https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/issue/feedJurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah2024-01-25T10:23:46+00:00Dr. Robby Irsanjurnal.lahanbasah@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2622-2884" target="_blank">(ISSN: 2622-2884)</a> </strong>is a scientific journal published by Environmental Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia. The journal was purposed as a medium for disseminating research results in the form of full research article, short communication, and review article on aspects of environmental sciences. <a href="http://u.lipi.go.id/1525390421" target="_blank"><strong>Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah </strong>is registered on the ISSN starting from Vol. 6, No. 2, July 2018.</a></p><p>Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah accepts articles in <span>Bahasa</span> <span>Indonesia or English</span> by covering several topics of environmental studies including clean water supply, wastewater distribution, and treatment, drainage and treatment of liquid waste, solid waste treatment (solid waste), air pollution control, management of industrial and B3 discharges, environmental management (impact analysis), environmental conservation, water and soil pollution control, environmental health and sanitation, occupational safety and health, pollution control in wetlands</p><p>Since 2023, The journal periodically publishes <strong>four issues in a year</strong> in <strong>January, April, July, and October.</strong></p><p><strong>Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah is now indexed on the site:</strong></p><p> </p><p><a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?and_facet_source_title=jour.1377140" target="_blank"><img src="/public/site/images/oplingkungan/dimensionlogo2.png" alt="" /></a> <a href="https://search.crossref.org/?q=+2622-2884" target="_blank"><img src="/public/site/images/oplingkungan/crossref-logo-landscape-200.png" alt="" /></a> <a href="https://www.base-search.net/Search/Results?type=all&lookfor=jurnal+teknologi+lingkungan+lahan+basah&ling=0&oaboost=1&name=&thes=&refid=dcresen&newsearch=1" target="_blank"><img src="/public/site/images/oplingkungan/base-opt.220x0-is-hidpi_3.png" alt="" /></a> <a href="http://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/2309" target="_blank"><img src="/public/site/images/oplingkungan/garuda15.png" alt="" /></a> <a href="https://onesearch.id/Search/Results?lookfor=jurnal+teknologi+lingkungan+lahan+basah&type=AllFields&filter%5B%5D=collection%3A%22Jurnal+Teknologi+Lingkungan+Lahan+Basah%22&filter%5B%5D=publisherStr%3A%22Jurnal+Teknologi+Lingkungan+Lahan+Basah%22" target="_blank"><img src="/public/site/images/oplingkungan/onesearch1.png" alt="" /></a><a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=r3SSk9MAAAAJ&hl=id&authuser=5" target="_blank"><img src="/public/site/images/oplingkungan/google-scholar1.jpg" alt="" /></a><a href="https://www.neliti.com/journals/jurnal-teknologi-lingkungan-lahan-basah" target="_blank"><img src="/public/site/images/oplingkungan/neliti-blue5.png" alt="" /></a></p> <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/8064" target="_blank"><img src="/public/site/images/robbyirsan/logo_sinta_41.png" alt="" width="230" height="90" /></a>https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/75516Cover2024-01-15T09:56:10+00:00Environmental Engineeringjurnal.lahanbasah@gmail.comJanuari 2024: Volume 12 Nomor 01.2024-01-15T09:56:10+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/75514Daftar Isi2024-01-15T09:56:10+00:00Environmental Engineeringjurnal.lahanbasah@gmail.comEdisi Januari: Volume 12 Nomor 01.2024-01-15T09:56:10+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/75515Dewan Redaksi2024-01-15T09:56:11+00:00Environmental Engineeringjurnal.lahanbasah@gmail.comEdisi Januari: Volume 12 Nomor 01.2024-01-15T09:56:11+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/72393Model Matematis Peramalan Pasang Surut Menggunakan Metode Least Square Di Perairan Kabupaten Kubu Raya2024-01-15T09:56:11+00:00Azwa Nirmalaazwanirmala@civil.untan.ac.id<em>Suatu model matematis telah dikembangkan pada penelitian ini. Tujuan dari pengembangan model matematis tersebut adalah untuk meramalkan fenomena pasang surut yang terjadi di Sungai Jawi (Kakap) dan Sungai Nipah, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Model pasang surut tersebut disusun berdasarkan metode kuadrat terkecil (least square). Perhitungan menggunakan metode tersebut akan memberikan nilai amplitudo dan fase dari komponen-komponen harmonik pasang surut di lokasi penelitian. Kemudian, nilai-nilai tersebut digunakan untuk menyusun suatu model matematis untuk meramalkan pasang surut. Selain itu, komponen-komponen pasang surut juga digunakan untuk menghitung elevasi muka air pasang surut dan menentukan tipe pasang surut. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Sungai Jawi (Kakap) memiliki tipe pasang surut campuran harian ganda dengan elevasi muka air rerata (MSL) sebesar 0,541 m. Adapun, tipe pasang surut dari Sungai Nipah yaitu pasang surut campuran harian tunggal dengan elevasi muka air rerata (MSL) adalah 0,348 m. Berdasarkan perhitungan menggunakan metode least square juga diperoleh model matematis untuk meramalkan pasang surut di Sungai Jawi (Kakap) dan Sungai Nipah. Model matematis tersebut mempunyai nilai Root Mean Square Error (RMSE) sebesar 0,101 untuk Sungai Jawi (Kakap) dan 0,136 untuk Sungai Nipah. Hal ini menunjukkan bahwa model matematis yang dikembangkan mempunyai tingkat akurasi yang baik. Akhirnya, model matematis, tipe pasang surut, dan elevasi pasang surut yang diperoleh pada penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam perencanaan pembangunan konstruksi di wilayah perairan tersebut.</em>2024-01-15T09:56:11+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/72534Coffee Shop Liquid Waste Treatment System Using Portable Waste Water Treatment Plant (WWTP)2024-01-15T09:56:12+00:00Wivina Diah Ivontiantiwivinadiahivontianti@teknik.untan.ac.idRinjani Ratih Rakasiwiwivinadiahivontianti@teknik.untan.ac.idEva Pramuni Oktaviani Sintanggangwivinadiahivontianti@teknik.untan.ac.idSyaifurrahman Syaifurrahmanwivinadiahivontianti@teknik.untan.ac.idPenny Auliawivinadiahivontianti@teknik.untan.ac.id<p>Coffee shops produce waste that is included in the category of domestic waste in a fairly large amount. Therefore, it is necessary to carry out domestic wastewater management. One solution is the design of an integrated portable WWTP that can treat waste from coffee shop business activities. The advantages of using WWTP are that it is simple and does not require large amounts of land. The processing of this WWTP consists of filtration and precipitation. The wastewater to be filtered will be separated from the solids, after which it will be continued with stratified filtration using activated carbon. In the study, variations in flow rate were carried out to determine processing efficiency, namely variations in tap openings of 30<sup>o</sup>, 45<sup>o</sup>, and 90<sup>o</sup>with water flow rate of 200, 360, and 570 mL/s. The result of research, the portable Wastewater Treatment Plant with activated carbon filtration designed has been able to treat coffee shop liquid waste. The variation of flow rate in the processing of coffee shop liquid waste affects the processing results where the smaller the flow rate, the greater the efficiency reduction. The optimum flow rate variation in this study is 200 mL/s with a COD removal efficiency of 48.5%, TSS 72.8%, Coliform 66.6%, TDS 62.5%, and pH 6.2. The suggestion that can be given is the addition of a biological treatment system to optimize the performance of Portable WWTP.</p>2024-01-15T09:56:12+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73553Analisis Peningkatan Efisiensi Energi Pada Sistem Distribusi Air Minum Area Pelayanan Kalidoni Perumda Tirta Musi Kota Palembang2024-01-24T03:20:00+00:00Muhammad Alif Hidayathidayatmalif@gmail.comAgus Slametagusslamet@enviro.its.ac.id<p><em>Perumda Tirta Musi menggunakan pompa untuk distribusi air ke seluruh pelanggannya. Konsumsi energi tertinggi Perumda tirta musi pada tahun 2022 pada urutan ketiga adalah pada Instalasi booster yang menggunakan 19% dari konsumsi energi listrik. Konsumsi energi tertinggi Perumda tirta musi pada tahun 2022 pada urutan ketiga adalah pada Instalasi booster yang menggunakan 19% dari konsumsi energi listrik. Pelaksanaan Audit energi dapat memperlihatkan kualitas daya yang digunakan oleh suatu sistem. pelaksanaan audit energi pada pompa dapat memperlihatkan efisiensi pompa yang sedang digunakan sehingga dapat dilaksanakan evaluasi. Salah satu cara untuk dapat melaksanakan penghematan energi adalah dengan cara mengatur kecepatan putaran pompa. pada pompa yang sudah dipasang Variable Speed Drive, pompa dapat diatur kecepatannya dan hal ini dapat mengurangi beban energi yang digunakan. Hasil pengukuran yang telah dilaksanakan </em><em>efisiensi pompa Booster Kalidoni, P</em><em>ompa </em><em>1 58,55%, P</em><em>ompa </em><em>2 57,54%, dan P</em><em>ompa </em><em>3 62,43%</em><em>, dengan rekomendasi Pompa 1 dan 2 adalah </em><em>penyetelan kembali impeller dan pembersihan sementara untuk pompa 3 masih dalam kondisi baik dan tidak memerlukan</em><em> perbaikan. </em><em>Peluang peningkatan efisiensi energi yang dapat dilakukan antara lain adalah penjadwalan pompa pada booster kalidoni dengan melaksanakan program tersebut bisa mengurangi kebutuhan energi sebesar 8,71% atau 17.635,69 kWh.</em></p>2024-01-15T09:56:14+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73118Analisis Teknologi Bersih Dan Minimasi Limbah Pada Industri Kerupuk Basah Rumahan Kota Pontianak2024-01-15T09:56:14+00:00Siti Zahra Widi Salsabilalalaptk01@gmail.comSurya PratamaD1051201018@student.untan.ac.idIsna Aprianiisnaapriani@teknik.untan.ac.id<p><em>Seiring permintaan kerupuk basah di Kalimantan Barat yang semakin meningkat maka limbah yang berasal dari industri Kerupuk basah juga akan semakin meningkat. Limbah tersebut berupa limbah cair seperti air bekas pencucian dan limbah padat seperti kepala ikan dan tulang ikan setelah dilakukan </em><em>pemisahan dengan daging ikan yang </em><em>digunakan</em><em>. Strategi yang lebih proaktif berdasarkan prinsip pengurangan limbah dan efisiensi diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Hal ini disebut sebagai minimalisasi limbah untuk produksi bersih. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menggunakan observasi langsung dan wawancara dengan pemilik industri kerupuk basah.</em><em>Proses produksi kerupuk basah yang terdiri dari </em><em>7</em><em> tahap yaitu proses</em><em> </em><em>pembersihan ikan, proses fillet ikan, proses pemotongan ikan, proses pengadonan, proses perebusan, proses pengemasan, dan proses penyimpanan.. Proses produksi saus kacang yang terdiri dari 6 tahap yaitu proses pengupasan bahan (bawang putih), proses pencucian bahan, proses perebusan bahan (cabai kering), proses penggorengan bahan (kacang) , proses penggilingan, dan proses pemasakan</em><em> </em><em>Alternatif yang dapat ditawarkan antara</em><em> </em><em>lain Penambahan SOP, Good House Keeping (GHK), Perpanjangan Masa Pakai Air, Reuse </em><em>dan Reduce </em><em>Air Perebusan, </em><em>Pemanfaatan kulit bawang putih, Pemanfaatan limbah minyak goring </em><em>serta Merubah Limbah Padat Menjadi Kompos</em><em>. </em><em></em></p>2024-01-15T09:56:14+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73478Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit dr. Achmad Diponegoro Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu2024-01-15T09:56:15+00:00Vitranda Wenny Hardiyantiningsihwennyvitrandaewn@gmail.comWinardi Winardiwennyvitrandaewn@gmail.comYulisa Fitrianingsihwennyvitrandaewn@gmail.com<p>Liquid waste from hospitals is one of the by-products of various activities. This liquid waste contains many hazardous pollutants that pose a danger to hospital occupants, workers, visitors, and the surrounding community. The objectives of the planning for the wastewater treatment plant at RSUD dr. Achmad Diponegoro include designing the IPAL tank, determining the treatment method, calculating the required area in the planning process, and estimating the budget. The results of the design of the wastewater treatment facility at RSUD dr. Achmad Diponegoro use a total water demand of 78 m<sup>3</sup>/day as the basis for calculations. The wastewater treatment planning at RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau uses the activated sludge treatment method, supplemented with other tanks to ensure a continuous process. The designed structure consists of seven tank, including a bar screen with an area of 0,200 m<sup>2</sup>, a collection tank with an area of 0,85 m<sup>2</sup>, an equalization tank with an area of 2,62 m<sup>2</sup>, an activated sludge tank with an area of 8,2 m<sup>2</sup>, a sedimentation tank with an area of 1,60 m<sup>2</sup>, a disinfection tank with an area of 2,13 m<sup>3</sup>, and a sludge drying bed with an area of 3 m<sup>2</sup>. The land area required for the construction of the wastewater treatment plant at RSUD dr. Achmad Diponegoro is 18,6 m<sup>2</sup>. The total estimated budget for the entire project is approximately IDR 906,500,000.00.</p>2024-01-15T09:56:15+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73295Kandungan Merkuri Pada Ikan Air Tawar Dan Resiko Bagi Kesehatan Masyarakat Di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah2024-01-15T09:56:15+00:00Rosana Elvincerosanaelvince15@gmail.comEvnaweri Evnawerirosanaelvince15@gmail.com<p><em>Penelitian ini dilaksakan pada bulan Oktober 2023 di Pasar Besar Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah dengan tujuan untuk mengetahui kandungan merkuri dalam daging ikan patin, nila dan baung dan mengetahui resiko kesehatan akibat mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi oleh merkuri. Sampel ikan masing-masing berjumlah 6 (enam) ekor yang dibeli dari penjual ikan dipasar yang berbeda. Analisis kandungan merkuri dalam daging ikan dilakukan di Laboratorium Balai Penerapan Mutu Hasil Perikanan, Banjarbaru-Kalimantan Selatan dengan mengirimkan sampel ikan secara utuh dan seluruh proses persiapan hingga annalisis dilakukan oleh laboratorium tersebut. Berdasarkan hasil analisis, kandungan merkuri dalam ikan patin dan nila dibawah LOD yaitu kurang dari 0,0225 mg/kg, sedangkan kandungan merkuri dalam daging ikan baung (untuk lima sampel) rata-rata adalah 0,216 mg/kg. Dengan menggunakan nilai kandungan merkuri yang terdapat dalam daging ikan baung, maka jumlah asupan merkuri yang masuk ke dalam tubuh adalah sebesar 0,0021 mg/kg/hari. Berdasarkan jumlah asupan merkuri yang masuk dalam tubuh tersebut, Hazard Index (HI) dapat dihitung. HI > 1 yaitu 20,73, yang berarti bahwa konsumsi ikan baung yang mengandung merkuri tersebut dapat berdampak terhadap kesehatan.</em></p>2024-01-15T09:56:15+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73006Pemanfaatan Air Leri dan Air Mikroorganisme Lokal Sebagai Pengendali Rayap Tanah2024-01-15T09:56:16+00:00Surahmaida Surahmaidafahida1619@gmail.comFloreta Fiska Yuliarnifahida1619@gmail.com<p>Termites (<em>Coptotermes curvignathus</em>) are considered more dangerous than other termite species as they can cause significant damage to plantation and agricultural crops, with widespread distribution. The use of chemical pesticides to control this pest can lead to resistance and have negative impacts on the environment and human health. An environmentally friendly solution involves utilizing natural plants/substances as botanical insecticides, such as rice washing water and local microorganism (MOL) water. The aim of this research is to evaluate the effects of these two substances on termite population control and determine the optimal formulation that can act as a termite repellent. and to determine the optimal formulation as an anti-termite. The research methodology involves determining formulations of botanical insecticides, namely 100% rice washing water, 100% MOL water, 50% rice washing water : 50% MOL water, 75% rice washing water : 25% MOL water, 25% rice washing water : 75% MOL water. Each test box is filled 5 soldier termites and 20 worker termites, then provided with test papers that have been soaked in the predetermined formulation. Each treatment is repeated three times and observed every 24 hours for 72 hours. The research results indicate that all formulations uses did not have a significant impact on termite mortality. It can be concluded that the use of rice washing water and MOL water in the tested formulations is not effective as an insecticide to control termite.</p>2024-01-15T09:56:16+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73010Valuasi Ekonomi Lingkungan Dan Strategi Pengembangan Kebun Raya Lemor di Kabupaten Lombok Timur2024-01-15T09:56:16+00:00Aris Munandararismunandar.01@gmail.comSubekti Nurmawatiarismunandar.01@gmail.comSodikin Sodikinarismunandar.01@gmail.comKeberadaan Kebun Raya Lemor di Kabupaten Lombok Timur sebagai sumberdaya alam telah memberikan mafaat secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat berupa jasa lingkungan. Tingkat kunjungan wisatawan menggambarkan tingginya manfaat kebun raya tersebut kepada manusia. Angka kunjungan wisatawan mengalami peningkatan antara tahun 2016 sampai tahun 2019, menurun drastis pada tahun 2020 dan belum ada peningkatan signifikan sampai saat ini. Ukuran besar atau kecilnya jasa limgkungan Kebun Raya Lemor dapat diketahui dari nilai ekonomi lingkungannya. Penentuan nilai ekonomi suatu objek wisata dapat dilakukan dengan metode biaya perjalanan, dimana biaya perjalanan yang dihitung meliputi total biaya yang dikeluarkan oleh pengujung yaitu mulai perjalanan dari rumah, sampai di kawasan wisata hingga kembali lagi ke rumah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kebun raya lemor memiliki nilai rata-rata surplus konsumen sebesar Rp. 4.049.075 dan nilai ekonomi lingkungan sebesar Rp.195.905.8222024-01-15T09:56:16+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73128Analisis Produksi Bersih Industri Skala Kecil (Rumahan) di Kota Pontianak2024-01-15T09:56:17+00:00Maria Casandra Frisillad1051201003@student.untan.ac.idRetno Pramudyaningrumd1051201014@student.untan.ac.idIsna Aprianiisnaapriani@teknik.untan.ac.id<p><em>Produksi bersih </em><em>merupakan pendekatan inovatif dan terpadu terhadap pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan di seluruh siklus produksi</em><em>.</em><em> Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tahapan proses produksi, mengetahui output yang dihasilkan baik berupa produk setengah jadi maupun limbah dan rancangan penerapan produksi bersih yang akan mengurangi limbah yang dihasilkan untuk industri perumahan pempek. Penelitian ini dilaksanakan di industri pempek skala kecil (rumahan) yang terletak di Komplek Asabri Permai No.14, Jl. Sungai Raya Dalam, Kec. Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya dengan titik koordinat 0° 5'16.10"S dan 109°21'14.12"E. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data yang diperoleh dari survey lapangan berupa wawancara dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dari literatur ilmiah seperti jurnal, penelitian terdahulu, studi literatur terkait industri pempek skala kecil (rumahan). Produksi bersih yang diterapkan di sektor pempek skala kecil rumahan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan dan efisiensi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.</em></p>2024-01-15T09:56:17+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73278Perencanaan Sistem Plambing Air Hujan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Kota Pontianak2024-01-15T09:56:17+00:00Syarifah Farah Oktavianda Armelia Almutaharsyarifahfarah@student.untan.ac.idRizki Purnainisyarifahfarah@student.untan.ac.idUlli Kadariasyarifahfarah@student.untan.ac.id<p>Sekolah merupakan salah satu fasilitas pendidikan yang dibangun untuk kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh murid dan guru agar dapat meningkatkan taraf hidup. Kegiatan belajar mengajar yang berjalan selama 8 jam sehari, tentunya membutuhkan air bersih untuk keperluan sanitasi Kota Pontianak memiliki curah hujan sebesar 3286 mm/tahun dengan tingginya curah hujan tersebut maka air hujan tersebut dapat dipakai untuk sumber air bersih. Tujuan dari perencanaan ini ialah untuk merencanakan sistem plambing dengan air hujan sebagai sumber air bersihnya. Metode perencanaan sistem plambing dengan menggunakan metode perkiraan kebutuhan air bersih berdasarkan Unit Beban Alat Plambing (UBAP). Hasil perencanaan yang didapatkan Ukuran dimensi pipa air bersih sebesar 3/4-2 inchi dan pipa yang akan digunakan ialah pipa PVC.</p>2024-01-15T09:56:17+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/72279Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Media Lekat Sarang Tawon2024-01-15T09:56:17+00:00Nanda Dwi Cahyaninandadwic17@gmail.comMairo Situmorangnandadwic17@gmail.comTiara Azhuranandadwic17@gmail.comIsna Aprianinandadwic17@gmail.com<p><em>The high amount of tofu production every day is directly proportional to the waste produced every day and this is one of the environmental problems, considering the large number of tofu industries in Pontianak City, in line with this. Plastic botoh waste is found in every corner of the city, so this is minimized by making wasp nest sticky media for the tofu liquid waste treatment process. Anaerobic-aerobic biofilter using plastic bottles as the attachment media and filters for activated carbon, zeolite, gravel, palm fiber and aquarium foam. This reactor has dimensions of 70 x 20 x 30 cm and consists of 3 parts, namely an anaerobic tank, an aerobic tank and a filter tank. Before processing, plastic bottles are seeded for 7 days by adding EM4 and brown sugar as nutrients so that microorganisms can grow and form biofilms on the plastic bottles. Then acclimatization was carried out for 3 days with a concentration of tofu liquid waste of 50%, 75% and 100% so that microorganisms could adapt to tofu liquid waste. The results of this study indicate that the efficiency of decreasing BOD and COD content is 75.6% and 72.6%, respectively, and there is an increase in the pH value, where before processing the initial pH is 3.71 and after processing it becomes 7.25.</em><em>Keywords: Anaerobic-aerobic biofilter, tofu liquid waste, BOD, COD, pH and plastic bottles</em></p>2024-01-15T09:56:17+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/72614Screening Awal Potensi Bahan Galian Industri di Kalimantan Barat sebagai Bahan Pembuatan Panel Surya2024-01-15T09:56:18+00:00Septami Setiawatiseptami.setiawati@gmail.comRicka Aprilliaricka.aprillia@teknik.untan.ac.id<p><em>Pemanfaatan energi terbarukan untuk mereduksi penggunaan energi fosil saat ini menjadi perhatian penting di seluruh dunia. Salah satu energi terbarukan yang memiliki potensi cukup besar adalah energi surya. Dalam energi surya, radiasi matahari diubah menjadi arus listrik dengan menggunakan panel surya yang bahan bakunya terbuat dari bahan semikonduktor. Bahan semikonduktor yang biasa digunakan dan mudah diperoleh adalah silikon dalam bentuk senyawa silika (SiO<sub>2</sub>) </em><em>pada</em><em> mineral kuarsa. Indonesia memiliki potensi </em><em>mineral</em><em> kuarsa yang melimpah. </em><em>Namun</em><em>, pemanfaatan </em><em>mineral tersebut</em><em> sebagai bahan baku panel surya masih belum terlalu masif. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk </em><em>melakukan screening awal dan mengetahui potensi bahan galian (pasir kuarsa dan kaolin)</em><em> d</em><em>ari</em><em> beberapa daerah di Kalimantan Barat (Mempawah, Singkawang, </em><em>dan Bengkayang</em><em>) </em><em>serta</em><em> mengetahui </em><em>kelayakannya</em><em> sebagai bahan baku panel surya. Dalam penelitian ini, telah dilakukan pengambilan sampel d</em><em>ari beberapa </em><em>daerah </em><em>di Kalimantan Barat</em><em>. Sampel tersebut kemudian dipreparasi dan dianalisis dengan metode XRF, untuk diperoleh karakteristiknya</em><em> untuk</em><em> dibandingkan dengan kriteria pasir kuarsa sebagai bahan pembuatan panel surya. Berdasarkan hasil analisis, pasir kuarsa dari beberapa daerah di Kalimantan Barat berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan panel surya sebab memiliki kandungan SiO<sub>2</sub> yang cukup tinggi (70-90%). Sampel pasir kuarsa belum memenuhi kriteria sebagai bahan baku panel surya. Perlu dilakukan usaha pemurnian untuk meningkatkan kadar SiO<sub>2</sub> dan menurunkan kadar Fe<sub>2</sub>O<sub>3</sub>, TiO<sub>2</sub>, dan Al<sub>2</sub>O<sub>3</sub>.</em></p>2024-01-15T09:56:18+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73910Penerapan Metode Gabungan Netralisasi, Koagulasi, Filtrasi dan Adsorpsi dalam Pengelolaan Limbah Cair Laboratorium2024-01-15T09:56:18+00:00Ardomoan Sehat Sinagaardomoansehatsinaga99@gmail.comNurfitri Wulandarinurfitriw11@gmail.comFerri Fapra Gunawanferrifapragunawan@gmail.comIsna Aprianiisnaapriani@teknik.untan.ac.id<p>Limbah laboratorium adalah jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan praktikum mahasiswa dan mengandung banyak zat berbahaya bagi lingkungan. Limbah di Laboratorium Lingkungan dihasilkan dari praktikum yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dan efisiensi penurunan parameter (COD, Fe, Pb dan pH) pada limbah cair Laboratorium Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura menggunakan penerapan teknologi pengolahan dengan kombinasi proses netralisasi, koagulasi, filtrasi dan adsorpsi. Pengolahan limbah Laboratorium ini dengan proses Netralisasi menggunakan NaOH, koagulasi menggunakan PAC, dan Filtasi-Adsorpsi menggunakan pasir silika, batu kerikil, zeolit dan arang aktif. Dosis NaOH yang digunakan pada pengolahan ini adalah 2.325 ml, dan dosis PAC yang digunakan adalah 280 gram. Efisiensi pengolahan limbah Laboratorium dengan metode kombinasi netralisasi, koagulasi, filtrasi dan adsorpsi yaitu COD sebesar 31,19 % dari 3.853 mg/L menjadi 2.654 mg/L, ion Fe sebesar 89,61% dari 53,6 mg/L menjadi 5,57 mg/L dan ion Pb sebesar 80,07% dari 0,56 mg/L menjadi 0,259 mg/L. Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam merencanakan pengolahan limbah cair di Laboratorium Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura.</p>2024-01-15T09:56:18+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73879Optimalisasi Penurunan Kehilangan Air pada District Meter Area Bambang Utoyo di Perumda Tirta Musi Kota Palembang2024-01-15T09:56:19+00:00Nyayu Siti Hidayatun Najahnyayusitihidayatunnajah@pu.go.idAdhi Yuniartoadhy@its.ac.idBustami Bustamibustami7989@gmail.com<em>Berdasarkan data non revenue water pada tahun 2022, District Meter Area Bambang Utoyo belum memenuhi target NRW nasional sebesar 25%. NRW DMA Bambang Utoyo mencapai 42,18% atau setara dengan 598.527m<sup>3</sup>/tahun dengan kerugian mencapai Rp1.974.540.573,00 per tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting dan mengkaji strategi untuk mengoptimalkan penurunan kehilangan air pada DMA Bambang Utoyo. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan observasi, penyusunan neraca air dan pemodelan menggunakan Epanet 2.2 untuk mengetahui kondisi eksisting dari DMA Bambang Utoyo. Selanjutnya dilakukan kajian strategi menggunakan metode SWOT (strengths, weaknesses, opportunities and threats) untuk mendapatkan strategi dalam mengoptimalkan penurunan kehilangan air pada DMA Bambang Utoyo. DMA telah memenuhi beberapa kondisi kecuali pembagian area sub zona. DMA ini memiliki 15,03% pipa yang berumur lebih dari 20 tahun dengan kehilangan air mencapai 43,70%. Strategi yang dapat diterapkan untuk penurunan kehilangan air pada DMA Bambang Utoyo meliputi pengembangan DMA teknologi IoT SCADA, perbaikan sub zona DMA, pengadaan alat pendeteksi kebocoran, pelaksanaan steptest dan pencarian titik kebocoran, pengujian akurasi meter air input dan survei konsumsi air ilegal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan terhadap kondisi eksisting DMA dengan menerapkan strategi untuk mengoptimalkan kehilangan air pada DMA Bambang Utoyo.</em>2024-01-15T09:56:19+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/72688Pengomposan Sampah Organik di TPA Air Dingin Kota Padang: Potensi Ekonomi dan Manfaat Lingkungan2024-01-15T09:56:19+00:00Resti Prima Fauzyrestiprima6@gmail.comHendri Sawirhendrisawir15@gmail.comWathri Fitradawathrifitrada@sttind.ac.idKota Padang adalah salah satu kota yang memiliki pertumbuhan populasi dan aktivitas masyarakat yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan jumlah timbulan sampah meningkat dan TPA Air Dingin Kota Padang diprediksi penuh sebelum waktunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekonomi dari produksi dan pemanfaatan kompos di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Air dingin Kota Padang. Metode penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dan wawancara serta studi literatur untuk pengumpulan data primer dan sekunder. Setelah itu data di analisis untuk evaluasi, analisis pasar, dan analisis pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pengurangan sampah di TPA Air Dingin Kota Padang dilakukan dengan cara pengomposan. Proses ini dimulai dari masuknya sampah ke TPA, penimbangan, penyortiran, pengomposan, pengemasan dan pemanfaatan. Luas lahan yang dibutuhkan untuk sampah organik sebesar 20 ton/hari yaitu sekitar 1200 m<sup>2</sup>. Jika kompos yang dihasilkan oleh TPA dijual belikan maka didapatkan penjualan 5 – 36 juta rupiah/bulannya. Pendapatan ini dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur dan layanan di TPA, termasuk dalam bidang pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.2024-01-15T09:56:19+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/72340Skrining dan Uji Efektivitas Reduksi Merkuri Oleh Isolat Bakteri Mangrove2024-01-15T09:56:19+00:00Aini Sulastriainie_sulastri@yahoo.co.idJumiati Jumiatijumiati@untan.ac.idHerda Desmaianiherda.desmaiani@gmail.com<p>A poor metal waste disposal system increases the concentration of heavy metals in the environment, causing pollution. Reducing the concentration of heavy metal pollution can be done one way by bioremediation using bacteria. Exploratory research on mangrove bacteria shows that bacterial isolates have been successfully isolated and have the ability to grow on media containing mercury. In this research, further tests will be carried out in the form of screening and testing the effectiveness of mercury metal reduction. This research aims to find isolates that have a high ability to grow in environments containing mercury, and the effectiveness of reducing mercury metal by these bacteria. This basic research will be the beginning of the development of effective microorganisms as bioremediation agents. This research consisted of two stages, namely screening the best bacterial isolates and testing the effectiveness of mercury metal reduction. The research results showed that isolates B27, S04 and S23 were the best isolates in being able to remove mercury concentrations of up to 99.99%. This research is ongoing research which has the output as a first step in obtaining Effective Microorganisms which can later become products and can be applied as a method to improve environmental quality.</p>2024-01-15T09:56:19+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/72691Perbandingan Efisiensi Jenis Media Polyurethane Sponge dan Kaldness (K5) Terhadap Pengolahan Limbah Cair Tempe Menggunakan Ecological Floating Bed (EFB)2024-01-15T09:56:20+00:00Harummitha Harissaharummitha26@gmail.comIsna Aprianiisnaapriani@teknik.untan.ac.idJumiati Jumiatiisnaapriani@teknik.untan.ac.id<p>Air limbah yang berasal dari kegiatan <em>home industry </em>industri tempe bersumber dari aktivitas perendaman dan perebusan kedelai, air limbah cenderung langsung dibuang ke lingkungan tanpa proses pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Perihal ini akan membahayakan suatu lingkungan karena nilai BOD, COD serta TSS<em> </em>sudah melebihi baku mutu berdasarkan PerMenLHK No. 5 Tahun 2014 terkait Baku Mutu Air Limbah untuk Kegiatan/Usaha Pengolahan Kedelai, dengan nilai yakni 2.748 mg/L, 12.430 mg/L dan 2.944 mg/L. Air limbah industri tempe mencakup pada limbah yang <em>biodegradable</em> yakni limbah ataupun bahan buangan yang bisa dilakukan penghancuran oleh mikroorganisme, sehingga dapat dilakukan pengolahan menggunakan metode EFB (<em>Ecological Floating Bed</em>). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai efisiensi penurunan, dan pengaruh media terhadap hasil penurunan dari pengolahan air limbah industri tempe menggunakan metode EFB (<em>Ecological Floating Bed</em>) dengan media kaldness (K5). Penurunan dengen efisiensi penurunan paling baik pada setiap parameter yaitu BOD, COD, dan TSS berturut-turut 17,6%, 20,6% dan 40,7%. Berdasarkan uji statistik <em>One Way</em> ANOVA memperlihatkan tidak ada perbedaan nyata antara media untuk menurunkan parameter pencemar.</p>2024-01-15T09:56:20+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/71804Studi Pendahuluan Potensi Carbon Capture Storage (CCS) Melalui Identifikasi Sumber Emisi CO2 beserta tinjauan geologi di Daerah Probolinggo, Jember, dan Bondowoso, Jawa Timur2024-01-15T09:56:20+00:00Riska Laksmita Saririskalaksmita@unej.ac.idHaeruddin Haeruddinriskalaksmita@unej.ac.idCarbon dioxide (CO<sub>2</sub>) is a gas compound that causes the greenhouse effect. The majority of carbon dioxide gas production is dominated by large industrial industries such as Coal Steam Power Plants (PLTU), the cement industry and fossil fuel motorized vehicles (Hydrocarbons). Several technologies have been implemented and developed, in an effort to reduce the negative impact of CO<sub>2</sub> accumulation on the earth's surface. One of them which is currently a topical topic is Carbon Capture Storage (CCS). CCS is a storage system used to receive and store carbon releases from industry and power plants into geological formations safely and permanently with a certain capacity for a long period of time. CCS is seen as a very efficient method because it can balance achieving net zero emissions while maintaining energy security. In this research, a preliminary study was carried out in the initial step of identifying potential sources of CO<sub>2 </sub>emissions along with a review of geology as a potential CO<sub>2 </sub>storage. In the Probolinggo, Jember and Bondowoso areas. From the identification results, it was concluded that the Paiton PLTU area in Probolinggo has the largest potential for CO<sub>2 </sub>production, around 1.98 million tons/year. The grological scope of the Paiton PLTU area meets one of the CO<sub>2 </sub>Storage criteria because the formation is included in the East Kendeng sedimentary zone. However, further studies need to be carried out to validate the potential for CO<sub>2</sub> storage in further geological, petrophysical and fault analysis2024-01-15T09:56:20+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74187Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Ekosistem Mangrov di Kawasan Mangrov Biringkassi Kabupaten Pangkep2024-01-15T09:56:20+00:00Zulkifli Mappasombakarem.zulkifli@gmail.comMuh Haidirzulkifli_mps@unismuh.ac.idThis study aims to analyze public perception of mangrove management in the Biringkassi mangrove area of Pangkep regency. This research is important because the surrounding community does not get more education and attention from the government. This research is a descriptive research with a qualitative approach. Researchers conducted in-depth interviews with 45 purposively selected respondents using thematic category content analysis techniques to identify themes or patterns in the interview. The result: The level of understanding and knowledge of the community is low. Community participation is in the moderate category even though it is known that public perception of the benefits of mangrove ecosystems for them is quite good. Therefore, citizen involvement in maintaining mangrove ecosystems that are still at the middle level needs to be increased, and implementing programs such as: (1) increasing public awareness of the importance of mangrove ecosystems, (2) educating the public about mangrove ecosystem management, (3) intensifying government policies on planting and conservation, and (4) establishing effective communication between the government and the community2024-01-15T09:56:20+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74299Pengolahan Limbah Cair Industri Tempe Menggunakan Metode Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) Dan Metode Filtrasi2024-01-15T09:56:21+00:00Harummitha Harrisaharummitha26@student.untan.ac.idMargareta Wandasundarimargaretawanda@student.untan.ac.idMuhammad Ilham Maulanailhammaulana188@gmail.comIsna Aprianiisnaapriani@teknik.untan.ac.id<p>Industri tempe berskala kecil terdapat di Kota Pontianak salah satunya yaitu Pabrik Tempe Baril. Industri tempe mengandung bahan pencemar diantaranya TSS, pH dan BOD, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.5 Tahun 2014 pada Lampiran XVIII. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efesiensi penyisihan kadar BOD, TSS dan pH dalam limbah cair tempe yang diolah menggunakan kombinasi metode MBBR dan metode filtrasi, mengetahui kadar TSS, pH dan BOD limbah cair tempe setelah diolah dan mengetahui apakah hasil pengolahan sudah memenuhi baku mutu. Penelitian menggunakan metode MBBR dan metode filtrasi. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu efisiensi pengolahan parameter TSS dan BOD pada limbah cair tempe dengan metode MBBR dan metode filtrasi berturut-turut adalah 89.6% dan 88%, dan hasil pengujian TSS, pH dan BOD setelah proses pengolahan menggunakan metode MBBR dan filtrasi berturut adalah 20.8 mg.L<sup>-1</sup>, 7.09 , 16.2 mg.L<sup>-1</sup>, dan telah sesuai baku mutu berdasarkan PerMenLH No 5 Tahun 2014.</p>2024-01-15T09:56:21+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74266Pengolahan Limbah Cair Usaha Pencucian Mobil Menggunakan Metode Rapid Sand Filter (Saringan Pasir Cepat) Aliran Up-Flow dan Adsorpsi2024-01-15T10:10:46+00:00Ananta Wisnu Wardhanaanantawrdhn@gmail.comMuhammad Murbari Al-Akbarmuhammadmurbari@gmail.comSalsabila Auliaauliasalsa911@gmail.comIsna Aprianiisnaapriani@teknik.untan.ac.id<p>Kegiatan usaha pencucian mobil belakangan ini semakin meluas di masyarakat. Usaha ini menghasilkan limbah yang berasal dari aktivitas pencucian mobil. Berdasarkan karakteristiknya, limbah pencucian mobil memiliki karakteristik khusus yaitu nilai COD dan Surfaktan yang tinggi. Jarangnya ditemukan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada usaha ini dapat membuat limbah cair hasil pencucian mobil berdampak negatif terhadap lingkungan apabila dibuang tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai pengolahan air limbah pencucian mobil dengan menggunakan metode filtrasi-adsorpsi dengan aliran up-flow yang menggabungkan metode filtrasi dengan bantuan media filter pasir silika serta dan adsorpsi dengan adsorben pengikat berupa karbon aktif dan batu zeolite dan aliran up-flow. Hasil pengolahan menunjukkan efisiensi penurunan parameter TSS sebesar 84,1% dan COD sebesar 52,5% dan hasil akhir TSS sebesar 24,5 mg/L dari 132 mg/L dan COD sebesar 94 mg/L dari 198 mg/L. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pencucian mobil.</p>2024-01-15T09:56:21+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74448Evaluasi Sistem Distribusi Junok SPAM Kota Bangkalan Dalam Peningkatan Efisiensi Energi2024-01-25T10:23:46+00:00Awad Akbar Taebeawad.akbar@gmail.comAgus Slametagusslamet@enviro.its.ac.idBustomi Bustomiawad.akbar@gmail.com<p>Perusahaan Umum Daerah Air Minum Sumber Sejahtera Kabupaten Bangkalan menggunakan sistem perpompaan secara penuh pada sistem distribusi. Biaya energi yang dikeluarkan Perumdan Sumber Sejahtera mencapai Rp890/m³ nilai tersebut jauh melebihi beban biaya energi rata-rata secara nasional yaitu sebesar Rp356,34/m³, sehingga perlu adanya upaya dalam peningkatan efisiensi energi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei dan studi kasus dengan menggunakan data primer dan sekunder. Analisis evaluasi jaringan menggunakan bantuan software EPANET 2.2 untuk mengetahui kondisi eksisting jaringan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat permasalahan pada kondisi eksisting sistem jaringan distribusi Junok. Rekomendasi penelitian perlu adanya perbaikan yakni optimalisasi efisiensi pompa distribusi, penambahan pipa menggunakan sistem paralel, penambahan pompa booster inline pada jam puncak, dan optimalisasi pola VSD sehingga dapat melakukan penghematan hingga Rp 4.258.740/bulan.</p>2024-01-15T09:56:22+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/73771Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Way Umpu, Provinsi Lampung2024-01-15T09:56:22+00:00Lidya Septaria Sinuratlidyaseptariasinurat@gmail.comTugiyono Tugiyonotugiyono64@yahoo.comSuratman Umarmamanumar@gmail.comElly Lestari Rustiatielly_jazdzyk@yahoo.com<p class="TableParagraph"><em>Sungai Way Umpu berada di wilayah Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung. Sungai ini memiliki lahan pada daerah aliran sungai yang dimanfaatkan oleh penduduk sekitar. Limbah buangan menuju sungai dihasilkan oleh lahan yang dapat menyebabkan peningkatan beban pencemaran melebihi kemampuan daya tampung sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur daya tampung beban pencemaran dan mengetahui parameter kualitas air yang melebihi baku mutu di Sungai Way Umpu. Penelitian dilakukan pada empat stasiun penelitian. Hasil pengukuran kualitas air dibandingkan dengan baku mutu kelas III sesuai Peraturan Daerah Provinsi Lampung no 11 tahun 2012. Metode neraca massa digunakan untuk menganalisis daya tampung pada titik tampung stasiun 4 (ST-4). Hasil penelitian menunjukkan kualitas air pada ST-3 untuk parameter BOD telah melebihi baku mutu. Sedangkan hasil analisis daya tampung pada titik tampung (ST-4) untuk parameter (nitrat, DO, BOD, dan total coliform) masih dalam standar kisaran baku mutu Kelas III, sehingga Sungai Way Umpu masih memiliki kemampuan menampung beban pencemaran dan dapat digunakan sesuai peruntukannya.</em></p>2024-01-15T09:56:22+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74304Pengendalian Non-Revenue Water Menggunakan Manajemen Tekanan pada Zona Pelayanan Pompa Junok di Perumda Air Minum Sumber Sejahtera Kabupaten Bangkalan2024-01-24T03:52:05+00:00Alian Kuntoro Wibowokuntoroalian@gmail.comAgus Slametagusslamet@enviro.its.ac.id<p><em>Perumda Air Minum Sumber Sejahtera di tahun 2022 memiliki nilai NRW sebesar 37,36%, lebih tinggi dibandingkan Tingkat Kehilangan air yang diijinkan yaitu 18 – 20 % dan Target RPJMN (2020-2024) yaitu 25%. Tingginya nilai NRW saat ini dikarenakan belum ada program penanganan NRW di Perumda Air Minum Sumber Sejahtera. Penanganan yang dilakukan hanyalah sebatas pengendalian kebocoran yang dilaporakan oleh masyarakat dan penanganan kebocoran yang tampak pada permukaan tanah. Salah satu faktor penting dalam pengendalian NRW adalah pengendalian kebocoran fisik air. Kebocoran fisik air memiliki hubungan erat dengan nilai tekanan pada pipa. Makin besar tekanan pada pipa maka makin besar pula kebocoran yang terjadi. Maka dari itu pada penanganan nilai nrw, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan manajemen tekanan. Manajemen tekanan dilakukan dengan pengaturan variable speed drive pada pompa junok, penggantian pipa dengan headloss terbesar, serta penambahan pompa booster pada Jaringan Distribusi Junok. Manajemen tekanan yang dilakukan berfokus pada pemerataan tekanan guna memastikan tekanan pada setiap pelanggan lebih dari 5 m dan mengurangi tekanan maksimal sehingga kebocoran dapat dikurangi. Pada penelitian ini manajemen tekanan berhasil menurunkan nilai NRW dari 38,26% menjadi 31,48%.</em></p><p><em> </em></p>2024-01-15T09:56:23+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74546Pengolahan Air Parit Sungai Jawi dengan Sistem Konvensional2024-01-15T09:56:23+00:00Muhammad Kevin Ardityamkevinarditya11@gmail.comHanna Dewi Sinagamkevinarditya11@gmail.comBrigitta Pamella Narazarezcovamkevinarditya11@gmail.comRizki Purnainirizkipurnaini@enviro.untan.ac.id<p>The distribution of clean water that has not been carried out thoroughly in several areas has caused some communities to have no access to clean water supplies. Based on this, we need a water treatment technology that can be done by the community so that the community can obtain clean water by utilizing water sources in the surrounding area. This research aims to design a water treatment tool for the Jawi River ditch into clean water and to know the effectiveness of the device design in reducing the concentration of color, turbidity, and BOD. The method used in this research is quantitative descriptive methods and experiment methods. Meanwhile, the experiment method did by processing the water of the Jawi River ditch into clean water in the field through a water treatment tool made by itself. This research determined that the efficiency of reducing turbidity can reach 46.1%, color reach 61.36%, and BOD can reach 78.9%. However, there are still no parameters that meet the clean water quality standards.</p>2024-01-15T09:56:23+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74745Analisis Penerapan SOP Dalam Pengendalian NRW (Non Revenue Water) Pada Perumdam Tirta Tarum Kabupaten Karawang Cabang Kotabaru2024-01-24T03:39:41+00:00Egis Prastiwiegisprastiwi@pu.go.idAli Masduqimasduqi@its.ac.idMuhammad Sundoroegisprastiwi@pu.go.id<div class="WordSection1"><p align="center"> </p><p>Perumdam Tirta Tarum Karawang Regency, an agency providing drinking water services with service coverage for a population of 22.58%, has an NRW (Non-Revenue Water) level of 32.16% and the NRW level for the Kotabaru Branch service area is 29.21% in 2022. Analysis of the implementation of SOPs (standard operating procedures) in NRW control needs to be carried out so that monitoring of quality consistency can be carried out and makes it easier to evaluate the implementation of NRW control activities that have been carried out. This research uses quantitative and qualitative methods by conducting observations and interviews with related parties that focus on 7 (seven) indicators in the SOP: efficiency, consistency, error minimization, problem-solving, workforce protection, work maps, and defense boundaries. The results of the analysis carried out on the implementation of SOPs at Perumdam Tirta Tarum Karawang Regency related to 7 (seven) SOP indicators showed that the effectiveness of the performance of 5 (five) SOP indicators was good, while 2 (two) SOP indicators were still in the sufficient category. Overall, the implementation of existing SOPs is easy to understand and has been implemented well. However, if you look at the details of this reference SOP, it is still passive NRW control. The implementation of the SOP can only be carried out after receiving reports and complaints from the public.</p><p><em> </em></p><p><strong>Keywords:</strong> SOP (standard operating procedures), NRW, Perumdam Tirta Tarum.</p><p> </p><p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p><em>Perumdam Tirta Tarum Kabupaten Karawang sebagai instansi penyedia jasa air minum dengan cakupan pelayanan terhadap jumlah penduduk sebesar 22,58 % memiliki tingkat NRW (Non Revenue Water) </em><em>sebesar</em><em> 32,16 % </em><em>dan tingkat NRW untuk wilayah pelayanan Cabang Kotabaru sebesar 29,21 % p</em><em>ada Tahun 2022</em><em> </em><em>Analisis penerapan SOP (standar operasional prosedur) dalam pengendalian NRW perlu dilakukan agar pemantauan terhadap kosistensi kualitas dapat dilakukan dan memberikan kemudahan dalam mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengendalian NRW yang telah dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak terkait </em><em>yang difokuskan pada </em><em>7 (tujuh) indikator dalam SOP yaitu efisiensi, kosistensi, minimalisasi kesalahan, penyelesaian masalah, perlidungan tenaga kerja, peta kerja, dan batasan pertahanan . Hasil analisis yang dilakukan terhadap penerapan SOP pada Perumdam Tirta Tarum Kabupaten Karawang dikaitkan dengan 7 (tujuh) indikator SOP didapatkan hasil bahwa penerapan 5 (lima) indikator SOP secara efektifitas sudah baik., sedangkan 2 (dua) indikator SOP masih masuk dalam kategori cukup. Sehingga secara keseluruhan penerapan SOP yang sudah ada mudah dipahami dan sudah diterapkan dengan baik, namun jika dilihat dari detail SOP acuan ini masih bersifat pengendalian NRW secara pasif, penerapan SOP baru dapat dilakukan setelah mendapat pelaporan</em><em>,</em><em> aduan dari masyarakat.</em></p><p><em> </em></p><p> </p></div>2024-01-15T09:56:24+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/71503Identifikasi Unsur Penyusun Sedimen Sungai Klagison Kota Sorong Papua Barat Daya Menggunakan Metode X-Ray Fluorescence (XRF)2024-01-15T09:56:24+00:00Nurbia Nurbianurbia11.11@gmail.comSamsudin Affandinurbia11.11@gmail.com<em>The Klagison River is one of the rivers in Sorong City, West Papua. Surface mining activities occur in the Klagison River drainage area which is one of the causes of changes in the geomorphological conditions of the Klagison River. to identify the constituent elements of the Klagison River sediment using X-Ray Fluorescence (XRF). Determination of sampling points using the purposive sampling method and sediment collection tools using the Ekman grab. The method for analyzing sediment constituent elements uses the XRF (X-Ray Fluorescence) method. Based on the research results, there are various types of elements contained in the Klagison River sediment, namely the elements Al, Si, P, S, Cl, K, Ca, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Ni, Cu, Zn, Rb, Sr, Zr and Re. The dominant metal element concentrations from the 5 observation stations are the elements Fe>Si>Cl>Al>Ca>Ti. At observation station 5, the elements Fe>Si>Cl>Al>Ca>Ti are highest compared to the other 4 observation stations, this is because station 5 is the estuary of the Klagison River so it is the last place where liquid waste settles</em>2024-01-15T09:56:24+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74726Analisis Tingkat Pencemaran Terhadap Kualitas Air Sumur Penduduk Desa Sungai Limau, Kecamatan Sungai Kunyit2024-01-15T09:56:25+00:00Desy Wulandariwulandariidesy12@gmail.comKiki Prio UtomoKiki.p.utomo@gmail.comIsna Aprianiisnaapriani@teknik.untan.ac.id<span lang="IN">Sungai Limau Village is a coastal area that is prone to groundwater pollution. The raw water source used by residents comes from groundwater by digging wells of poor quality. This research aims to determine whether there has been contamination of residents' well water in Sungai Limau Village based on testing Biological Oxygen Demand (BOD) and Total Suspended Solid (TSS) parameters as well as providing information to residents regarding the appropriate location of wells to be used as a source of raw water. The groundwater sampling method refers to SNI 6989.58:2008 and is taken by Grab Sampling. BOD parameter testing is tested ex-situ in the laboratory in accordance with SNI 6989.72:2009. TSS parameters were tested ex-situ in the laboratory in accordance with SNI 06-6989.3-2004. Then the results of the well water quality test are mapped to the distribution of each parameter. Based on the results of the well water quality test, a value was obtained that exceeded the quality standard according to PP No.22 of 2021 Class 1 for raw water, the Biological Oxygen Demand (BOD) parameter with a value of 123,279 mg/L. So the well water of the residents of Sungai Limau Village is not suitable for use as a source of raw water because it has been polluted by organic materials.</span>2024-01-15T09:56:25+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/71672Pengolahan Sampah Daun Pisang dengan Proses Biodrying Aerobik Sebagai Upaya Pemulihan Energi2024-01-15T09:56:25+00:00Nova Ulhasanahiwayankokosuryawan@gmail.comIva Yenis Septiarivaivayenis@gmail.comMega Mutiara Sarimega.ms1@universitaspertamina.ac.idI Wayan Koko Suryawaniwayankokosuryawan@gmail.com<p>Daun pisang sering menjadi limbah dari aktivitas manusia. Meskipun demikian, daun pisang memiliki kandungan karbon yang membuatnya berpotensi sebagai bahan bakar. Namun, kendalanya adalah kadar air yang tinggi dalam daun pisang, yang dapat menghambat efektivitasnya sebagai sumber energi. Untuk mengatasi hal ini, diperkenalkan proses Biodrying. Melalui Biodrying, mikroorganisme digunakan untuk mengurangi kadar air dalam limbah organik, seperti daun pisang, sehingga meningkatkan potensinya sebagai bahan bakar. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa seberapa efektif Biodrying dalam meningkatkan nilai kalor daun pisang. Selama proses Biodrying, terjadi pengurangan massa dan kadar air pada daun pisang. Sejak hari pertama, suhu dalam tumpukan sampah daun pisang meningkat, menandakan aktivitas mikroorganisme, dengan pH yang tetap normal. Hasil akhir menunjukkan bahwa kadar air daun pisang berkurang sekitar 45,3% hingga 50,49%, dan nilai kalor yang dihasilkan mencapai standar pellet biomassa, yaitu antara 19.9 MJ/kg hingga 21.4 MJ/kg. Ini menunjukkan bahwa daun pisang, setelah melalui proses Biodrying, memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi yang efisien.</p>2024-01-15T09:56:25+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74724Waste Disposal Efforts and Policies in BPSDM Kemendagri Jakarta2024-01-15T09:56:26+00:00TR. Fahsul Falahtr.ffalah@gmail.comMH Jamiltr.ffalah@gmail.comEB Demmalinotr.ffalah@gmail.comA Arsaltr.ffalah@gmail.comLilik Sulistyowatitr.ffalah@gmail.comR Lisye Herlinatr.ffalah@gmail.comYenita Sandra Saritr.ffalah@gmail.com<p class="E-mail"><a name="_Hlk137830767"></a><span lang="EN-US">Offices as one of the waste-producing locations have contributed to the volume. Challenges in waste management strategies differ between formal and non-formal institutions. Waste management needs a collaborative management strategy in its management. An effective waste management strategy as a solution to improve employee performance in implementing waste management regulations. This study aims to analyze Collaborative management with an office waste management strategy at the BPSDM Kemendagri Jakarta office. Collaborative management to manage environmental problems, especially waste generated from activities on weekdays. Waste management regulations need to be upgraded to become policies in the Ministry of Home Affairs offices. The method used in this study is descriptive qualitative with literature review and survey techniques. Collaborative management in office waste management is not optimal. a policy proposal for a waste management strategy and for responding to contextual changes involving the problem of formal government office waste. This finding has implications for being a policy proposal for a waste management strategy and for responding to contextual changes involving the problem of formal government office wastesustainable.</span></p>2024-01-15T09:56:26+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/72752Pengolahan Limbah Cair Rumah Makan Dengan Constructed Wetlands Skala Rumah Tangga2024-01-15T09:56:26+00:00Muhammad Andre Anantaandreananta2000@gmail.comIndah Sucianaindahsuciana22@gmail.comYarra Izwarayarraizwara@gmail.comIsna Aprianiisnaapriani@teknik.untan.ac.id<p id="docs-internal-guid-9cec251b-7fff-dca8-920d-1e5389442b32" dir="ltr"><span>Wastewater from restaurants has a high organic content. Wastewater must be processed until it conforms with the effluent standard before being disposed of in water. Construction of subsurface wetland is one of the treatment options. This study made use of a reactor that Kiambang and Melati Air had planted. Sedimentation basin, wetland basin, and treatment basin are the three reservoirs used in this study. The wastewater was a sedimented effluent from restaurant operations. Seeding, acclimation, and running are the processes used. running for seven days. The variables under test were pH, TSS, and BOD (biological oxygen demand). Before treatment, the concentration is BOD 546,75 mg/l, TSS 340 mg/l, and pH 7,24. After treatment, the concentration is BOD 30,75 mg/l, TSS 95 mg/l, and pH 7,42. As a result, BOD has an efficiency of 94,376% and TSS has an efficiency of 72%. The concentrations of TSS did not meet the set quality criteria, although the levels of BOD and pH did.</span></p>2024-01-15T09:56:26+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74231Potensi Ancaman dan Upaya Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Pertanian Indonesia : Tinjauan Sistematis atas Literatur2024-01-15T09:56:26+00:00Ngadisih Ngadisihngadisih@ugm.ac.idAzka Sinatryaazkasinatrya@gmail.comIndah Retno Wulanindahretnowulan@mail.ugm.ac.idJeane Claudea Tanjungjeaneclaudeatanjung@mail.ugm.ac.idSahidatun Fahimasahidatunfahima@mail.ugm.ac.idPrieskarinda Lestariprieskarindalestari@ugm.ac.id<p>Agriculture in Indonesia is a vital sector that can fulfill food needs and provide livelihoods. However, agriculture also contributes to greenhouse gas (GHG) emissions. Indonesia's agricultural sector contributes around 14% of emissions globally and 7% nationally. Greenhouse gas emissions such as methane gas CH<sub>4</sub>, carbon dioxide CO<sub>2</sub>, and nitrous oxide N<sub>2</sub>O are generated from agricultural activities ranging from land preparation, fertilization, transportation of agricultural products, to processing in factories. These greenhouse gas emissions influence the climate change that occurs and affect the increase in temperature and rainfall patterns. In mitigation efforts, this study noted several steps taken. Energy conversion, such as the use of biogas from animal manure can reduce CH<sub>4</sub> emissions and the use of pellets from palm waste processing can reduce CO<sub>2</sub> emissions. Reforestation with special carbon-absorbing plants to reduce CO<sub>2</sub> emissions. The use of organic fertilizers as a partial replacement for inorganic fertilizers is useful in reducing CH<sub>4</sub> and N<sub>2</sub>O emissions. Through this systematic review, it is expected to contribute to the understanding of the role of the agricultural sector in greenhouse gas emissions in Indonesia and provide insight into mitigation efforts that can be applied in achieving sustainable agriculture.<em></em></p>2024-01-15T09:56:26+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74297Efektivitas Bangunan Organic Coastal Defence (OCD) untuk Meningkatkan Persentase Keberhasilan Penanaman Mangrove di Mempawah Mangrove Park2024-01-22T04:17:02+00:00Trimei Permanustrimeipermanus35@gmail.comKiki Prio UtomoKiki.p.utomo@gmail.comJumiati Jumiatitrimeipermanus35@gmail.com<p>Damage to the mangrove forest ecosystem causes the erosion of beach-forming sediments. <em>Mempawah Mangrove Park</em> (MMP) has experienced severe abrasion and this abrasion caused the land around the coast of MMP to be lost in the current. The loss of land was exacerbated by the destruction of mangrove forests, so in 2011 MMP carried out reforestation of mangrove forests to restore the lost land. Planting often fails, where newly planted mangroves die and are lost in sea currents after 1 to 2 months after planting. In 2022 MMP will collaborate with Environmental Engineering Students at Tanjungpura University under the auspices of the Tanjungpura University Laboratory UPT in activities <em>Matching fund</em> to innovate mud-retaining buildings and breakwaters. The building was named <em>Organic Coastal Defence</em> (OCD). The OCD building consists of a mud retaining building (<em>mud trap</em>) and breakwater buildings (<em>breakwater</em>). The materials used are pieces of board, pieces of wood and pieces of bamboo, where the majority of these materials are left over from building construction in MMP. This building was proven to be able to increase the percentage of success in mangrove planting where during the 6 month monitoring period mangroves that were living in good condition reached 50% in <em>mud trap 1</em> and 58%. on <em>mud trap 2</em>.</p>2024-01-15T09:56:27+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74276Review Artikel: Peranan Aplikasi Biochar sebagai Agen Perbaikan Kualitas Tanah untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian2024-01-15T09:56:27+00:00Ngadisih Ngadisihngadisih@ugm.ac.idJeane Claudea Tanjungtanjungjeane@gmail.comPrieskarinda Lestariprieskarindalestari@ugm.ac.idPemanfaatan biochar sebagai upaya perbaikan kondisi lahan pertanian di Indonesia dengan beragam bahan pada berbagai kondisi atau jenis tanah yang berbeda-beda telah dilakukan untuk melihat respon tanah yang dihasilkan dari keberagaman bahan biochar tersebut. Kondisi lahan yang semakin kritis dan jenis tanah yang berbeda di Indonesia menyebabkan dilakukan banyak percobaaan untuk melihat jenis atau bahan biochar yang cocok dengan jenis tanah yang berbeda tersebut. Banyak penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya hasil atau respon beberapa jenis tanah terhadap bahan biochar yang diberikan. Namun, belum semua jenis tanah di Indonesia telah dilakukan uji coba terhadap penggunaan biochar karena beberapa sifat dan karakteristik tanah yang tidak layak untuk digunakan sebagai lahan pertanian pertanian. Artikel ini berusaha menjabarkan kembali beberapa fakta penelitian terdahulu tentang penggunaan biochar dengan beragam bahan sebagai agen perbaikan kualitas tanah untuk meningkatkan produktivitas pertanian.2024-01-15T09:56:27+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/72353Produksi Bersih Industri Mikro Keripik Singkong2024-01-15T09:56:27+00:00Novia Nurjanahd1051201013@student.untan.ac.idShalsyabilla Putri Partikad1051201005@student.untan.ac.idIsna Aprianiisnaapriani@teknik.untan.ac.id<div class="WordSection1"><p><em>Keripik adalah makanan yang digoreng dari suatu bahan pangan tertentu yang diiris tipis, Keberadaan industri ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, juga menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan. Upaya yang dapat dilakukan agar tercipta pengelolaan lingkungan yang baik yaitu dengan penerapan produksi bersih. Sistem produksi diterapkan dengan menjalankan pengurangan bahan baku, air dan energi yang digunakan, terdapat penanganan limbah industri serta minimum jumlah limbah padat dan limbah cair. Penelitian dalam penerapan produksi bersih di industri rumahan di Industri Keripik Singkong Aisyah. Penelitian dilakukan menggunakan field research (penelitian lapangan). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi</em><em>dan menentukan alternatif terbaik peluang produksi bersih di industri keripik singkong. Proses produksi di Industri Keripik Singkong Aisyah melalui tahapan pemilihan bahan baku, pengupasan, pencucian, pemotongan singkong, perendaman, penggorengan, pengeringan, penambahan rasa, dan pengemasan. Rekomendasi penerapan produksi bersih pada Industri Keripik Singkong Aisyah yaitu pemilihan bahan baku, pemasangan KWh meter di tempat produksi dan penggunaan DME sebagai ganti gas LPG. Rekomendasi teknologi minimasi limbah pada Industri Keripik Singkong Aisyah yaitu pembuatan alternatif kertas limbah kulit singkong, pembuatan sabun cuci tangan dari minyak jelantah, pembuatan tas anyaman plastik dan pengolahan limbah cair singkong dengan kombinasi filtrasi dan fitoremediasi.</em></p></div><p> </p><p> </p>2024-01-15T09:56:27+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basahhttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmtluntan/article/view/74581Kajian Dampak Penambangan Pasir Terhadap Kualitas Air Sungai Untuk Irigasi di Indonesia2024-01-15T09:56:28+00:00Sahidatun Fahimasahidatunfhm@gmail.comJeane Claudea Tanjungjeaneclaudeatanjung@mail.ugm.ac.idAzka Sinatryaazkasinatrya@gmail.comIndah Retno Wulanindahretnowulan@mail.ugm.ac.idNgadisih Ngadisihngadisih@ugm.ac.idPrieskarinda Lestariprieskarindalestari@ugm.ac.id<p>The high demand for sand as a material is in line with the increase in sand mining activities. The main sand mining location commonly takes place in rivers. Even though rivers are also used as the main source for agricultural irrigation. The sand mining activities could affect river water quality, which could also impact irrigation on plant growth and crop yields. This review aimed to analyze the impact of sand mining in several locations in Indonesia on river water quality for irrigation. The data collection method was carried out by searching for articles according to the topic on Google Scholar using several predetermined keywords. Analysis and review were carried out through several stages and 6 articles were obtained according to the topic. Sand mining activities in rivers are frequently carried out using manual and mechanical techniques. The use of manual techniques in mining can have an impact on river morphology as well as the physical and chemical quality of river water. Mechanical techniques have a greater impact on changes in river water quality, where most mining is carried out using manual techniques. Therefore, the sand mining with mechanical techniques, especially using excavators, can have a higher impact on the quality of river water for irrigation.</p><strong><em><br /></em></strong>2024-01-15T09:56:28+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah