PELAKSANAAN BALIK NAMA HAK MILIK TANAH YANG DIPEROLEH BERDASARKAN WARIS DI KELURAHAN SAMPIT KECAMATAN DELTA PAWAN KABUPATEN KETAPANG

SARASWATI - A01111089

Abstract


Pelaksanaan  Balik  Nama  Hak  Milik  Tanah  Yang Diperoleh Berdasarkan  Waris  Di  Kelurahan  Sampit Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang Berdasarkan  ketentuan  Pasal  42  Peraturan Pemerintah  Nomor  24  Tahun  1997  tentang  Pendaftaran Tanah,  menyatakan  bahwa  untuk  tanah  warisan  harus didaftarkan  pada  Badan  Pertanahan  Nasional  setempat untuk  dilakukan  proses  balik  nama  dari  pewaris  menjadi hak milik ahli waris. Metode  penelitian  yang  dipergunakan  adalah empiris  dengan  pendekatan  deskriptif  analisis,  dengan maksud  untuk  mengungkapkan  serta  menggambarkan keadaan  sebenarnya  yang  terjadi  pada  saat  dilakukannya peneltian  ini,  sampai  pada  akhirnya  dapat  diambil  suatu kesimpulan dari fakta yang ada di lapangan Untuk  mengetahui  siapa-siapa  yang  menjadi  ahli waris,  berapa  besarnya  bagian  masing-masing  ahli  waris terhadap  tanah  warisan  tersebut  diperlukan  adanya Penetapan  waris  dari  Pengadilan  Agama,  dan  penetapan waris  diperlukan  untuk  membuktikan  bahwa  benar  yang mengajukan  permohonan  peralihan  hak  atas  tanah  waris tersebut  adalah  ahli  waris  dari  pewaris,  serta  mengetahui luas  tanah  yang  diajukan  peralihan  hak  tersebut,  dan sekaligus penetapan waris dijadikan sebagai bukti asal usul kepemilikan tanah tersebut. Hasil Penelitian pertama bahwa meskipun telah ada Akta Pembagian waris dari Pengadilan Agama namun ahli waris  belum  melaksanakan  pendaftaran  tanah  warisan tersebut pada Kantor Badan Pertanahan Nasional setempat sehingga sertifikat hak milik atas tanah tersebut masih atas nama  pewaris,  kedua  bahwa  faktor-faktor  yang menyebabkan  ahli  waris  belum  melaksanakan  pendaftaran tanah  waris  pada  Kantor  Badan  Pertanahan  Nasionalk (BPN)  karena  belum  memahami  arti  penting  perlidungan akan kepastian hukum hak milik atas tanah dan ahli waris menganggap  bahwa    Akta  Pembagian  Harta  Peninggalan sudah  cukup  sebagai  ketetapan  untuk  menguasai  tanah warisan,  ketiga  bahwa  akibat  hukum  terhadap  ahli  waris yang  belum  melaksanakan  pendaftaran  tanah  waris  pada  Kantor  Badan  Pertanahan  Nasionalk  (BPN)  Pontianak adalah tidak ada sertifikat  hak milik atas nama ahli waris, sehingga  tidak  adanya  kepastian  hukum  kepemilikan  hak atas  tanah  tersebut,  keempat  bahwa  upaya-upaya  yang dilakukan  oleh  BPN  dalam  hubungannya  dengan pendaftaran tanah warisan, adalah memberikan penyuluhan hukum  mengenai    prosedur,  tata  cara  dan  syarat-syarat pendaftaran tanah warisan guna mendapatkan sertifikat hak milik  atas  tanah  sehingga  ahli  waris  memiliki  kepastian hukum kepemilikan hak atas tanah.

Keyword : Pendaftaran tanah waris.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Powered By : Team Journal - Faculty of Law - Tanjungpura University 2013