EFEK INFUSA DAUN MANGGA BACANG (Mangifera foetida L.)SEBAGAI ANTI MIKROBA TERHADAP BAKTERI ENTERIK (famili Enterobacteriaceae) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)GALUR Sprague-Dawley DENGAN KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP)
Abstract
Intisari
Latar Belakang: Kekurangan energi protein (KEP) dapat menyebabkan peningkatan
angka kematian melalui komplikasi diare akut. Diare akut pada KEP sering
disebabkan oleh infeksi bakteri enterik yang dipicu oleh peningkatan kolonisasi
bakteri enterik disaluran pencernaan. Tanaman mangga bacang (Mangifera foetida
L.) memiliki kandungan metabolit sekunder berupa steroid/triterpenoid, flavonoid,
fenol, dan saponin yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram negatif
penyebab gangguan saluran pencernaan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi daun mangga bacang sebagai agen anti mikroba pada bakteri
enterik yang terdapat pada tikus Sprague dawley dengan KEP dengan menentukan
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM), dan
jumlah koloni bakteri. Metodologi: Penelitian menggunakan tikus Sprague-Dawley
yang dikondisikan malnutrisi selama 7 hari. Isolasi bakteri enterik dilakukan dengan
metode usap rektal. Infusa daun mangga bacang dibuat dalam variasi konsentrasi
dosis 15, 30, 60 dan 120 mg/ml. Infusa yang diperoleh dilakukan uji fitokimia dan uji
aktivitas antibakteri dengan metode uji tabung, metode tabung dilusi dan metode
tuang (pour plate) terhadap bakteri enterik yang diisolasi dari spesimen usap rektal.
Hasil: Bakteri yang diisolasi dari spesimen usap rektal tikus Sprague-Dawley adalah
Escherichia coli. Kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada infusa daun
mangga bacang yaitu alkaloid, fenol, flavonoid, saponin, dan tanin. KHM dan KBM
infusa daun mangga bacang tidak dapat ditentukan. Infusa daun mangga bacang
pada dosis 15 mg/ml (p=0,035), 30 mg/ml (p=0,001), 60 mg/ml (p<0,001) dan 120
mg/ml (p<0,001) memiliki aktivitas anti bakteri dengan dosis efektif pada 120 mg/ml
(p<0,001). Kesimpulan: Infusa daun mangga bacang memiliki aktivitas antibakteri
terhadap anggota famili bakteri enterik yaitu Escherichia coli.
Latar Belakang: Kekurangan energi protein (KEP) dapat menyebabkan peningkatan
angka kematian melalui komplikasi diare akut. Diare akut pada KEP sering
disebabkan oleh infeksi bakteri enterik yang dipicu oleh peningkatan kolonisasi
bakteri enterik disaluran pencernaan. Tanaman mangga bacang (Mangifera foetida
L.) memiliki kandungan metabolit sekunder berupa steroid/triterpenoid, flavonoid,
fenol, dan saponin yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram negatif
penyebab gangguan saluran pencernaan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi daun mangga bacang sebagai agen anti mikroba pada bakteri
enterik yang terdapat pada tikus Sprague dawley dengan KEP dengan menentukan
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM), dan
jumlah koloni bakteri. Metodologi: Penelitian menggunakan tikus Sprague-Dawley
yang dikondisikan malnutrisi selama 7 hari. Isolasi bakteri enterik dilakukan dengan
metode usap rektal. Infusa daun mangga bacang dibuat dalam variasi konsentrasi
dosis 15, 30, 60 dan 120 mg/ml. Infusa yang diperoleh dilakukan uji fitokimia dan uji
aktivitas antibakteri dengan metode uji tabung, metode tabung dilusi dan metode
tuang (pour plate) terhadap bakteri enterik yang diisolasi dari spesimen usap rektal.
Hasil: Bakteri yang diisolasi dari spesimen usap rektal tikus Sprague-Dawley adalah
Escherichia coli. Kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada infusa daun
mangga bacang yaitu alkaloid, fenol, flavonoid, saponin, dan tanin. KHM dan KBM
infusa daun mangga bacang tidak dapat ditentukan. Infusa daun mangga bacang
pada dosis 15 mg/ml (p=0,035), 30 mg/ml (p=0,001), 60 mg/ml (p<0,001) dan 120
mg/ml (p<0,001) memiliki aktivitas anti bakteri dengan dosis efektif pada 120 mg/ml
(p<0,001). Kesimpulan: Infusa daun mangga bacang memiliki aktivitas antibakteri
terhadap anggota famili bakteri enterik yaitu Escherichia coli.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.