Determinan yang Menyebabkan Masyarakat Melakukan Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kecamatan Sungai Ambawang

ummi Kulsum

Abstract


ABSTRAK

            Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :(1) Determinan apa yang menyebabkan Masyarakat Melakukan Alih fungsi lahan di Kecamatan Sungai Ambawang, (2) Aktifitas Ekonomi yang dilakukan Masyarakat yang sudah beralih fungsi lahannya.

            Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan dan kejadian berdasarkan fakta dan data sebaik mungkin tentang permasalahan yang akan dibahas di Kecamatan Sungai Ambawang. Data yang digunakan yakni data primer yang didapatkan dari hasil wawancara yang berkaitan dengan Alih fungsi lahan pertanian, dan jumlah kepadatan penduduk di Kecamatan Sungai Ambawang dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Sungai Ambawang dari Kepala Desa data jumlah produksi Karet dan sawit  di  Kecamatan Sungai Ambawang di dapat dari Dinas Ketahanan pangan, perkebunan dan peternakan. Populasi yang memiliki lahan pertanian sebesar 60 jiwa dan 35 jiwa yang diambil sampel  menggunakan Metode purposive sample. Alat pengumpul data yang digunakan yakni observasi dan wawancara.

Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Sungai Ambawang memiliki tujuan yaitu untuk menganalisis Determinan apa yang menyebabkan masyarakat melakukan alih fungsi lahan di Kecamatan Sungai Ambawang, Mengidentifikasi aktifitas ekonomi yang dilakukan masyarakat pada lokasi yang sudah beralih fungsi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat yang melakukan alih fungsi lahan sangat dominan berpengaruh terhadap pendapatan keluarga. Karena mereka mengalihfungsikan sebagian lahannya untuk mensejahterakan kehidupan mereka. Motivasi yang mendorong masyarakat  di Kecamatan Sungai Ambawang, dari 35 orang responden memberikan suatu alasan dalam mengalihfungsikan lahan yang mereka miliki, pertama adalah pendapatan yang diterima relatif lebih tinggi, kedua responden beralasan banyaknya tanggungan keluarga, ketiga responden beralasan  untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

 

Kata Kunci :Determinan alih fungsi lahan dan Aktifitas Ekonomi

 

  1. 1.      LATAR BELAKANG

                Pendapatan dalam suatu keluarga sangatlah penting untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga itu sendiri, dimana untuk memenuhi kebutuhan pokokkeluarga dan hal-hal lainnya untuk tetap bertahan hidup adalah sebagai prioritas utama dalam kehidupan keluarga. Keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan kadang membuat masyarakat untuk berfikir bekerja lebih giat lagi dengan cara mengalihfungsikan lahan yang mereka miliki, agar penghasilan yang mereka peroleh lebih meningkat dari sebelumnya. Pada dasarnya mereka memilih melakukan alihfungsi lahan disebabkan penghasilan yang mereka dapat sebelumnya tidak mencukupi kebutuhan hidup, sedangkan pengeluaran  semakin meningkat, namun jika dilihat dari penghasilan sebelumnya tetap memiliki kontribusi yang cukup baik. Berdasarkan uraian yang telah ada, penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Adapun judul dari penelitian ini adalah mengenai “  Determinan yang Menyebabkan Masyarakat Melakukan Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kecamatan Sungai Ambawang ”.

*Email: umiekulsum753@gmail.com

Rumusan Masalah

Pernyataan Masalah

  1. Determinan apa yang menyebabkan masyarakat melakukan alih fungsi lahan di Kecamatan Sungai Ambawang?
  2. Aktifitas ekonomi apa yang dilakukan masyarakat yang sudah beralih fungsi lahannya?

 

  Tujuan Penelitian

  1. 1.         Untuk menganalisis determinan apa yang menyebabkan masyarakat melakukan alih fungsi lahan di Kecamatan Sungai Ambawang
  2. 2.         Mengidentifikasi aktifitas ekonomi yang dilakukan masyarakat pada lokasi yang sudah beralih fungsi.

2.   Kajian Literatur

Menurut Utomo, dkk. (1992). Alih fungsi lahan adalah berubahnya pemanfaatan suatu lahan dari pemanfaatan sebelumnya yang menyebabkan dampak negatif terhadap potensi yang dimiliki oleh lahan tersebut sebelum dialihfungsikan. Dapat disimpulkan bahwa alih fungsi lahan adalah perubahan pemanfaatan lahan dari satu fungsi ke fungsi yang lain sesuai dengan manfaat tertinggi yang diberikan kepada pemilik lahan.

Lewis dalam Jhingan ( 2008 : 156) Penganut aliran klasik membangun teori mengenai pembangunan ekonomi yang diuraikan dalam artikel yang berjudul Econimic Development With Unlimited Supplies Of Labor. Menurut Lewis, di banyak negara terbelakang tersedia buruh dalam jumlah tak terbatas dengan upah sekedar cukup untuk hidup ( subsisten). Pembangunan akan bisa dilaksanakan bila modal terakmulasi sebagai akibat peralihan buruh surplus dari sektor subsisten ( pertanian ) ke sektor kapitalis ( industri).

Dalam teori “Pembangunan daerah pedesaan yang integratif (integrated rural development)”, Todaro and Smith (2006:503) yakni bahwa: Pada skala yang lebih luas , pembangunan sektor pertanian dan daerah pedesaan menjadi intisari pembangunan nasional secara keseluruhan. Pertumbuhan industri tidak akan berjalan lancar tanpa pembangunan daerah pedesaan yang integratif, dan kalaupun berjalan maka pertumbuhan industri tersebut akan menciptakan ketimpangan internal yang sangat parah dalam perekonomian tersebut.

Penerimaan atau pendapatan kotor usahatani (grossfarmncome) didefinisikan  sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan usahatani didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. ( Sukirno,2014).

Hubungan antara lahan dan penduduk mulai diperhatikan dengan adanya pernyataan Malthus dalam AnEssay on Population (1798). Pernyataan pokoknya adalah ada kecendungan kuat pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pertumbuhan pasok bahan makanan terutama disebabkan areal lahan adalah tetap. Erat kaitannya dengan pernyataan Malthus tersebut kita mengenalistilah daya dukung lahan. Konsep ini mencoba menjelaskan hubungan antara luas lahan dan jumlah penduduk. Kepadatan penduduk ( Population Density ) merupakan ukuran daya dukung secara kuantitatif. Sedangkan daya dukung kualitatif bisa diukur dengan Rasio manusia. (Sukanto Reksohadiprodjo 1993 ).

 

          Hubungan Variabel

          Hubungan pendapatan sebelum dan Pendapatan Sesudah Terhadap Alih fungsi lahan

Ada  hubungan  pendapatan sebelum dan pendapatan sesudah terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kecamatan Sungai Ambawang, jika pendapatan sebelum dialihfungsikan lebih tinggi  dibandingkan dengan pendapatan  setelah dialihfungsikan maka lahan yang  digunakan untuk di alihfungsikan cendrung lebih sedikit dan sebaliknya, jika pendapatan setelah dialihfungsikan lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan sebelum dialihfungsikan maka lahan yang digunakan untuk di alihfungsikan lebih banyak

    Kerangka Konseptual dan HipotesisPenelitian

Lahan sebagai salah satu faktor yang mempunyai kontribusi yang cukup besar untuk kegiatan pengalihfungsian lahan pertanian, pengalih fungsian lahan tersebut dari faktor pendapatan sebelum dan faktor pendapatan sesudah  diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner guna untuk membandingkan pendapatan yang diperoleh masyarakat sebelum mengalihfungsikan lahan pertaniannya dan sesudah mengalihfungsikan lahan pertaniannya.

Kerangka Konseptual

 

   

 

 

 

 

Dapat dilihat dari kerangka konseptual diatas bahwa ada hubungan  pendapatan sebelum dan pendapatan sesudah dengan alih fungsi lahan pertanian di Kecamatan Sungai Ambawang, jika pendapatan sebelum dialihfungsikan lebih tinggi  dibandingkan dengan pendapatan  setelah diaihfungsikan maka lahan yang  digunakan untuk di alihfungsikan cendrung lebih sedikit dan sebaliknya.  Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa perubahan dari pendapatan sebelum dan pendapatan sesudah mengalami peningkatan. Jumlah pendapatan sebelum dialihfungsikan cendrung lebih sedikit, sedangkan setelah dialihfungsikan pendapatan yang diperoleh Masyarakat mengalami peningkatan dibandingkan dengan pendapatan sebelumnya sehingga masyarakat lebih cendrung memilih  mengalihfungsikan  sebagian lahan mereka.

  1. 3.      METODE PENELITIAN

       penelitian ini termasuk jenis penelitian yang menggunakan pendekatan Deskripktif, yaitu dimana penelitian ini berguna untuk menjabarkan tentang permasalahan yang berhubungan dengan penelitian, dalam hal ini menggambarkan faktor ekonomi yang terjadi pada masyarakat. referensi yang berhubungan dengan hal yang menguraikan atau menjabarkan dan memberikan keterangan mengenai data atau fenomena. Sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antara variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah (Sugiyono,2014).

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sungai Ambawang dengan luas wilayah 726,10 kmterdiri dari 15 Desa, 64  Dusun  dengan total penduduk 74.131 jiwa.

                        Jenis data yang digunakan yaitu dalam bentuk data primer data yang diperoleh melalui sampel yang diperoleh dengan mewawancarai masyarakat yang mengalihfungsikan lahan pertaniannya yang berada di Kecamatan Sungai Ambawang, dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan interview atau tanya jawab mengenai pendapatan sebelum dan sesudah adanya Alih fungsi lahan pertanian, beberapa alokasi lahan, luas lahan yang dialihfungsikan, jumlah tanggungan suatu  keluarga, pendapatan sektor petanian yang tidak mencukupi.

                     Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dalam statistik deskriptif dan uji chi square.

Rumus

X2 = ………………………………..3.3

X2 = chi kuadrat

fo= frekuensi yang diobservasi

fh= frekuensi yang diharapkan

  1. Menentukan kriteria pengujian

Jika x2hitung ≤ x2tabel, maka terima Ho

Jika x2hitung > x2tabel, maka tolak

5.   SIMPULAN

        Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Determinan yang menyebabkan Masyarakat melakukan Alih fungsi lahan pertanian di Kecamatan Sungai Ambawang,  masyarakat lebih cendrung melakukan alih fungsi lahan di Kecamatan tersebut diantaranya karena untuk mencari kesejahteraan dengan cara mengalihfungsikan lahan yang mereka miliki dengan jumlah pendapatan yang  semakin meningkat dari yang sebelumnya.

       Dari hasil penelitian responden yang melakukan alihfungsi lahan paling banyak berada pada tingkat usia 30-41 tahun dengan jumlah 45,71%  karena di usia produktif ini masyarakat sangat bersemangat untuk bekerja mencari penghasilan yang lebih,

         Harga karet yang semakin murah sehingga masyarakat lebih memilih menglihfungsikan lahannya untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dengan cara mengalihfungsikan ke sektor sawit meskipun pendapatan yang mereka terima tidak terlalu signifikan.

Dari hasil analisis bahwa jumlah pendapatan sebelum dialihfungsikan dengan jumlah pendapatan sesudah dialihfungsikan mengalami peningkatan, sehingga masyarakat cendrung mengalihfungsikan  sebagian lahan yang mereka miliki.

Saran

      Berdasarkan kesimpulan yang ada maka dikemukakan beberapa saran antara lain:

Harus ada perencanaan yang matang dalam pengelolaan lahan yang mereka miliki agar tercapainya tujuan dari pengalihfungsian lahan pertanian yang efektif.

Pengalihfungsian lahan seharusnya meningkatkan aktivitas yang terjadi di masyarakat yakni dengan cara berbisnis, berjualan dan lain sebagainya .

Petani dapat menggunakan sedikit lahan yang mereka miliki untuk mengembangkan pertaniannya dengan cara mengalihfungsikan lahan pertaniannya dan memperoleh penghsilan yang lebih.

DAFTAR PUSTAKA

 

Badan Pusat Statistik.  Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka Tahun 2017. Kabupaten Kubu Raya.

_________________.  Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka Tahun 2016. Kabupaten Kubu Raya.

_________________. Kabupaten Kubu Raya  Dalam Angka Tahun 2015. Kabupaten Kubu Raya.

_________________. Kabupaten Kubu Raya  Dalam Angka Tahun 2014. Kabupaten Kubu Raya.

_________________. Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka Tahun 2013.  Kabupaten Kubu Raya.

                     Reksohadiprodjo, S (1993). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi, (Edisi 2): BPFE Yogyakarta

Sukirno, S. (2014).Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono, (2014). Metode Penelitian bisnis . Alfabeta Bandung

Singarimbun, S &Sofyan, E. (2003). Metode Penelitian Survey, Cetakan Kedua. Penerbit Pt.Pustaka Lp3es Indonesia: Jakarta.

Utomo.,M. Eddy R.,& Thahir A.(1992) Pembangunan dan alih fungsi lahan, Lampung J-Agribisnis Economi, (Vol 2. No 1).

Urep, S.A., (2014).Pengaruh ProdutivitasUsahatani Tanaman Pangan Dan Alih Fungsi Lahan Budidaya Tanaman Pangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesejahteraan  Masyarakat Kabupaten / Kota Di Provinsi Kalimantan Barat.( Disertasi  yang tidak di Publikasikan ) Universitas Airlangga, Surabaya.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.