HUBUNGAN DERAJAT OBSTRUKSI PARU DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK DI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK
Abstract
Latar belakang: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah kondisi
kronis suatu penyakit yang menyebabkan kecacatan dan kematian.
Kualitas hidup penderita PPOK merupakan ukuran penting yang dinilai
karena berhubungan dengan keadaan sesak yang akan menyulitkan
penderita melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari atau terganggu status
fungsionalnya seperti merawat diri, mobilitas, makan, berpakaian dan
aktivitas rumah tangga. Tujuan: Untuk mengetahui karakterisik dan
hubungan derajat obstruksi paru terhadap kualitas hidup penderita PPOK
di Poliklinik Paru RSUD dr. Soedarso. Metodologi: Penelitian ini
menggunakan desain studi analitik observasional dengan pendekatan
waktu cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 51 orang. Pengumpulan data diambil dari hasil diagnosis,
rekam medis, wawancara, kuesioner dan pemeriksaan spirometri. Data
dianalisis menggunakan uji Spearman. Hasil: Kelompok usia terbanyak
adalah 51- 60 tahun (41,2%), jenis kelamin laki – laki (92,2%), pensiunan
(25,5%), SMA (33,3%), adanya riwayat merokok (84,3%), 21 pasien
(41,2%) mengalami derajat obstruksi paru berat dan 29 pasien (56,9%)
mengalami kualitas hidup yang buruk. Terdapat hubungan yang bermakna
antara derajat obstruksi paru dengan kualitas hidup (p = 0,000) dengan
koefisien korelasi sedang (r = 0,589). Kesimpulan: Derajat obstruksi paru
yang berat secara bermakna positif menyebabkan kualitas hidup yang
buruk.
Kata kunci: PPOK, derajat obstruksi paru, kualitas hidup
kronis suatu penyakit yang menyebabkan kecacatan dan kematian.
Kualitas hidup penderita PPOK merupakan ukuran penting yang dinilai
karena berhubungan dengan keadaan sesak yang akan menyulitkan
penderita melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari atau terganggu status
fungsionalnya seperti merawat diri, mobilitas, makan, berpakaian dan
aktivitas rumah tangga. Tujuan: Untuk mengetahui karakterisik dan
hubungan derajat obstruksi paru terhadap kualitas hidup penderita PPOK
di Poliklinik Paru RSUD dr. Soedarso. Metodologi: Penelitian ini
menggunakan desain studi analitik observasional dengan pendekatan
waktu cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 51 orang. Pengumpulan data diambil dari hasil diagnosis,
rekam medis, wawancara, kuesioner dan pemeriksaan spirometri. Data
dianalisis menggunakan uji Spearman. Hasil: Kelompok usia terbanyak
adalah 51- 60 tahun (41,2%), jenis kelamin laki – laki (92,2%), pensiunan
(25,5%), SMA (33,3%), adanya riwayat merokok (84,3%), 21 pasien
(41,2%) mengalami derajat obstruksi paru berat dan 29 pasien (56,9%)
mengalami kualitas hidup yang buruk. Terdapat hubungan yang bermakna
antara derajat obstruksi paru dengan kualitas hidup (p = 0,000) dengan
koefisien korelasi sedang (r = 0,589). Kesimpulan: Derajat obstruksi paru
yang berat secara bermakna positif menyebabkan kualitas hidup yang
buruk.
Kata kunci: PPOK, derajat obstruksi paru, kualitas hidup
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.