PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN WISATA BUKIT KELAM KABUPATEN SINTANG
Abstract
ABSTRAK
Bukit Kelam sebagai salah satu tempat wisata yang diminati masyarakat, baik dalam daerah Kabupaten Sintang maupun dari luar Kabupaten, yang diperkirakan semakin tahun semakin meningkat pengunjungnya.Peningkatan ini tentu saja dapat meningkatkan jumlah sampah yang dihasilkan dari setiap aktivitas pengunjung dan pedagang yang ada di kawasan wisata Bukit Kelam. Penanganan sampah di kawasan wisata Bukit Kelam untuk saat ini masih menggunakan cara lama yaitu sampah dikumpulkan ke tempat pengumpulan sementara (semacam TPS) kemudian dibakar. Tujuan perencanaan ini yaitu untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan oleh aktivitas di kawasan wisata Bukit Kelam dan untuk merencanakan sistem pengelolaan sampah terpadu di kawasan wisata Bukit Kelam.Metode penelitian untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah dilakukan pada saat jumlah pengunjung tertinggi tanggal 25 Desember 2013 dan 1 Januari 2014. Titik pengambilan sampel terdiri dari 8 titik yaitu warung (3 buah), gedung serbaguna (1 buah) , taman bermain (1 buah), dan air terjun (3buah). Perencanaan sistem pengelolaan sampah di kawasan wisata Bukit Kelam meliputi aspek teknis operasional, aspek pembiayaan dan aspek peran serta masyarakat. Aspek teknis operasional yaitu perencanaan perwadahan, pengumpulan dan pengangkutan.Total jumlah timbulan sampah organik dan sampah anorganik rata-rata di kawasan wisata Bukit Kelam yaitu 0,25 m3/hari dengan komposisi sampah organik 0,12 m3/hari (48,13%), plastik bekas 0,24 m3/hari (10,16%), botol minuman 0,96 m3/hari (41,18%) dan botol kaca 1,14 m3/hari (48,66%). Perwadahan komunal yang disediakan sebanyak 19 buah yang tersebar di beberapa tempat, pengumpulan yang dilakukan yaitu menggunakan pola pengumpulan tidak langsung dimana sampah yang berasal dari wadah individual dikumpulkan di wadah komunal oleh pedagang dan pengunjung, pengangkutan yang dilakukan menggunakan keranjang gendong dengan kapasitas 0,25 m3 sebanyak 2 buah keranjang gendong. Perencanaan TPST terdiri 3 bangunan yaitu pos jaga dengan luas lahan 4 m2 dan jumlah karyawan 1 orang; rumah kompos (tempat pemilahan, pencacahan, pengayakan, area pematangan, gudang) dengan luas 103,66 m2 dengan jumlah karyawan 4 orang; dan ruang administrasi dengan luas lahan 9 m2 dan jumlah karyawan 2 orang. Biaya investasi pembangunan TPST yaitu Rp.627.833.000,- sedangkan biaya hasil penjualan pengolahan sampah dan retribusi pengunjung, pedagang dan APBD yaitu Rp.451.200.000,- perbulan dan biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp.24.912.000,- perbulan.
Katakunci :sistem pengelolaan sampah, tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), prinsip 3R
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.26418/jtllb.v2i1.6623
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.