UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH CEMPEDAK (Artocarpus champeden L.) TERHADAP TIKUS BETINA (Rattus norvegicus L.) GALUR WISTAR

Nur Aida Pratiwi, Ressi Susanti, Nera Umilia Purwanti

Abstract


Latar Belakang. Cempedak (Artocarpus champeden L.) secara empiris dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Bagian biji buahnya dapat diolah dan menunjukkan aktivitas sebagai antibakteri, antijamur, antidiabetes, dan imunostimulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis oral ekstrak etanol biji buah cempedak pada dosis tunggal 24 jam terhadap bobot badan, perilaku, pengamatan makroskopik organ dan indeks organ pada tikus betina (Rattus norvegicus L.) galur wistar. Metode. Biji buah cempedak diekstraksi dengan metode sokletasi menggunakan pelarut etanol 96% dan pengujian toksisitas akut berdasarkan pedoman OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) 425. Hewan uji terdiri dari 3 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok dosis 2000 mg/kgBB dan dosis 5000 mg/kgBB. Pengamatan dilaksanakan selama 14 hari. Data yang didapat selanjutnya dianalisis dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 17 yaitu uji One Way ANOVA. Hasil. Ekstrak yang didapat sebanyak 25,6 gram; Hewan uji tidak mengalami mortalitas setelah pengamatan 14 hari dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada bobot badan, perilaku dan indeks organ antara kelompok kontrol, kelompok dosis 2000 mg/kgBB dan dosis 5000 mg/kgBB. Kesimpulan. Ekstrak etanol biji buah cempedak (Artocarpus champeden L.) termasuk dalam kategori praktis tidak toksik dengan LD50 >5000 mg/kgBB dan tidak memberi pengaruh terhadap parameter toksisitas akut.


Keywords


ekstrak etanol biji buah cempedak, toksisitas akut, OECD 425.

Full Text:

PDF

References


Hilma R, Dewi EP, Fadhli H. Aktivitas antimikroba dan antidiabetes ekstrak etanol biji buah cempedak hutan (Artocarpus integer (Thunb) Merr). Jurnal Photon. 2018;8(2):27–36.

Custodio LA, Loyola W, Conchon-Costa I, Da Silva Quirino GF, Felipe I. Protective effect of artin m from extract of Artocarpus integrifolia seeds by Th1 and Th17 immune response on the course of infection by Candida albicans. International Immunopharmacology. 2011;11(10): 1510–1515.

Hakim EH, Juliawaty LD, Syah YM, Achmad SA. Molecular diversity of Artocarpus champeden (Moraceae): A species endemic to Indonesia. Molecular Diversity. 2005;9(1–3):149–158.

Hakim A. Diversity of secondary metabolites from Genus Artocarpus (Moraceae). Nusantara Bioscience. 2010;2(3):146–156.

Galati G, O’Brien PJ. Potential toxicity of flavonoids and other dietary phenolics: Significance for their chemopreventive and anticancer properties. Free Radical Biology and Medicine. 2004; 37(3):287–303.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 2000.

Priyanto. Toksikologi. Jakarta: Leskonfi; 2010.

Organization for Economic Co-operation and Development. Test No. 425: Acute Oral Toxicity: Up-and-Down Procedure. Paris: OECD Environment Directorate, Environment Health and Safety Division; 2008.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. Persyaratan mutu obat tradisional. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan; 2014.

Loomis TA. Toksikologi dasar. Donatus IA, editor. Semarang: IKIP Semarang Press; 1978.




DOI: https://doi.org/10.26418/jurkeswa.v8i2.54182

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 

Creative Commons License
Jurnal Kesehatan Khatulistiwa is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.