PEMANFAATAN DAUN JATI MUDA DAN SABUT KELAPA SEBAGAI PEWARNA ALAMI KAIN KATUN DENGAN FIKSATOR AIR JERUK NIPIS
Abstract
Indonesia has the variety of plants that have the potential to provide natural dyes to textiles. One of them is the young leaves of teak tress (Tectona grandis) which contain anthocyanin dye. Coconut fiber waste is also used as a natural dye because it contains tanin dye. Many studies have been carried out on young teak leaves and coconut fiber in fabric dyeing. This research creates a new idea that uses both as natural dyes by soaking coconut fiber in young teak leaf extract. Extraction of young teak leaves is carried out by boiling with a vlot of 1 kg of material / 10 L of solvent at a temperature of 100 °C for 30 minutes. Then the young teak leaf extract is added with coconut fiber and left for 24 hours and 48 hours, until a natural dye solution is obtained. The fabric is dipped in the dye for 5 x 20 minutes. Next, the fabric is dried by air-drying and fixation is carried out with lime juice to bind the dye that has been absorbed into the fabric fibers. The results of this research show that soaking coconut fiber for 24 hours and 48 hours in young teak leaf extract can provide a brighter fabric color intensity, as well as adding lime juice fixator. This research shows that soaking coconut fiber in young teak leaf extract can provide a brighter fabric color intensity, likewise with lime juice fixator. In terms of fabric colour fastness to soap washing, the lime juice fixator gave a good average score (4), one level higher that without fixation which got a fairly good average score (3-4).
Keywords: coconut fiber, lime juice fixator, natural dye, young teak leaves.
Abstrak
Indonesia memiliki ragam tumbuhan yang berpotensi memberikan zat warna alami pada tekstil. Salah satunya adalah daun muda dari pohon jati yang mengandung zat warna antosianin. Limbah sabut kelapa juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami karena mengandung zat warna tanin. Daun jati muda dan sabut kelapa sudah banyak dilakukan penelitian dalam pewarnaan kain. Penelitian ini membuat gagasan baru yang memanfaatkan keduanya sebagai pewarna alami dengan cara perendaman sabut kelapa dalam ekstrak daun jati muda. Ekstraksi daun jati muda dilakukan dengan cara perebusan dengan plot 1 kg bahan / 10 L pelarut pada suhu 100 °C selama 30 menit. Kemudian ekstrak daun jati muda ditambahkan dengan sabut kelapa dan didiamkan selama 24 jam dan 48 jam, hingga diperoleh larutan pewarna alami. Kain dicelupkan ke dalam pewarna selama 5 x 20 menit. Selanjutnya kain dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan dilakukan fiksasi dengan air jeruk nipis untuk mengikat zat warna yang telah terserap dalam serat kain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman sabut kelapa selama 24 jam dan 48 jam dalam ekstrak daun jati muda dapat memberikan intensitas warna kain yang semakin terang, begitu juga dengan penambahan fiksator air jeruk nipis. Dalam segi tahan luntur warna kain terhadap pencucian sabun, fiksator air jeruk nipis memberikan nilai rata-rata baik (4), satu tingkat lebih tinggi daripada tanpa fiksasi yang memperoleh nilai rata-rata cukup baik (3-4).
Kata kunci: sabut kelapa, fiksator air jeruk nipis, pewarna alami, daun jati muda,
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.26418/jhl.v12i2.76263
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Dipublikasi oleh :
Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura