Aktivitas antibakteri yogurt hasil fermentasi Lactobacillus plantarum terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

Gita Nugrahani, Pratiwi Apridamayanti, Rafika Sari

Abstract


Latar belakang: Yogurt merupakan produk fermentasi dari susu sapi dengan penambahan bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang dapat digunakan adalah bakteri Lactobacillus plantarum. Lactobacillus plantarum diketahui memiliki senyawa antibakteri yaitu bakteriosin yang diharapkan dapat menambah sifat fungsional yogurt.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik yogurt yang dihasilkan dengan starter Lactobacillus plantarum dan mengetahui aktivitas antibakteri yang dihasilkan oleh bakteriosin terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Metode: Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode difusi cakram dengan melihat zona hambat yang dihasilkan. Zona hambat yang dihasilkan diukur menggunakan jangka sorong. Hasil: Hasil dari penelitian menunjukkan karakteristik yogurt yang baik dan sesuai dengan standar SNI yogurt. Aktivitas antibakteri bakteriosin yang dihasilkan dari minuman yogurt dengan starter Lactobacillus plantarum dengan waktu inkubasi 24 jam dan 48 jam memiliki aktivitas yang lebih besar pada bakteri Staphylococcus aureus sebesar 11,50 mm dan 9,67 mm dibandingkan Escherichia coli yaitu sebesar 9,78 mm dan 8,98 mm. Kesimpulan: Aktivitas yang dihasilkan oleh yogurt Lactobacillus plantarum dengan waktu inkubasi berbeda memiliki aktivitas yang berbeda pada kedua bakteri patogen. Yogurt yang diinkubasi 24 jam dan 48 jam memiliki daya hambat yang lebih besar terhadap Staphylococcus aureus dibandingkan bakteri Escherichia coli.

Keywords


bakteriosin, Escherichia coli;Lactobacillus plantarum;yogurt;Staphylococcus aureus

Full Text:

PDF

References


Hendriani, R., Tina R., dan Sri A.G.K. Penelusuran antibakteri bakteriosin dari bakteri asam laktat dalam yoghurt asal Kabupaten Bandung Barat terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Bandung : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran; 2009.

Siti TN, Waworuntu O, dan Porotu’o J. Pola bakteri aerob penyebab diare pada anak di Instalasi Rawat Inap Anak RSUR. W Mononginsidi Teling. Jurnal e-Biomedik. 2015;3(1):224-5.

Ayustaningwarno F. Teknologi pangan teori praktis dan aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2014.

Lourens-Hattingh, A. dan Viljoen, B.C. Review: Yogurt as probiotic carrier food. Int Dairy J. 2001;11(1):1-17.

Reddy, G.M., Altaf, B.J. Naveena, M. Venkateshwar, E. dan Kumar, V. Amylolytic bacterial lactic acid fermentation, a review. Biotechnology Advances. 2008 Jan-Feb;26(1):22-34.

Arief I, Jenie BSL, Astawan M, dan Witarto AB. Efektivitas probiotik Lactobacillus plantarum 2C12 dan Lactobacillus acidophilus 2B4 sebagai pencegah diare pada tikus percobaan. Media Peternakan. 2010;1(1):137-43.

Afriani, Suryono, Lukman H. Karakteristik dadih susu sapi hasil fermentasi beberapa starter bakteri asam laktat yang diisolasi dari dadih asal Kabupaten Kerinci. AGRINAK. 2011:1(1):26-42.

Jaya F, Kusumahadi D, dan Amertaningtyas. Pembuatan minuman probi otik (yoghurt) dari proporsi susu sapi dan kedelai dengan isolat Lactobacillus casei dan Lactobacillus plantarum. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 2011;6(1):15-7.

Sari R, Deslianri L, Apridamayanti P. Skrining aktivitas antibakteri bakteriosin dari minuman ce hun tiau. Pharm Sci Res. 2016;3(2):90.

Rizal S, Erna M, Nurainy F, dan Tambunan AR. Karakteristik probiotik minuman fermentasi laktat sari buah nanas dengan variasi jenis bakteri asam laktat. J.Kim Terapi Indonesia. 2016 ;18(1):63-71.

Winarsi H, Septiana AT, Kartini, dan Hanifah IN. Fermentasi bakteri asam laktat meningkatkan kandungan fenolik dan serat yogurt susu kecambah kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) minuman fungsional untuk obesitas. J.Gipas. 2019;3(1):66-7.

Radji, Maksum. Mikrobiologi. Jakarta: Kedokteran EGC; 2011.

Berg, Howard C. E. coli in motion, biological, and medical physics biomedical engineering. New York: Springer Verlag AIP Press; 2004.

Hasan A, dan Wikandari PR. Penentuan waktu produksi optimum bakteriosin asal Lactobacillus plantarum B1765 berdasarkan aktivitas terhadap Staphylococcus aureus. UNESA Journal of Chemistry. 2018;7(1):15-20.

Sifour M, Tayeb I, Haddar HO, Namous H, Aissaoi. (2012). Production and characterization of bacteriocin of Lactobacillus plantarum F12 with inhibitory activity against Listeria monocytogenes. 2012. TOJSAT;2(1):55-61.

Prissilia N. Optimasi waktu produksi bakteriosin dari Lactobacillus plantarum terhadap bakteri patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Skripsi Sarjana Farmasi. Fakultas Farmasi, Universitas Tanjungpura Pontianak. Pontianak. 2019.

Nurhajati J, Atira, Aryantha INP, Kadek IDG. The curative action of Lactobacillus plantarum FNCC 226 to Saprolegnia parasitica A3 on catfish (Pangasius hypophthalmus Sauvage). IFRJ 19(4):1723-7.

Murray BK, et al. Biokimia Harper. Edisi 24 (Diterjemahkan oleh: Hartono A) Jakarta: EGC; 1997.

Greenwood, D., Slack, R., Peutherer, J. and Barer, M. Medical microbiology. China: Elsevier; 2007.




DOI: http://dx.doi.org/10.26418/jc.v6i2.45306

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
Jurnal Cerebellum is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats