GAMBARAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG MENGGUNAKAN ANTIHIPERTENSI GOLONGAN DIURETIK DAN ATAU BETA BLOKER DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK
Abstract
Diabetes melitus (DM) tipe 2 dengan komplikasi hipertensi dapat
meningkatkan risiko mikrovaskuler dan makrovaskuler. Penatalaksanaan DM tipe
2 dengan hipertensi digunakan berbagai macam obat. Pasien diabetes yang
diberikan antihipertensi diuretik dan atau beta bloker memiliki risiko
peningkatkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
persentase penggunaan diuretik dan atau beta bloker serta gambaran kadar gula
darah pasien diabetes dengan komplikasi hipertensi. Penelitian ini merupakan
penelitian observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional) yang
bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan
rekam medis pasien rawat inap di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
Pontianak periode Januari-Desember 2017. Hasil penelitian menunjukkan sampel
yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 32 pasien rawat inap. Antihipertensi
yang banyak digunakan yaitu furosemid sebesar 40,6%. Gambaran rata-rata kadar
gula darah saat keluar dari RS yang menerima kombinasi insulin + ADO
(glimepiride dan atau metformin) + furosemid + bisoprolol + HCT adalah 262
mg/dl dan kombinasi ADO (glimepiride dan atau metformin) + furosemid + HCT
adalah 247 mg/dl. Kesimpulan dari penelitian ini adalah obat antihipertensi yang
paling banyak digunakan yaitu furosemid dan kadar gula darah saat keluar dari RS
rata-rata dengan kondisi hiperglikemia yaitu diatas 254,5 mg/dl dengan selisih
penurunan rata-rata 24 mg/dl.
Kata kunci : Diuretik, beta bloker, diabetes melitus tipe 2, antihipertensi,
kadar gula darah
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.