PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PEMILU TERHADAP PESERTA PEMILU PADA PELAKSANAAN PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KOTA PONTIANAK DITINJAU DARI UU NO. 8 TAHUN 2012

SRI SUDONO SALIRO - A01111069

Abstract


Di  dalam  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia, kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang  Dasar.  Hal  ini  tercantum  dalam  Pasal  1 Ayat (2) UUD 1945. Sehubungan dengan itu, Pemilihan Umum (Pemilu) yang langsung, umum, bebas, dan rahasia untuk menyusun anggota  DPR,  DPD  dan  DPRD  perlu  diselenggarakan berdasarkan  demokrasi  pancasila,  yang  pelaksanaannya dilakukan  dengan  jujur  dan  adil,  tetapi  tidak  satu  hal  pun dapat  menjamin  bahwa  seluruh  manusia  selalu  bertindak jujur dan adil dalam segala aspek kehidupan. Apalagi yang namanya  Pemilu  itu  dilangsungkan  sekali  dalam  5  (lima) tahun, maka segala cara pun dilakukan oleh Peserta Pemilu untuk  menarik  perhatian  masyarakat  Pemilih  sehingga memberikan  suaranya  pada  satu  pilihan  Peserta  Pemilu. Tidak  menutup  kemungkinan  terjadinya  kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh Peserta Pemilu. Undang-Undang  dan  berbagai  peraturan  memang sudah  menggariskan  hal-hal  yang  boleh  dilakukan,  wajib dilakukan,  dan  hal-hal  yang  tidak  boleh  dilakukan.  Tetapi kenyataannya manusia sering lalai  atau sengaja  melanggar dengan latar belakang yang sangat bervariasi.   Masalah  yang  diteliti  yaitu  :  “Faktor-Faktor  Apa Yang  Menyebabkan  Penegakan  Hukum  Tindak  Pidana Pemilu Terhadap Peserta Pemilu Pada Pelaksanaan Pemilu Legislatif  2014  Di  Kota  Pontianak  Tidak  Semuanya Diproses Secara Maksimal Menurut UU No. 8 Tahun 2012 ?”.  Dalam  penelitian  ini,  penulis  menggunakan  metode Deskriptif Analisis yaitu menganalisa keadaan sebagaimana yang  terjadi  dalam  masyarakat  pada  saat  penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data melalui wawancara dan angket. Berdasarkan  hasil  penelitian  menunjukkan  Bahwa Faktor-Faktor  Yang  Menyebabkan  Penegakan  Hukum Tindak  Pidana  Pemilu  Terhadap  Peserta  Pemilu  Pada Pelaksanaan  Pemilu  Legislatif  2014  Di  Kota  Pontianak Tidak  Semuanya  Diproses  Secara  Maksimal  Menurut  UU No. 8 Tahun 2012 Dikarenakan Kesulitan Pembuktian Dan Kurangnya Kesadaran Hukum Masyarakat Untuk Melapor. Penulis  dalam  hal  ini  mengajukan  saran  agar masyarakat  Pemilih  maupun  Peserta  Pemilu  yang bersangkutan untuk tidak menerima dan melakukan Money Politic.  Mengenai  ketidakjelasan  jangka  waktu  pelaporan apakah hari libur dihitung atau tidak tentunya hal ini perlu ada  kesepakatan  bersama  yang  tertuang  dalam  aturan pelaksanaan.

Undang-Undang  Republik  Indonesia  Nomor  8 Tahun 2012 tentang Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD terutama pasal-pasal yang menyangkut penyelesaian tindak  pidana  Pemilu  perlu  ditinjau  kembali,  karena  waktu  yang sangat  singkat  merupakan  salah  satu  penghambat penyelesaian suatu tindak pidana Pemilu serta penulis juga ingin  memberikan  saran  agar  didalam  Undang-Undang Pemilu  yang  akan  datang  perlu  ditambah  pasal  yang mengatur tentang upaya paksa yaitu upaya penahanan bagi saksi ataupun terdakwa yang tidak menghadiri persidangan di  Pengadilan  agar  tidak  melarikan  diri  sehingga  terjadi kedaluwarsa.

Keyword  :  Penegakan  Hukum,  Tindak  Pidana  Pemilu, Peserta Pemilu.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Powered By : Team Journal - Faculty of Law - Tanjungpura University 2013