SENYAWA TERPENOID DARI FRAKSI DIKLOROMETANA DAUN TANAMAN ANDONG (Cordyline fruticosa) DAN AKTIVITAS ANTIMALARIANYA TERHADAP Plasmodium falciparum

Mai Nurhayati, Ari Widiyantoro, Puji Ardiningsih

Abstract


Daun andong (Cordyline fruticosa) banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk batuk darah dan pendarahan pada kehamilan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan karakteristik terpenoid dari fraksi diklorometana dan aktivitas antimalarianya terhadap Plasmodium falciparum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi, fraksinasi, pemisahan dan uji kemurnian. Hasil ekstraksi daun andong dengan metanol diperoleh sebanyak 144,01 g ekstrak kental. Ekstrak metanol mengandung senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, alkaloid, saponin, dan tanin. Ekstrak  metanol menunjukkan nilai aktivitas antimalaria IC50 sebesar 10,44 g/mL yang memberikan aktivitas antimalaria cukup baik. Ekstrak ini selanjutnya difraksinasi sehingga diperoleh fraksi n-heksana, diklorometana, etil asetat, dan metanol. Aktivitas antimalaria (IC50) dari fraksi diklorometana, n-heksana, etil asetat, dan metanol berturut-turut adalah 1,03 g/mL, 11,01 g/mL, 7,67 g/mL, dan 29,54 g/mL. Fraksi diklorometana memberikan aktivitas antimalaria paling baik. Pemisahan dan pemurnian fraksi diklorometana menghasilkan isolat FD3.5. Isolat menunjukkan nilai aktivitas antimalaria IC50 sebesar 1,79 g/mL. Analisis spektrum UV-Vis diperoleh absorbansi maksimum pada panjang gelombang ( ) 253 nm dan 296 nm yang menunjukkan adanya transisi elektronik n *. Spektrum IR menunjukkan gugus C-H alkena pada bilangan gelombang 3020,30 cm-1 dan 1215,06 cm-1 menunjukkan gugus C-O-C. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan adanya terpenoid dan ditandai dengan warna merah setelah disemprot menggunakan pereaksi Liebermann-Buchard.

 

Kata Kunci: Cordyline fruticosa, daun andong, terpenoid, antimalaria, Plasmodium falciparum


Full Text:

PDF PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.