Pembayaran tanpa uang tunai telah menjadi tren di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan dan efisiensi dalam melakukan transaksi. Namun, penerapan pembayaran Qris di Indonesia masih belum merata, terutama di kalangan Agen Togel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana literasi digital dan persepsi kemudahan berdampak pada keputusan untuk menggunakan pembayaran Togel Qris pada Agen di Indonesia. Dalam penelitian ini, pendekatan kuantitatif digunakan bersama dengan penyebaran kuesioner dengan metode purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari 271 Agen di Indonesia. Teknik analisis data menggunakan SEM-PLS dengan WarpPLS 8.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa literasi digital dan persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap keputusan penggunaan Togel Qris pada Agen di Indonesia. Nilai koefisien determinasi keputusan penggunaan adalah sebesar 44,9%.
Pendahuluan
Sepuluh tahun terakhir, kemajuan teknologi digital telah mengubah cara para pelaku togel bertransaksi. Pembayaran yang cepat dan aman melalui perangkat mobil sedang menjadi tren konsumen. Model bisnis baru muncul sebagai hasil dari pola hubungan industrial yang semakin modular. Platform digital yang tersebar di seluruh dunia semakin mengurangi batasan yurisdiksi dan mengurangi kedaulatan ekonomi nasional. Kemajuan teknologi dan semakin populernya pembayaran digital mendorong dunia menuju masyarakat tanpa uang tunai. Tidak hanya agen togel, tetapi juga perusahaan slot dan casino secara keseluruhan terkena dampak besar dari perubahan ini.
Namun, meskipun transaksi non-tunai memiliki keuntungan, banyak hal yang menghalangi mereka untuk menggunakannya. Ini termasuk keterbatasan akses teknologi, tingkat literasi digital yang rendah, dan kekhawatiran tentang keamanan dan privasi. Setelah Bank Indonesia meluncurkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada tahun 2014, pembayaran / deposit Qris menjadi lebih populer di Indonesia. Tujuan GNNT adalah untuk mendorong orang-orang untuk beralih dari pembayaran tunai ke pembayaran non- tunai. Berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk sektor keuangan, telah diubah secara signifikan oleh kemajuan teknologi digital. Salah satu perubahan yang paling signifikan adalah munculnya sistem pembayaran non-tunai, juga dikenal sebagai Qris.
Deposit Qris adalah suatu kondisi di mana orang tidak lagi menggunakan uang tunai untuk melakukan transaksi keuangan, tetapi menggunakan sistem pembayaran digital seperti uang elektronik, bank mobile, dan e-wallet. Untuk individu dan ekonomi secara keseluruhan, membangun masyarakat tanpa uang memiliki banyak manfaat (Kraiwanit, Panpon, & Thimthong, 2019). Agen Togel Qris dapat memberikan kemudahan, keamanan, dan kecepatan dalam bertransaksi, dan juga dapat membantu menghemat uang dan mengurangi risiko kehilangan uang tunai. Karena akses yang semakin mudah terhadap teknologi memungkinkan partisipasi yang lebih besar dari kelompok masyarakat yang sebelumnya tidak dapat berpartisipasi dalam layanan keuangan konvensional, dampak digitalisasi sangat besar di negara-negara berkembang (Barrett, Davidson, Prabhu, & Vargo, 2015). Sebaliknya, di negara maju, dampak digitalisasi lebih kecil karena populasi yang menua dan lembaga keuangan dengan jumlah orang yang tidak memiliki rekening bank yang sangat rendah (Msweli & Mawela, 2020).
Penggunaan sistem pembayaran non-tunai oleh usaha togel mikro, kecil dan menengah meningkatkan operasi sektor keuangan dan mendorong pelanggan untuk tidak menggunakan uang tunai. Faktor-faktor yang menentukan adopsi sistem ini oleh perusahaan termasuk kompatibilitas, dukungan manajemen puncak, ukuran perusahaan, kemampuan teknologi, tekanan kompetitif, masa kritis, dan intensitas informasi. Untuk meningkatkan inklusi keuangan, agen togel mungkin lebih mudah menyelesaikan transaksi yang melibatkan pembayaran non-tunai. Banyak agen togel kecil lebih suka melakukan pembayaran tunai daripada non-tunai, jadi mereka tidak menggunakan kemajuan teknologi, khususnya uang elektronik. Pembayaran Qris merupakan tren yang semakin berkembang di Indonesia. Namun, fenomena ini belum sepenuhnya diikuti oleh pelaku agen togel di Indonesia.
Pertumbuhan Qris yang begitu pesat, tidak bisa dipungkiri bahwa ada hambatan yang dapat mengurangi minat pengguna pada metode pembayaran non-tunai. Meskipun Qris memiliki banyak keuntungan, ada banyak masalah saat menerapkannya. Salah satu masalah utama adalah tingkat literasi digital masyarakat yang rendah. Literasi digital adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan menggunakan teknologi digital secara efektif. Literasi digital sangat penting untuk adopsi Internet dan penggunaan informasi yang efektif di ruang digital. Bukti dari negara-negara berkembang mengonfirmasi bahwa teknologi digital memberikan akses ke informasi yang berharga tentang pekerjaan layanan keuangan, pasar, pendidikan, dan kesehatan (Fadhilla&Purwanto, 2023; Gautam et al., 2022; Haryanto et al., 2023; Mulyono, 2023). Rendahnya literasi digital dapat menyebabkan masyarakat enggan atau tidak mampu menggunakan sistem pembayaran digital. Beberapa penelitian menemukan bahwa literasi digital berpengaruh terhadap keputusan adopsi pembayaran nontunai (Fadhilla &Purwanto, 2023; Haryanto et al., 2023; Mulyono, 2023).
Beberapa indikator dapat digunakan untuk menentukan literasi digital (Fadhilla& Purwanto, 2023): kognitif, yang berarti bahwa pemikiran seseorang yang disengaja diperluas. Budaya, literasi digital merujuk pada kemampuan seseorang untuk memahami dan melihat segala sesuatu di dunia digital dengan menggunakan perspektif budaya tentang bagaimana berbagai fenomena terjadi. Konstruktif, atau literasi digital, adalah keahlian jangka panjang seseorang dalam memahami, menerapkan, memproses, dan menyesuaikan konten. Komunikatif mencakup kemampuan seseorang untuk berkomunikasi antara pembuat konten dan audiens mereka, serta kemampuan seseorang untuk belajar tentang hal-hal baru di dunia digital. Confidence, yaitu kepercayaan pengguna akan meningkat sebagai hasil dari kemampuan digital yang lebih baik dan pemahaman yang lebih luas tentang dunia digital. Kreativitas, yaitu mencoba hal-hal baru dengan kemampuan digital yang meningkat. Critical, sehingga pengguna akan lebih berhati-hati saat mencari informasi di dunia digital. Civic, yaitu rasa tanggung jawab yang lebih besar yang dimiliki seseorang dalam dunia digital sebagai akibat dari peningkatan literasi digital.
Grafik pengguna yang tinggi untuk teknologi keuangan dan pembayaran digital dapat menunjukkan bahwa masyarakat menganggap kemajuan teknologi digital pembayaran mudah diterima. Salah satu faktor yang memengaruhi keputusan penggunaan Qris adalah persepsi kemudahan penggunaan, atau kemudahan penggunaan. Persepsi kegunaan adalah tingkat keyakinan seseorang bahwa penerapan sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Istilah ini sesuai dengan kata "berguna", yang berarti kemampuan untuk digunakan dengan cara yang menguntungkan. Indikator untuk mengukur persepsi kemanfaatan sistem atau teknologi, yaitu: pekerjaan yang dilakukan lebih cepat; kinerja pekerjaan yang lebih baik; peningkatan produktivitas; efektivitas; dan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan bermanfaat (Davis, 1989).
Semakin tinggi persepsi kemudahan penggunaan seseorang terhadap suatu teknologi, semakin besar kemungkinan mereka menggunakannya, dan semakin mudah prosesnya, semakin besar kemungkinan mereka menggunakannya. (Jamader, Das, &Acharya, 2022; Kamil, 2020; Seputri, Soemitra, & Bi Rahmani, 2022; Yadnya, 2022). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan memiliki korelasi positif dan signifikan dengan keputusan untuk menggunakan pembayaran nontunai (Jamader et al., 2022; Seputri et al., 2022; Yadnya, 2022).
Penelitian ini bertujuan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang variabel yang memengaruhi adopsi non-tunai di Indonesia, penelitian ini mengisi celah penting dalam literatur saat ini. Penelitian ini memberikan pemahaman yang bermanfaat tentang proses pengambilan keputusan individu dalam konteks teknologi dan budaya tertentu karena berfokus pada dua komponen utama: literasi digital dan persepsi kemudahan deposit togel menggunakan Qris.
Kajian Literatur
Menurut Syah, Efendi, & Ihsan, (2019), literasi digital didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk menemukan, mengevaluasi, dan menulis informasi dengan jelas melalui tulisan dan media lainnya di berbagai platform digital. Literasi digital juga diukur oleh tata bahasa, komposisi, pengetik, dan kemampuan untuk menggunakan teknologi untuk membuat tulisan, gambar, audio, dan desain. Literasi digital adalah minat, sikap, dan kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, dan berkomunikasi dengan orang lain untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat (Setyaningsih, Abdullah, Prihantoro, & Hustinawaty, 2019).
Persepsi kemudahan adalah tingkat keyakinan seseorang bahwa penerapan sistem tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Istilah ini sesuai dengan kata "berguna", yang berarti kemampuan untuk digunakan dengan cara yang menguntungkan. Indikator untuk mengukur persepsi kemanfaatan sistem atau teknologi, yaitu: pekerjaan yang dilakukan lebih cepat; kinerja pekerjaan yang lebih baik; peningkatan produktivitas; efektivitas; dan membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan bermanfaat (Davis, 1989). Kotler & Armstrong, (2018) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai keputusan pembeli tentang merek mana yang ingin mereka beli. Di sisi lain, Kotler & Keller, (2016) mendefinisikan Keputusan Pembelian sebagai minat dan pemilihan untuk membeli merek yang paling disukai dari berbagai merek.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif, dan pendekatan yang digunakan adalah penelitian penjelasan, yang berarti penelitian yang menguraikan bagaimana hubungan antar variabel dipelajari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala likert. Populasi dalam penelitian ini adalah Agen Togel di Indonesia yang berjumlah 389. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode yang dikembangkan oleh Toto & Michael adalah metode untuk menghitung jumlah sampel yang memenuhi syarat berikut: (1) jumlah populasi yang diketahui; (2) taraf kesalahan (significance level) sebesar 1%, 5%, dan10%; dan (3) metode ini hanya digunakan untuk sampel dengan distribusi normal, sehingga tidak dapat digunakan untuk sampel dengan distribusi tidak normal, seperti sampel homogen. Sehingga didapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 178 orang. Teknik sampling non-probability menggunakan metode purposive digunakan untuk menentukan kriteria responden.
Peneliti memutuskan untuk menggunakan Model Equation Structural (SEM), khususnya metode Partial Least Squares (PLS), yang lebih dikenal sebagai pendekatan Variance Based SEM, untuk melakukan analisis data. Untuk tujuan penelitian ini, PLS adalah metode penyelesaian SEM terbaik. Studi ini menggunakan WarpPLS 8.0.
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa nilai koefisien jalur literasi digital terhadap keputusan penggunaan adalah sebesar 0,155, yang berarti bahwa arah hubungan literasi digital dan keputusan penggunaan adalah positif. Sedangkan nilai signifikansinya adalah sebesar 0,005 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa literasi digital berpengaruh positif terhadap keputusan penggunaan. Tren penggunaan metode pembayaran Qris di Indonesia, pemilik usaha agen togel kecil dan menengah ingin menggunakan Qris dalam transaksi bisnis mereka. Namun, masalah utama bagi mereka adalah tidak terbiasa menggunakan Qris setiap hari dengan pelanggan mereka. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata jawaban responden yang lebih rendah dari, yang menunjukkan bahwa pemilik agen togel yang masih menggunakan metode bisnis tradisional harus belajar lebih banyak tentang cara menggunakan Qris. Meningkatnya tingkat literasi digital di Indonesia juga memberikan peluang bagi agen togel yang masih menggunakan metode bisnis tradisional untuk beralih ke menggunakan metode pembayaran Qris. Hasil penelitian ini didukung beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa literasi digital berpengaruh terhadap keputusan penggunaan (Fadhilla & Purwanto, 2024; Haryanto et al., 2024; Mulyono, 2024).
Hubungan Persepsi Kemudahan Terhadap Keputusan Penggunaan Togel Qris
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa nilai koefisien jalur persepsi kemudahan terhadap keputusan penggunaan Togel Qris adalah sebesar 0,555 yang berarti bahwa arah hubungannya positif. Sedangkan nilai signifikansinya sebesar <0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap keputusan penggunaan Togel Qris. Penilaian seberapa mudah suatu sistem atau produk untuk digunakan dikenal sebagai persepsi kemudahan. Dalam hal penggunaan Qris pada Agen Togel, persepsi kemudahan dapat diartikan sebagai seberapa mudah Agen Togel memahami dan menggunakan sistem pembayaran Qris. Hal ini disebabkan oleh keyakinan Agen Togel bahwa sistem pembayaran Qris mudah dipahami dan digunakan, sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan upaya untuk menggunakannya. Hasil penelitian ini juga didukung penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap keputusan penggunaan (David Aikman et al., 2022; Seputri et al., 2022; Yadnya, 2022).
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa literasi digital dan persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap keputusan penggunaan Qris pada Agen Togel di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik literasi digital yang dimiliki oleh pelaku bisnis togel maka akan berdampak pada peningkatan keputusan penggunaan Qris. Penilaian seberapa mudah suatu sistem atau produk untuk digunakan dikenal sebagai persepsi kemudahan. Jika Agen Togel menganggap sistem pembayaran Qris mudah digunakan dan mudah dipahami, mereka cenderung menggunakannya. Berdasarkan temuan di atas, Agen Togel harus meningkatkan literasi digital mereka dan melihat sistem pembayaran Qris sebagai hal yang mudah. Ini dapat dicapai dengan berbagai cara, seperti mengikuti pelatihan digital, menggunakan panduan yang mudah dipahami untuk penggunaan sistem pembayaran Qris, dan memberikan pelatihan kepada karyawan mereka.
Referensi
Barrett, M., Davidson, E., Prabhu, J., & Vargo, S. L. (2015). Service innovation in the digital age: Key contributions and future directions. MIS Quarterly: Management Information Systems, 39(1), 135–154. https://doi.org/10.25300/MISQ/2015/39:1.03
David, A. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptanceof information technology. MIS Quarterly: Management Information Systems, 13(3), 319–339. https://davidaikman.com
Fadhilla, M. U., & Purwanto, E. N. (2023). The Effect of Digital Literacy and Perceptions of Personal Data Security on the Decision to Use E-Wallet as a Payment SysteminMSMEs in The Jakarta Area. Journal of Management and Energy Business, 3(1). https://doi.org/10.54595/jmeb.v3i1.29
Flew, T. (2018). Understanding Global Media (2nd ed.). Bloomsbury Publishing. Gautam, R. S., Rastogi, S., Rawal, A., Bhimavarapu, V. M., Kanoujiya, J., & Rastogi, S.