Makna Simbolik Merah Putih Pada Makanan Untuk Peringatan Bulan Saffar Di Kalangan Etnis Madura Di Desa Sungai Malaya
Abstract
Kajian ini berfokus pada makna simbolik merah putih pada makanan untuk peringatan bulan Saffar di kalangan Etnis Madura di Desa Sungai Malaya, yang dikaji dengan menggunakan metode kualitatif. Makanan merah putih adalah tradisi masyarakat Desa Sungai Malaya yang dilakukan setiap setahun sekali pada bulan Saffar, memiliki makna simbolik. Makanan yang berwarna putih sebagai lambang kesucian, sedangkan makanan yang berwarna merah menunjukkan keberanian Husain dalam melawan pasukan Yazid. Namun, seiring berkembangnya zaman tradisi ini memiliki perubahan pada jenis makanan yang disajikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan jenis makanan merah putih dengan jenis makanan lain antar lain adalah pertama: faktor ekonomi, masyarakat etnis Madura Desa Sungai Malaya beranggapan bahwa membuat makanan merah membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kedua: waktu, membuat makanan merah putih tentu membutuhkan waktu yang lumayan lama oleh karena itu masyarakat cenderung memilih mengganti dengan jenis makanan lain yang membutuhkan waktu lebih sedikit. Ketiga: praktis, ketika masyarakat etnis Madura di Desa Sungai Malaya membuat makanan dengan jenis yang berbeda dengan biasanya tempat atau wadah untuk membagikan kepada tetangga dapat menggunakan mika atau kotak makanan sedangkan jika menggunakan jenis makanan merah putih dengan jenis bubur maka akan kesulitan untuk membawa dan dibagikan kepada tetangga sekitar.
Keywords
Full Text:
PDF 1-9References
Azis Said, Abdul. (2004). Simbolisme Unsure Visual Rumah Tradisional Toraja Dan Perubahan Aplikasinya Pada Desain Modern. Yogyakarta: Ombak
Alhaq. (2015). Kisah Terbunuhnya Al Hasan Dan Al Husein Radhiyallahu Anhuma http://tukpencarialhaq.com/2015/10/29/kisah-terbunuhnya-al-hasan-dan-al-husein-radhiyallahu-anhuma/ Diakses Pada Tanggal 06 September. Pukul 10:50
Barth, (1988) .Kelompok Etnik Dan Batasannya.Jakart: Universitas Indonesia Press
Berber, Arthur Asa. (2005). Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer. Jogjakarta: Tiara Wacana Jogja
Bungin, Burhan. (2007). Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Evi, V. Petetang. (2008). Pendidikan Multicultural Kal-Bar. Pontianak: Mitra Kasih
Endang Setyaningsih, Atiek Zahrulianingdyah. (2015).“Adat Budaya Siraman Pengantin Jawa Syarat Makna Dan Filosofi”02: 02-11.Diakses pada 21 Desember 2017 pukul 12:25.
Geertz, Clifford. Kebudayaan dan agama. Yogyakarta: Penerbit Yunisius
Hadari, Nawawi. (1994). Metode Penelitian Bidang Social.Yogyakarta: Ugm Press.
Jenks, Chris. (2013). Culture Studi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan, Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta: Pt Gramedia.
Kuntowijoyo. (1999). Budaya Dan Masyarakat. Yogyakarta: Pt.Tiara Wacana Yogya
DOI: https://doi.org/10.26418/balale.v1i1.42793
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Balale' : Jurnal Antropologi published by
Social Anthropology Study Program
faculty of Social Science and Political Science
Tanjungpura University
Pontianak, West Kalimantan, Indonesia.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.