Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Publik dalam Berkontribusi Meresapkan Genangan Air Hujan di Surakarta

Agnes Laras Kusumastuti, Galing Yudana, Erma Fitria Rini

Abstract


Kota Surakarta memiliki 283 Ha Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik yang terdiri dari 637 unit RTH. Salah satu fungsi ekologis RTH Publik adalah sebagai resapan air. Fenomea yang terjadi saat ini seringkali terjadi genangan pada berbagai jenis RTH publik pada saat hujan turun. Kondisi tersebut mengganggu aktivitas yang terjadi di dalamnya karena selain memiliki fungsi ekologis, ruang terbuka hijau juga memiliki fungsi sosial, ekonomi, dan estetika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan ruang terbuka hijau publik di Surakarta dalam mereduksi genangan air. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis skoring dan overlay. Analisis dilakukan dengan memberi skor pada 7 variabel yaitu karakteristik kawasan dan tutupan lahan, jenis vegetasi, tekstur tanah, jenis tanah, kelerengan, curah hujan, dan teknologi resapan dengan bobot 1 pada masing-masing variabel. Hasil skoring diklasifikasikan menjadi 3 klasifikasi dengan tingkat kemampuan tinggi, tingkat kemampuan sedang, dan tingkat kemampuan rendah. Untuk mengetahui hasilnya secara spasial, dilakukan dengan overlay melalui software ArcGIS. Dari hasil analisis didapatkan 20 unit RTH Publik memiliki tingkat kemampuan tinggi, 614 unit RTH Publik memiliki tingkat kemampuan sedang, dan 3 unit RTH Publik memiliki tingkat kemampuan rendah.Tingkat kemampuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik tersebut tersebar secara merata di 5 Kecamatan di Surakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan ruang terbuka hijau publik di Surakarta dalam mereduksi genangan air sebesar 171.531 m3 / Tahun atau sebesar 67.34% dari kapasitas maksimumnya sehingga masih perlu ditingkatkan.

Keywords


limpasan air; resapan air; ruang terbuka hijau; genangan

Full Text:

PDF

References


Prianggoro, A. A. (2015). Prediksi Tutupan Lahan Terbangun Sebagai Dasar Pengendalian Pemanfaatan

Ruang Kawasan Perkotaan Semarang. Urban Studies And Development (p. 2). Semarang: CoUSD

Proceedings.

Samsudi. (2010). Ruang Terbuka Hijau Kebutuhan Tata Ruang Perkotaan Kota Surakarta. Journal of Rural

and Development, 13-14.

Sarbidi. (2012). Kajian Subreservoir Air Hujan Pada Ruang Terbuka Hijau Dalam Mereduksi Genangan Air

(Banjir). Jurnal Permukiman Vol. 7 No. 3 November 2012 : 176-184 .

Syamsir, E. (2017). Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Kota Soreang. Fakultas Teknik

Unpas.

Resubun, E. (2015). Analisis Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Resapan Air Di Kelurahan Ranomuut

Kecamatan Paal Dua Kota Manado. Hidrosfer.

Untari. (2012). Studi Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Debit Di Das Citepus, Kota Bandung.

Wibowo, M. (2006). Model penentuan kawasan resapan air untuk perencanaan tata ruang berwawasan

Lingkungan. Journa; Hidrosfir, 3.

Zahrotunisa, S. (2017). Prediksi Spasial Perkembangan Lahan Terbangun. Jurnal Online Informatika, 30.




DOI: https://doi.org/10.26418/uniplan.v1i1.43044

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 UNIPLAN: Journal of Urban and Regional Planning



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura Pontianak, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124, Kalimantan Barat, Indonesia.
Email: uniplan@untan.ac.id