rumput gajah dengan rerata tertinggi 37.97yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR namun di tambah legindengan rerata 35.78 spad unit.2 3 4 5tanpa PGPR+leginPGPR bambuPGPR bambu+leginPGPR ilalangPGPR ilalang+leginPGPR rumputPGPRgajah+leginPengamatan minggu keP₃ P₄ P₅ P₆5,938,65 8,887,40 8,10Jenis PGPR02040P₀ P₁ P₂ P₃ P₄klorofildaun(spadunit)Jenis PGPR35,7 36,0 36,4 37,9 37,2Pola Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kedelai pada Berbagaierata Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Jenis PGPR Tanaman daridengan pemberianberbagai jenis PGPR. minggu ketiga Tanaman yang memiliki rerata tertinggi terdapat padapemberian PGPR akar rumput gajah dan akar rumput gajah ditambah legin dengan rerataR ditambah leginberpengaruhtidak nyataseperti volume akar (V.A) dan jumlah klorofil daun (J.K.D). Nilai rerata volume akar danGPR dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.erata Jumlah Klorofil Daunenunjukkan nilai rerata volume akar tertinggi dihasilkan oleh kedelai padaditambah legin dengan rerata tertinggi 8.88 cm3,sedangkanyang terendah terdapat pada tanpa pemberian PGPR ditambah legin dengan rerata 7.00 cm3.enunjukkan nilai rerata jumlah klorofil daun tertinggi dihasilkan olehspead unit, danyang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR namun di tambah leginPGPR+leginbambubambu+leginilalangilalang+leginrumput gajahRumputgajah+leginP₄ P₅ P₆37,2 37,9 37,53Pada variabel lainnyanyata seperti jumlah polong isi (P.Ijumlah polong isi dan berat 100 biji keringgambar 4 dan 5.Gambar 4. Grafik rerata jumlah polong isiGambar 4 menunjukkan bahwa nilai rerata jumlah polong isi dihasilkan olehpemberian PGPR rumput ilalang ditambah legin dengan rerata jumlah tertinggi 120.63polong,sedangkan yang terendah dihasilkan oleh kedelditambah legin dengan rerata 86.25 polong.Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai rerata berat 100 biji kering dihasilkan olehpemberian PGPR akar bambu dengan rerata tertinggi 14.02 g, dan yang terendah terdapatpada perlakuan pemberian PGPR rumput gajah dengan rerata 13.41 g.Hasil analisis keragaman pengaruh jenis PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggitanaman minggu ke-2,minggu ketanaman dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman minggu ke4,volume akar, 100 biji kering, jumlah klorofil daun dan polong isi.Pada tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggitanaman pada minggu kenyata kemungkinan disebabkan olehberkoloni menyelimuti akar tanaman sehingga dapat berpengaruh langsung terhadappertumbuhan tanaman.Hal ini juga dikemukakan oleh Rahni (2012) bahwa bakteri dariPseudomonas, Azotobacter, Bacillusfitohormon yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terutama hormonauksin yang berperan dalam meningkatkan atau memacu tinggi tanaman.minggu ke-3 dan ke-4 tidak berpengaruh nytanaman tertinggi terdapat pada perlakuan akar rumput gajah dan rumput gajah ditambahlegin dengan rata-rata memiliki tinggi 12.29 cm per tanamarerata data tinggi tanaman tertirata-rata memiliki tinggi 16.610,0050,00100,00150,00P₀ P₁jumlahpolongisi(biji)Jenis PGPR86,297,0nya, pemberian PGPR pada semua jenis PGPR berpengaruhrti jumlah polong isi (P.I) dan berat 100 biji kering (B.100.B.K1). Nilai reratajumlah polong isi dan berat 100 biji kering pada berbagai perlakuan PGPR dapat dilihat padarerata jumlah polong isi Gambar 5. Grafik rerata berat 100 bijienunjukkan bahwa nilai rerata jumlah polong isi dihasilkan olehpemberian PGPR rumput ilalang ditambah legin dengan rerata jumlah tertinggi 120.63polong,sedangkan yang terendah dihasilkan oleh kedelai pada tanpa pemberian PGPRditambah legin dengan rerata 86.25 polong.enunjukkan bahwa nilai rerata berat 100 biji kering dihasilkan olehpemberian PGPR akar bambu dengan rerata tertinggi 14.02 g, dan yang terendah terdapatrian PGPR rumput gajah dengan rerata 13.41 g.PEMBAHASANkeragaman pengaruh jenis PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggi2,minggu ke-5, bintil akar, berat kering tanaman dan berat biji keringtanaman dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman minggu kebiji kering, jumlah klorofil daun dan polong isi.enunjukkan bahwa pemberian PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggi-2 dan minggu ke-5setelah tanam. Tinggi tanamandisebabkan oleh bakteri dalam PGPR, karena bakteri PGPR hidup secaraberkoloni menyelimuti akar tanaman sehingga dapat berpengaruh langsung terhadapHal ini juga dikemukakan oleh Rahni (2012) bahwa bakteri dariPseudomonas, Azotobacter, Bacillus dan Seratia diidentifikasi sebagai PGPR penghasilfitohormon yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terutama hormonauksin yang berperan dalam meningkatkan atau memacu tinggi tanaman. Sedangktidak berpengaruh nyata. Dari rerata data tinggi tanaman minggu ketanaman tertinggi terdapat pada perlakuan akar rumput gajah dan rumput gajah ditambahrata memiliki tinggi 12.29 cm per tanaman. Sedangkan pada minggu kererata data tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR dengan16.61 cm per tanaman.Data volume akar menunjukan nilai rerataP₂ P₃ P₄ P₅ P₆Jenis PGPR97,0 104,6117,5 120,6104,392,2501015B P₀ P₁ P₂ P₃ P₄erat100bijikering(g)13,7 13,8 14,0 13,7Jenis PGPRberpengaruh tidakdan berat 100 biji kering (B.100.B.K1). Nilai rerataapat dilihat padarerata berat 100 biji keringenunjukkan bahwa nilai rerata jumlah polong isi dihasilkan olehpemberian PGPR rumput ilalang ditambah legin dengan rerata jumlah tertinggi 120.63ai pada tanpa pemberian PGPRenunjukkan bahwa nilai rerata berat 100 biji kering dihasilkan olehpemberian PGPR akar bambu dengan rerata tertinggi 14.02 g, dan yang terendah terdapatkeragaman pengaruh jenis PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggi5, bintil akar, berat kering tanaman dan berat biji kering-3,minggu ke enunjukkan bahwa pemberian PGPR berpengaruh nyata terhadap tinggiTinggi tanaman berpengaruhkarena bakteri PGPR hidup secaraberkoloni menyelimuti akar tanaman sehingga dapat berpengaruh langsung terhadapHal ini juga dikemukakan oleh Rahni (2012) bahwa bakteri dari genusdiidentifikasi sebagai PGPR penghasilfitohormon yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terutama hormonSedangkan padaata tinggi tanaman minggu ke-3tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan akar rumput gajah dan rumput gajah ditambahn. Sedangkan pada minggu ke-4nggi terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR denganData volume akar menunjukan nilai rerataP₄ P₅ P₆13,6 13,4 13,8Jenis PGPR4tertinggi volume akar terdapat pada perlakuan PGPR rumput ilalang ditambah legin dengan8,88 cm3,sedangkan yang terendah terdapat pada pemberian akar bambu ditambah legindengan 5,93 cm3. Data jumlah bintil akar juga menunjukkan nilai rerata terbanyak terdapatpada perlakuan akar rumput gajah dengan rata-rata memiliki 15,00 bintil sedangkan nilairerata yang terendah terdapat pada perlakuan akar bambu ditambah legin dengan rata-ratamemiliki 7,25 bintil dan nilai ada pada BNJ taraf 15% adalah 3,62. Unsur hara yang tersediamenyebabkan tanah menjadi subur sehingga akar dapat berfotosintesis dengan baik.Padapengamatan jumlah klorofil daun menunjukkan nilai rerata tertinggi terdapat pada perlakuanakar rumput gajah dengan nilai 37,97 spad unit,sedangkan yang terendah terdapat padaperlakuan tanpa pemberian PGPR ditambah legin dengan nilai 35,78 spead unit.Fotosintesis dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti suhu, kelembaban dan curahhujan. Dari data rerata suhu,kelembaban dan curah hujan selama penelitian menunjukkanbahwa rerata suhu pada bulan Desember 27,25 0C, Kelembaban 76,67 % dan curah hujan370,20 mm. pada bulan Januari 27,150C Kelembaban 76,70 % dan curah hujan 455,20 mm.pada bulan Februari 27,230C, Kelembaban 77,47 % dan curah hujan 403,90 mm. MenurutAdisarwanto (2007), suhu yang ideal pada musim kemarau berkisar antara 20-300C,kelembaban udara berkisar antara 75-90 % dan kebutuhan air untuk tanaman kedelai berkisarantara 350-550 mm per tahun. Suhu,kelembaban dan curah hujan yang sesuai dengan syaratpertumbuhan tanaman kedelai akan menyebabkan fotosintesis berjalan dengan optimal.Menurut Mustamu (2009), berat atau besarnya berat daun disebabkan oleh kegiatanfotosintesis yang tetap dipertahankan tinggi oleh tanaman. Selanjutnya, distribusi fotosintatjuga banyak didistribusikan ke bagian akar, batang dan polong. Hasil tersebut sesuai dengandata dari tabel 3 yang menunjukkan bahwa berat kering tanaman memiliki rerata tertinggiterdapat pada perlakuan rumput ilalang ditambah legin dengan 5,25 g,sedangkan yangterendah terdapat pada perlakuan tanpa pemberian PGPR dengan 3,56 g dan nilai pada BNJtaraf 15% adalah 1,61.Data berat biji kering,berat 100 biji kering dan polong isi menunjukkan pengaruh darifotosintat yang di translokasikan ke organ generatif berpengaruh baik terhadap berat bijikering,berat 100 biji kering dan jumlah polong isi. Data berat biji kering menunjukkan bahwaperlakuan akar ilalang dengan 42,27 g,sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuantanpa pemberian PGPR ditambah legin dengan 19,88 g dan nilai ada pada BNJ taraf 15%adalah 11,40. Pada berat 100 biji kering dan polong isi nilai rerata tertinggi terdapat padaperlakuan akar bambu ditambah legin dengan 14,02 g dan perlakuan akar rumput gajahdengan 104,38 polong pertanaman, sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan akarrumput gajah dengan 13,41 g dan perlakuan tanpa pemberian PGPR dengan 86,25 polongpertanaman. Menurut Elidar (2000), tingginya hasil berat biji tanaman dipengaruhi olehkemampuan polong dalam menampung fotosintat yang dihasilkan.Meningkatnya prosesfotosintesis dapat mempengaruhi berat biji tanaman, karena semua hasil fotosintesis(fotosintat) ditransfer keseluruh bagian tanaman untuk pertumbuhan dan sebagian besardisimpan dalam biji. Selain itu perbedaan kandungan air yang tersimpan didalam biji jugamemberikan perbedaan berat biji kering kedelai.KESIMPULANPemberian PGPR dapat memberikan perbedaan pertumbuhan dan hasil tanamankedelai pada tanah gambut terhadap berbagai variabel pengamatan antara lain tinggi tanamanminggu ke-2 dan ke-5,jumlah bintil akar efektif,berat kering tanaman dan berat biji keringtanaman. Perlakuan PGPR akar ilalang ditambah legin memberikan rerata tertinggi padajumlah polong isi jumlah klorofil daun dan volume akar untuk berat 100 biji kering rerata5tertinggi terdapat pada perlakuan PGPR akar bambu ditambah legin dengan rerata 14.02 grper tanaman. Semua jenis PGPR menunjukkan perbedaan atas hasil yang tidak beragam padapenelitian ini.DAFTAR PUSTAKAAdisarwanto, T. 2007. Kedelai. Cetakan ke-3. Penebar Swadaya. Jakarta.Anggoro, U.K. 2013. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai 2013.DirektoratJenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Jakarta.Elidar. Y. 2000. Jurnal Budidaya Pertanian. Vol.7. No 1. Samarinda.Kloepper et al. 1999. Plant root-bacterial interactions in biological control ofsoilbirnedisease and potential extention to systemic and foliar disease.Australia PlantPathology.Mustamu YA. 2009. Seleksi kedelai generasi F4 terhadap intensitas cahaya rendah di dualingkungan [Tesis]. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.Pitojo, S. 2007. Benih Kedelai. Kanisius. Yogyakarta.Rahni, N.M. 2012. Efek Fitohormon PGPR Terhadap Pertumbuhan Tanaman jagung(Zea mays). J. Agribisnis dan Pengembangan Wilayah.3 (2):27-35p.SSuprapto, 2002. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.6
DOI: https://doi.org/10.26418/jspe.v5i3.16817
Refbacks
- There are currently no refbacks.