Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi dan Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Terhadap Nilai PDRB Sub Sektor Tanaman Perkebunan di Kalimantan Barat

yudhistiar maulana

Abstract


ABSTRAK

 

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh luas lahan, jumlah produksi dan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan di Kalimantan Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan periode observasi 2010-2016 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Perkebunan Kalimantan Barat. Teknik metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini  adalah metode path analisis. Data diolah menggunakan SPSS 24.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi kelapa sawit dengan koefisien 24,294 dan nilai probabilitas sebesar 0,00 atau lebih kecil dari taraf signifikan 5% atau sebesar 0,05. Jumlah Produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan dengan koefisien sebesar 14,552 dan nilai probabilitas uji t statistik sebesar 0,00. Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan dengan koefisien sebesar 0,028 dan nilai probabilitas sebesar 0,978. Jumlah produksi dan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan dengan nilai F statistik 110,567 dan Prob (F-statistic) 0,00.

RINGKASAN

Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi terpenting di sektor pertanian, ini di karenakan kelapa sawit mampu menyumbangkan nilai ekonomi terbesar perhektarnya dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak atau lemak lainnya. Kemudian kelapa sawit memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai bahan bakar alternatif Biodisel, bahan pupuk, bahan dasar industi lainnya seperti industri kosmetik, industri makanan, dan sebagai obat. Prospek dipasaran untuk olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya didalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki lahan yang cukup luas, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan pertanian kelapa sawit.

     Di Kalimantan Barat sektor pertanian adalah sektor yang memiliki kontribusi paling besar. Hal ini menunjukan karakterisitik perekonomian di Kalimantan Barat secara umum masih bersifat agraris, alasannya Kalimantan Barat memiliki areal yang cukup luas dengan potensi sumberdaya alam yang ada tentunya jika dikelola dengan baik dan benar sektor pertanian menjadi sektor yang menjanjikan di masa yang akan datang terutama dari sisi  kontribusinya terhadap ekonomi daerah, pendapatan serta kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan

Adapun Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

  1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan luas lahan terhadap jumlah produksi kelapa sawit di Kalimantan Barat tahun 2010-2016?
  2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan jumlah produksi terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan di Kalimantan Barat tahun 2010-2016?
  3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan di Kalimantan Barat tahun 2010-2016?
  Tujuan Penelitian
    1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh luas lahan terhadap jumlah produksi kelapa sawit di Kalimantan Barat.
    2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh jumlah produksi terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan di Kalimantan Barat.
    3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan di Kalimantan Barat.
  Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris atau menguji penjelasan sebab dan akibat yang berbentuk berbentuk path analisis. Dan penelitian ini menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat disamping mengukur kekuatan hubungannya. Penelitian ini  menggunakan  data  sekunder  dengan  periode  observasi 2010-2016. Data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Perkebunan di Kalimantan Barat. Analisis  yang  digunakan  adalah path analisis.  Data  diolah dengan menggunakan SPSS 24. 

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi kelapa sawit dengan koefisien 24,294 dan nilai probabilitas sebesar 0,00 atau lebih kecil dari taraf signifikan 5% atau sebesar 0,05. Jumlah Produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan dengan koefisien sebesar 14,552 dan nilai probabilitas uji t statistik sebesar 0,00. Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan dengan koefisien sebesar 0,028 dan nilai probabilitas sebesar 0,978.

 Kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan

Luas lahan menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi kelapa sawit. Jumlah produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan. Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit berpenaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDRB sub sektor tanaman perkebunan. Selain itu uji determinasi (R2) menunjukkan bahwa 71,5% variabel bebas (jumlah produksi dan harga tandan buah segar kelapa sawit) mempengaruhi variabel terikat (PDRB sub sektor tanaman perkebunan), sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar variabel bebas.

Rekomendasi

Mengingat peran PDRB sub sektor tanaman perkebunan yang memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian yang dipengaruhi oleh luas lahan, jumlah produksi dan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Pemerintah dan pengusaha diharapkan dapat mendorong terus adanya perbaikan tingkat produktifitas dan kualitas kelapa sawit, sehingga diharapkan dan dapat memperbaiki kondisi kesejahteraan para petani dan perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Barat. Pemerintah juga harus dapat lebih memperhatikan para petani kecil agar dapat lebih terjamin dan sejahtera. Pemeritah juga harus mengawasi dan memberi peraturan khusus kepada perusahaan kelapa sawit agar masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan tersebut dapat lebih berdampak positif dengan adanya perusahaan tersebut.

 

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, S. (2003). Ekonomi Mikro Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

 

Ahyari, A. (1985). Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE-UGM

 

Badan Pusat Statistik. (2010-2016). Bengkayang Dalam Angka. Bengkayang: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Kalimantan Barat Dalam Angka. Kalimantan Barat: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Kapuas Hulu Dalam Angka. Kapuas Hulu: BPS.

----------------------- .(2010-2016). Kayong Utara Dalam Angka. Kayong Utara: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Ketapang Dalam Angka. Ketapang: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Kubu Raya Dalam Angka. Kubu Raya: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Landak Dalam Angka. Landak: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Melawi Dalam Angka. Melawi: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Mempawah Dalam Angka. Mempawah: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Sambas Dalam Angka. Sambas: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Sanggau Dalam Angka. Sanggau: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Sekadau Dalam Angka. Sekadau: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Singkawang Dalam Angka. Singkawang: BPS.

----------------------- . (2010-2016). Sintang Dalam Angka. Sintang: BPS.

Cristiani, E., dkk. (2013). Peranan Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Pembangunan Ekonomi Wilayah di Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Sosio Ekonomika Bisnis, 16 (2), 64-73.

Dika, S. (2018). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Perikanan dan Konstribusi Subsektor Perikanan Terhadap PDRB di Kabupaten Lamongan. Universitas Brawijaya.

Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat. (2010–2016). Kalimantan Barat: Dinas Perkebunan

 

Haris, F., dkk. (2018). Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Jember Tahun 2012-2016. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 12 (1), 71-74.

Ishak., dkk. (2017). Ekspansi Perkebunan Kelapa Sawit dan Perlunya Perbaikan Kebijakan Penataan Ruang. Jurnal Ekonomi, 16 (1), 14-23

Novandy, A., dkk. (2016). Pengaruh Tenaga Kerja, Jumlah Produksi dan Luas Lahan Terhadap PDRB Sektor Pertanian di Provinsi Sumatra Barat. Jurnal Ekonomi Pertanian, 12 (1), 13-28.

Samuelson, P. A., & William, D. N. (2002). Ilmu Makroekonomi. Edisi Ketujuh belas. Jakarta: PT. Media Global Edukasi.

Sidron., dkk. (2016). Pengaruh Tenaga Kerja, Jumlah Produksi dan Luas Lahan Terhadap PDRB Sektor Pertanian di Provinsi Sumatra Barat. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8 (3), 1-12.

Soleh, A. (2018). Peran dan Kontribusi Sub Sektor Perkebunan di Provinsi Jambi. Jurnal Ilmiah, 18 (1), 143-151.

Sukirno, S. (2000). Teori Makro Ekonomi, Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sumantono, E., dkk. (2018). Analisis Pemasaran Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara. Journal Of Agribusiness and Rural Development Research, 4 (1), 28-35

Suryawati. (1996). Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: AMP YKPN.

Suwarto. (2012). Produktivitas Lahan Usahatani Sesuai Kelembagaan Lahan. Journal Of Rural and Development, 3 (1), 1-13

Wulandari, W. (2015). Peranan PDRB Sub-Sektor Perkebunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Ekonomi Pertanian, 12 (1)

Imam, S. (2002). Perkembangan Sub Sektor Perkebunan dan Kontribusinya Terhadap Produk Domestik Bruto Jawa Timur 1983-2001. Jurnal Mapeta, 4 (13)

Yani, A. (2015). Penilaian Kawasan Hutan Dalam Penentuan Kelayakan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, 3 (4)


Refbacks

  • There are currently no refbacks.