Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Pari Barong (Rhina ancylostoma) yang Tertangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan 711

Gimhot Hasudungan Nababan

Abstract


Ikan pari barong (Rhina ancylostoma) dari famili Rhinidae, merupakan kelompok elasmobranchii sebagian besar spesies tersebar di sepanjang Indonesia–Pasifik barat hingga Papua Nugini Baru dan Australia utara serta Afrika Selatan. Mendiami bagian bawah laut pada kedalaman 200 m, makanan utamanya terdiri dari krustasea dan moluska. Kunci identifikasi spesies ini menurut (White, 2006) adalah awal pangkal sirip dorsal pertama berada di depan pangkal sirip perut, bentuk sirip ekor seperti sabit, moncong tebal, tidak terdapat selaput atau tonjolan kulit pada tepi belakang spirakel, dan pada lingkaran mata, bagian tengah tubuh dan pundak memiliki guratan-guratan yang terdiri dari duri-duri atau gerigi yang kuat (thorns). Pola pertumbuhan adalah perubahan panjang dan berat tubuh ikan dari waktu ke waktu, pola pertumbuhan dapat diketahui dengan melakukan analisis hubungan panjang dan berat tubuh ikan. Faktor kondisi merupakan kondisi fisiologis pada ikan yang memberikan pengaruh yang sifatnya tidak langsung yang dipengaruhi berbagai faktor, baik intristik maupun ekstristik yang dijadikan nilai dalam menentukan angka kegemukan pada ikan (Rahardjo & Simanjuntak, 2008). Tujuan daripada penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan pari barong (Rhina ancylostoma) yang tertangkap di wilayah pengelolaan perikanan (WPP 711). Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, di Tangkahan Sungai Kakap, Kabupaten Kuburaya, Provinsi Kalimantan Barat. Dalam satu minggu dua kali melakukan pengambilan data. Terhitung pada bulan Agustus - Oktober. Data diambil pada waktu pagi hari (Pukul 05.00 s/d 08.00 WIB). Adapun penelitian terdiri dari pengukuran panjang dan berat ikan pari barong menggunakan alat meteran dan timbangan, setelah pengambilan data pada ikan pari barong kemudian di lakukan olah data menggunakan aplikasi Mikrosoft Excel. Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan yang di peroleh dari hasil penelitian adalah Pola pertumbuhan ikan berdasarkan jenis kelamin sama, jantan dan betina bersifat Isometrik, (pertumbuhan panjang dan berat tubuh ikan seimbang). Faktor kondisi rata-rata ikan jantan lebih besar daripada ikan betina, menunjukkan bahwa pada ukuran yang sama, ikan jantan cenderung lebih besar daripada ikan betina, dan secara bobot tubuh faktor kondisi ikan pari barong jantan dan betina tergolong tidak pipih atau kurus.

Barong rays (Rhina ancylostoma) of the family Rhinidae, are a group of elasmobranchii mostly species distributed along the Indonesia–western Pacific to Papua New Guinea and northern Australia and South Africa. Inhabiting the underwater part at a depth of 200 m, its main diet consists of crustaceans and mollusks. The key to identification of this species according to (White, 2006) is the beginning of the base of the first dorsal fin in front of the base of the ventral fin, the shape of the tail fin is sickle-like, the muzzle is thick, there are no membranes or skin protrusions on the back edge of the spiracles, and in the eye circle, the middle of the body and shoulders have strokes consisting of thorns or strong serrations (thorns). Growth pattern is a change in the length and weight of the fish body over time, the growth pattern can be known by analyzing the relationship between the length and weight of the fish. Condition factors are physiological conditions in fish that have an indirect influence influenced by various factors, both attractive and extroistic, which are used as values in determining obesity rates in fish (Rahardjo & Simanjuntak, 2008). The purpose of this study is to determine the growth pattern and condition factors of barong rays (Rhina ancylostoma) caught in fisheries management areas (WPP 711). This research was conducted for 3 months, in Tangkahan Sungai Kakap, Kuburaya Regency, West Kalimantan Province. In one week twice conducted data collection. Calculated in August - October. Data is taken in the morning (05.00 to 08.00 WIB). The research consisted of measuring the length and weight of barong rays using meters and scales, after data collection on barong rays then processed the data using the Mikrosoft Excel application. Based on the results of the analysis, the conclusion obtained from the results of the study is the growth pattern of fish based on the same sex, male and female are isometric, (growth in length and body weight of fish is balanced). The average condition factor of male fish is larger than female fish, indicating that at the same size, male fish tend to be larger than female fish, and in terms of body weight the condition factor of male and female barong rays is classified as not flat or thin.


Keywords


Elasmobranch, Isometric, Rays, Growth, Kakap’s River

Full Text:

PDF

References


Crook, D. A, dan Gillanders B. M. 2013. Age and growth. In: Humphries P, Walker K (ed) Ecology of Australian Freshwater Fishes. CSIRO Publishing, Australia. pp. 195- 221.

Effendi, M. I. (2002). Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Kurniawan, Ardiansyah, dan Triswyana, I. 2021. Keragaman Genetik Hiu Barong (Rhinna Ancylostoma) dan Potensi Kepunahannya Di Indonesia. Jurnal Biogenerasi., 6(2),109-115 : Https://Doi.Org/10.30605/BiogenerasiV6i2.1299

Last, P., White, W., Carvalho, M., Séret, B., Stehmann, M., dan Naylor, G. (2016). Rays of the World. CSIRO publishing.

Nur, M. & Dahlan M. A. 2015. Hubungan panjang bobot dan faktor kondisi ikan endemik pirik (Lagusia micracanthu Bleeker 1860) di Sungai Sanrego, Sulawesi Selatan. Torani. 25(3): 164-168

Rahardjo, M. F. & Simanjuntak, C. P .H. 2008. Hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi ikan tetet, Johnius belangerii Cuvier (Pisces:Sciaenidae) di Pantai Mayangan, Jawa Barat. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 15(2):135-140.

White, W. Ter. 2006. Economically Important Sharks and Rays Of Indonesia (Hiu dan Pari Yang Bernilai Ekonomis Penting di Indonesia). Canberra: Aciar Monograph Series; No. 124. Australian Centre For International Agricultural Research.

Wootton R J. 1979. Energy Costs of egg production and environmecundity. In: P. J. Miller (ed.). Fish Phenology: Anabolic Adaptiveness in Teleosts. The Proceeding of a Symposium Held at The Zoological Society of London. Academic Press. pp. 133-160.




DOI: https://doi.org/10.26418/akuatik%20tropis.v2i1.78365

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Gimhot Hasudungan Nababan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Akuatik Tropis: Journal of Tropical Aquatic Resource Management
p-ISSN: 0000-0000 ; e-ISSN: 0000-0000
Email: ekobioakuatika@untan.ac.id
Published by: Department of Aquatic Resource Management, Faculty of Agriculture, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof Hadari Nawawi, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Telp. (0561) 740191 Fax (0561) 740191

web statistics

View My Stats

 

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.