PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP EKSTRAKSI ASAM HUMAT DARI KOMPOS KOTORAN SAPI

Maria Desi Furnata, Intan Syahbanu, Nurlina

Abstract


Kompos merupakan bahan organik yang terdiri dari sisa-sisa tanaman, hewan, ataupun sampah-sampah kota yang telah mengalami pelapukan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh jenis pelarut terhadap rendemen dan karakteristik asam humat yang dihasilkan dari kompos kotoran sapi. Tahapan yang dilakukan pada penelitian dimulai dari ekstraksi asam humat dengan jenis pelarut basa (KOH dan NaOH) dan garam  (K2CO3 dan Na2CO3), kemudian dilanjutkan dengan penambahan HCl. Tahapan selanjutnya adalah pencucian asam humat berulang kali hingga dapat dipastikan bebas ion Cl-. Asam humat yang telah diperoleh kemudian dikarakterisasi gugus fungsinya secara kualitatif dengan spektrofotometer FTIR dan analisis secara kuantitatif untuk menyelidiki gugus (–OH) total, karboksilat (–COOH) dan gugus –OH fenolik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa larutan NaOH lebih efektif dalam mengekstraksi kompos sehingga menghasilkan rendemen lebih banyak dari pelarut lainnya yaitu 4,94%. Hasil uji FTIR menunjukan adanya gugus –OH fenolik (3354,00; 3339,39; 3294,35 dan 3341,19 cm-1), karbonil (C=O) (1633,45; 1619,06; 1629,23 dan 1620,91 cm-1), aromatik (C=C) (1619,06; 1629,23 dan 1620,91 cm-1), -CH alifatik (2939,63; 2936,75 dan 2938,60 cm-1) dan –NH (3354,00; 3339,39; 3294,35 dan 3341,19 cm-1). Asam humat yang diekstraksi dengan NaOH memiliki kandungan keasaman total, gugus karboksilat dan gugus fenolik berturut-turut  adalah 625 cmol kg-1, 250 cmol kg-1 dan 375 cmol  kg-1.

           

Kata Kunci: kompos, asam humat, FTIR, nilai keasaman total


Full Text:

PDF PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.