TINJAUAN YURIDIS KERJASAMA NEGARA TEPI SELAT MALAKA DAN SINGAPURA DALAM MENJAGA KEAMANAN NAVIGASI DAN LINGKUNGAN MARITIM MELALUI REZIM TRIPARTITE TECHNICAL EXPERTGROUP (TTEG)
Abstract
Abstract
This research focuses on the Tripartite Technical Expert Group (TTEG) forum regarding its capacity and the factors that affect cooperation in the Malacca Strait and the Singapore Strait in maintaining the security of navigation and the maritime environment. The purpose of this study is to find out how the capacity of the Tripartite Technical Expert Group (TTEG) is and whether it runs effectively or not, as well as what factors affect cooperation in the Straits of Malacca and Singapore.
The method used is a normative research method with a statutory approach and a conceptual approach. The method of data collection is done by the method of literature study. The data analysis technique was carried out by prescriptive research analysis because this research was aimed at getting suggestions on what to do to overcome the problems.
The results show that the Tripartite Technical Expert Group (TTEG) is an international forum initiated by three Littoral State countries that have the capacity to work together to improve navigational safety, promote cooperation and coordination in determining policies and measures to handle navigational safety and marine pollution and exchange information with International Maritime Organization (IMO) and strait user countries regarding marine traffic schemes every year. The factors that influence the TTEG are differences in views between littoral states regarding the meaning of the Straits of Malacca-Singapore Strait and the existence of issues with the sea boundaries of the Straits of Malacca and Singapore.
Keywords: Navigation Cooperation and Security, Maritime, Environment, Tripartite Technical Expert Group (TTEG), Malacca and Singapore Strait
Abstrak
Dalam penelitian ini berfokus pada forum Tripartite Technical Expert Group (TTEG) mengenai bagaimana kapasitasnya serta faktor-faktor yang mempengaruhi kerja sama di Selat Malaka dan Selat Singapura dalam menjaga keamanan navigasi dan lingkungan maritim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kapasitas Tripartite Technical Expert Group (TTEG) dan apakah berjalan dengan efektif atau tidak, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kerja sama di Selat Malaka dan Singapura.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian normatif dengan pendekatan jenis pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) dan jenis pendekatan konseptual (Conceptual Approach). Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode studi kepustakaan. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis penelitian preskriptif dikarenakan penelitian ini ditujukan untuk mendapat saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Tripartite Technical Expert Group (TTEG) merupakan forum internasional yang digagas oleh tiga negara Littoral State yang memiliki kapasitas bekerjasama untuk meningkatkan keselamatan navigasi, mempromosikan kerja sama dan koordinasi dalam menentukan kebijakan serta langkah-langkah penanganan keselamatan navigas dan pencemaran laut serta bertukar informasi dengan International Maritime Organization (IMO) dan negara-negara pengguna selat mengenai skema lalu lintas laut setiap tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi TTEG ialah perbedaan pandangan antar littoral state mengenai makna Selat Malaka-Selat Singapura dan adanya permasalahan terhadap garis batas laut Selat Malaka dan Singapura.
Kata Kunci: Kerjasama dan Keamanan Navigasi, Lingkungan Maritim, Tripartite Technical Expert Group (TTEG), Selat Malaka dan Singapura
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bambang Waluyo, 2002. Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta : Sinar Grafika.
Boer Mauna, 2008. Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, Bandung : PT. Alumni.
Dikdik Mohamad Sodik, 2019. Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di Indonesia (Edisi Revisi), Bandung : Refika Aditama.
_______ 2019. Hukum Laut Internasional dan Pengaturannya di Indonesia, Bandung : Refika Aditama
Etty R. Agoes, 1991. Konvensi Hukum Laut 1982: Masalah Pengaturan Hak Lintas Kapal Asing, Bandung : Abardin.
I Wayan Parthiana, 2018. Hukum Perjanjian Internasional – Bagian 1 Edisi Revisi , Bandung : Mandar Maju.
Japanton Sihotang, 2016. Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia Dengan Malaysia Dan Singapura, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Krishna Adi Poetranto, 2011. Selat Malaka dan Singapura: Perspektif Hukum (UNCLOS 1982) dan Cooperative Mechanism, Direktorat Perjanjian Politik, Keamanan dan Kewilayahan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia,
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, 2003. Pengantar Hukum Internasional, Bandung : PT. Alumni.
Myron H. Nordquist, 2015. Freedom of Navigation and Globalization: Center for Oceans Law and Policy, University of Virginia
Natlaie Klein, 2011. Maritime Security and The Law of the Sea, Oxford: Oxford University Press.
Octavian, Amaruli dan Yulianto, Bayu, 2014. Budaya, Identitas & Masalah Keamanan Maritim. Jakarta: Universitas Pertahanan Indonesia.
Steven Y Pailah,2009. Archipelagic State Tantangan Perubahan Maritim Konflik Perbatasan di Wilayah Perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Jakarta : Klub Studi Perbatasan
Suryo Sakti Hadiwijoyo, 2012. Aspek Hukum Wilayah Negara Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jurnal
Abu Bakar Jaafar dan MJ Valencia, 1985. “Management of the Malacca/Singapore Straits:Some Issues, Options and Probable Responses”, Journal Academica 25, No. 25
Awani Irewati, 2016. “Dinamika Perbatasan Wilayah Laut Di Selat Malaka Singapura”, Jurnal Penelitian Politik, Vol. 8 :13
Chia Lin Sien, 1998. “The Importance of The Straits of Malacca and Singapore, Singapore Law Journal of International & Comparative Law”. Singapore Journal of International and Comparative Law
Karin M. Burke dan Deborah A. DeLeo, 1983. Innocent Passage and Transit Passage in the United Nations Convention on the Law of the Sea, Yale Journal of International Law, Vol. 9:389.
M.Rafi Darajati, 2015. Pengaturan Mengenai Perlindungan Dan Pelestarian Lingkungan Laut Serta Pengimplementasiannya Di Indonesia.
Petra Siti Sabrina, 2018. Definisi Mode Normal dalam Hak Lintas Transit di Selat Yang Digunakan Untuk Pelayaran Internasional
Tommy G Purwaka, “Control Of Marine Pollution In The Straits Of Malacca And Singapore : Modalities For International Cooperation” . Singapore Journal Of International And Comparative Law, Vol.2
Vita Cita Emia Tarigan dan Eka N.A.M. Sihombing, 2019. “Kebijakan Pengendalian Pencemaran Di Selat Malaka Yang Bersumber Dari Kecelakaan Kapal ( Police of Pollution Control in Malacca Strait Due to Ship Accidents)”, Jurnal Penelitian Hukum, Vol. 19, No.4
Perjanjian-Perjanjian Internasional
United Nations, United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.
International Maritime Organization (IMO) , Manual on Oil Pollution, Section II Contingency Planning, London 1988
Vienna Convention on the Laws of Treaties, 1969
Sumber Website
https://www.duhaime.org/Legal-Dictionary/Term/InnocentPassage
https://www.emaritim.com/2017/04/sejarah-pemanduan-selat-malaka-singapura.html
http://jamalwiwoho.com/2012/11/23/metode-penelitian-hukum.php.
https://www.indonesiashippingline.com/wacana-opini/5097-sepanjang-2019-ada-31-kasus-peronpakan-kapal-di-selat-malaka.html
http://www.setneg.go.id,
Refbacks
- There are currently no refbacks.
E - Journal Fatwa Law
Published by : Faculty Of Law, Tanjungpura University